Benteng Kedung Cowek Surabaya : Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Share this :

Roode Brug Soerabaia, komunitas kesejarahan Kota Surabaya, menggelar upacara bendera dan pementasan drama teatrikal dengan mengusung tema “Pertempuran Benteng Kedung Cowek” sebagai pemuncak acara dalam rangka turut memperingati Hari Pahlawan 10 November di Benteng Kedung Cowek Surabaya. Sebelum pementasan drama teatrikal diawali lebih dulu dengan upacara bendera, Minggu (14/11/2021).

Dengan menyandang julukan Kota Pahlawan, Surabaya memiliki jejak-jejak pertempuran 10 November 1945. Satu di antaranya yakni di Benteng Kedung Cowek. Pada 10 November 1945 merupakan saksi sejarah peristiwa pertempuran ‘Arek-Arek Suroboyo’ melawan tentara Inggris demi mempertahankan kemerdekaan. Demi mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Upacara bendera & adegan awal pertempuran

Benteng ini di atas lahan seluas sekitar 71.876 meter persegi, berada di sebelah timur Jembatan Suramadu. Kompleks tersebut dalam teritorial wilayah Kodim 0831/Surabaya Timur. Sedangkan bangunan yang memenuhi kriteria sebagai BCB sebanyak 11 bangunan, mencakup total luas 1925.44 meter persegi. Kesebelas bangunan itulah yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan SK Wali Kota Surabaya Nomor: 188.45/261/ 36.1.2/2019 tanggal 31 Oktober 2019.

Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia, menuturkan bahwa tujuan utama turut memperingati Hari Pahlawan 10 November, khususnya pementasan drama teatrikal, yakni mengenalkan peristiwa sejarah di masa lampau yang terjadi di Benteng Kedung Cowek. Menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme, khususnya bagi para generasi muda. Di samping turut serta menjaga dan melestarikan areal benteng Kedung cowek sebagai saksi bisu peristiwa sejaran pertempuran 10 November 1945.

“Dengan pementasan drama teatrikal generasi muda akan mendapatkan gambaran tentang bagaimana pertempuran Kedung Cowek pada 10 November 1945 itu terjadi. Diharapkan mereka tumbuh rasa nasionalisme dan patriotisme,” tutur Satrio Sudarso usai pementasan drama teatrikal, Minggu (14/11/2021).

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Inggris menyebar ultimatum, Arek-Arek Soroboyo marah dan melawan

Tentang Benteng Kedung Cowek Surabaya

Sebagaimana dituturkan Ady Setyawan, pegiat sejarah pertempuran, pendiri Komunitas Roode Brug Soerabaia, kepada Nationalgeographic.co.id bahwa Belanda pernah membangun sejumlah benteng atau baterai pesisir sebagai sistem pertahanan di sepanjang pantai Surabaya. Benteng yang berlokasi di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, itu satu-satunya benteng buatan Belanda yang kini masih tersisa di Surabaya, sedangkan benteng-benteng Belanda yang lain sudah hancur.

Lebih lanjut Ady menjelaskan, nilai sejarah benteng ini sangat tinggi, bukan hanya sejarah nasional Indonesia. Ada empat bangsa yang terlibat dengan benteng Kedung Cowek. Belanda sebagai pembangun, kemudian Jepang juga sempat menduduki benteng itu. Bangsa Indonesia jelas menggunakannya untuk berperang. Selanjutnya, Inggris sebagai pihak yang menyerbu. Inggris pun memasukkan ke dalam arsip mereka tentang pertempuran yang dahsyat di benteng itu.

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Pecah pertempuran 10 November 1945 di Benteng Kedung Cowek

Berdasarkan lembar cetak biru (blue print) yang diperoleh dari Arsip Nasional Belanda dan catatan dari sejumlah surat kabar, lanjut Ady, proyek pembangunan Benteng Kedung Cowek dibangun pada awal abad ke-20. Pada 30 April 1900, cetak biru pembangunan Benteng Kedung Cowek ditandatangani oleh De Kapitein der Genie di Batavia. Benteng tersebut dinamakan sebagai “Kustbatterij Kedoeng-Tjowek” atau baterai pesisir Kedung Cowek.

“Kustbatterij Kedoeng-Tjowek atau baterai pesisir Kedung Cowek itu merupakan satu dari rangkaian pertahanan pantai di Surabaya. Adapun baterai adalah kesatuan yang terdiri atas beberapa meriam besar dan tentara yang bertugas,” lanjutnya.

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Tim kesehatan bergerak menutup jenasah pahlawan dengan Bendera Merah Putih

Masih menurut Ady, surat kabar De Locomotief pada 30 Maret 1900 melaporkan penunjukkan Kapten Zeni Proper sebagai penanggung jawab pembangunan benteng tersebut. Secara berkala, kemudian beberapa surat kabar lain juga kerap memberitakan perkembangan pembangunan benteng itu. Pada 29 November 1901, De Sumatra Post melaporkan bahwa Kustbatterij Kedoeng-Tjowek sudah mulai tampak bentuknya, diperkirakan selesai Februari, dana sebesar lima juta gulden disiapkan untuk pengadaan meriam-meriam artileri.

Kemudian, arsip surat kabar Soerabaiaisch Handelsblad pada 15 Juli 1902, menuliskan: “Hari ini tiga meriam pantai berkaliber 150 milimeter diturunkan dan dipasang di baterai pesisir Kedung Cowek.” Seperti diberitakan Soerabaiaisch Handelsblad, pemugaran Benteng Kedung Cowek dengan konstruksi beton dimulai pada akhir 1903. Alasannya, konstruksi lama kurang kuat untuk menahan serangan artileri laut paling baru. Dipugar sebagian sehingga masih menyisakan sebagian konstruksi lama, pungkas Ady Setyawan.

: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
: Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek”
Usai drama teatrikal penghormatan kepada pahlawan dan foto bersama

You may also like

2 thoughts on “Benteng Kedung Cowek Surabaya : Roode Brug Soerabaia Pentaskan Drama Teatrikal “Pertempuran Benteng Kedung Cowek””

  1. Benteng kedung cowek punya sejarah heroik ,dan cafar budaya ini cocok untuk destinasi untuk perancang domestik atau dari luar kota bahkan turis manca negara. Semoga setelah ulasan panuenengan ,secara eksposisi membuat banyak orang menjadi penasaran.

    1. Mas Santoso A.,

      Semoga seperti yang Panjenengan harapkan. Saat Roode Brug Soerabaya adakan upacara dan gelas drama teatrikal “Pertemputan Benteng Kedung Cowek”, Minggu (14/11/2021) lalu dihadiri dua orang pemerhati sejarah dari Belanda. Mereka meliput jalannya kegiatan.
      Matur suwun atas apresiasi Panjenengan.
      Tetap sehat-sehat selalu….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *