Roode Brug Sorabaia Dukung Drama Kolosal Memperingati Hari Bela Negara Ke-75 Tahun 2023
Unjuk pagelaran drama kolosal bertajuk “Sumpah Merdeka atau Mati!” yang didukung oleh 300 pemain dari berbagai komunitas seperti Surabaya Juang, Roode Brug Soerabaia, dan komunitas lainnya dalam rangka memperingati Hari Bela Negara Ke-75 Tahun 2023 yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan upacara bendera di Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/12/2023) pagi.
Drama kolosal ini secara apik dimainkan oleh masing-masing pemeran yang mengisahkan perjuangan heroik Arek-Arek Suroboyo dan rakyat Jawa Timur yang bersatu untuk berjuang dalam masa peperangan 10 November 1945 guna membela dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Di hadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, jajaran Prokopimda Jawa Timur, anggota DPRD Jawa Timur, para tamu undangan, dan seluruh peserta upacara, dengan menyuguhkan ekspresi dan penampilan yang epik serta dramatik para pemain yang mayoritas terdiri atas pelajar dan anggota berbagai sanggar tari di Kota Surabaya mampu memukau perhatian hadirin.
Drama kolosal besutan Heri Lentho dan pelatih Satrio Sudarso, kisah cerita berawal dari datangnya Pasukan Sekutu ke Tanah Air yang misinya adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang dan penyelamatan warga Erapa di Indonesia, sembari mengembalikan wilayah Indonesia kepada bangsa Belanda. Kehadiran pasukan pasca Perang Dunia II itu ditentang oleh para pemuda dan tokoh-tokoh bangsa.
Tepatnya pada tanggal 9 November 1945, seluruh warga Surabaya mendapat ultimatum melalui selebaran untuk menyerahkan semua senjata. Akibat ultimatum tersebut, pada sore harinya setelah Fatwa Jihad kedua oleh K.H. Hasyim Asy’ari, para pemuda dan laskar rakyat Se Jawa Timur berkumpul dan bersumpah “Merdeka Atau Mati!” di Jalan Pregolan 4 Surabaya.
Berangkat dengan bermodalkan keyakinan, tekat, dan semangat yang kuat demi membela bangsa dan negara, pada tanggal 10 November 1945 semua pemuda, Arek-Arek Suroboyo dan rakyat Jawa Timur bersatu untuk melawan pasukan Sekutu hingga titik darah penghabisan. Akibatnya, banyak para pemuda dan para pejuang yang gugur sebagai pahlawan bangsa.
“Dengan pementasan drama kolosal “Sumpah Merdeka atau Mati!” pada peringatan Hari Bela Negara Ke-75, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk mengenang dan menghargai nilai-nilai kepahlawanan demi masa depan yang lebih baik. Di samping itu, juga memberikan sebuah pengalaman yang menggugah hati sehingga lebih mencintai tanah air, dan membangkitkan rasa nasionalisme yang tinggi,” tutur Heri Lentho usai pementasan drama kolosal.
Pementasan drama kolosal “Sumpah Merdeka atau Mati” pada peringatan Hari Bela Negara Ke-75 tersebut, naskah dan sutradara digarap oleh Heri Lentho. Para pelatih melibatkan Satrio Sudarso (Roode Brug Soerabaia), ZR Farida, Ayu, Gepeng, Sobirin, dan Jindan. Sedangkan pembina yakni Dini Ariati, dan Pritta Kartika.
Para pemain berasal dari kolaborasi Komunitas Kebangsaan Surabaya Juang, Komunitas Roode Brug Soerabaia, Komunitas Sepeda Onthel SENOPATI Surabaya, Higayon Singers, Pritta Kartika, SMA Kristen ST Louis 1 Surabaya, SMA Negeri 21 Surabaya, SMA Negeri 15 Surabaya, SMP Negeri 22 Surabaya, Goong Prada Surabaya. ZR Dance, Lab Remo, dan Sanggar Tirta Kusuma Surabaya.
Penggalan Cerita dari Mata Lensa
Peringatan Hari Bela Negara Ke-75
Selasa, 19 Desember 2023
Cerita Lain dari Mata Lensa
