Bertepatan Hari Pahlawan Nasional 2024, tanggal 10 November, Roode Brug Soerabaia merayakan ulang tahun ke-14. Komunitas ini didirikan pada tanggal 10 November 2010. Hadir dalam rangka syukuran ulang tahun, selain founder, pembina, jajaran pengurus dan anggota, juga Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Tahuna – Kepulauan Sangihe, Kolonel Laut (P) Surya A. Muryanto, CTMP., CHRMP.
Roode Brug Soerabaia telah konsisten dan berfokus pada upaya menggugah dan merawat memori kolektif masyarakat mengenai Pertempuran Surabaya 1945. Sejak didirikan, komunitas ini telah banyak berkiprah dalam mengedukasi masyarakat, khususnya kaum muda dan pelajar, agar memahami dan menghargai sejarah lokal mereka. Tak sebatas Kota Surabaya, pun telah menjangkau wilayah luar kota, membentuk jaringan edukasi sejarah yang lebih luas.
Kolonel Laut (P) Surya A. Muryanto, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga kepada Roode Brug Soerabaia atas kiprahnya menggugah memori kolektif masyarakat, yaitu ingatan bersama yang diwariskan turun-temurun yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Surabaya. Mengingat peristiwa heroik seperti Pertempuran Surabaya bukan sekadar soal mengenang masa lalu, namun juga soal merawat kebanggaan dan identitas kota.
“Dengan mengenal sejarah kotanya, masyarakat, terutama generasi muda, diharapkan akan lebih mencintai, menjaga, dan bangga terhadap kotanya,” tutur Kolonel Laut (P) Surya A. Muryanto, Minggu (10/11/2024) malam di kediaman Pembina Roode Brug Soerabaia, Sylvi Mutiara.
Mengenal, mencinta, dan menjaga kota bahkan negrinya tidak bisa tumbuh tanpa pemahaman yang mendalam akan sejarah dan nilai-nilai yang diwariskan. Menghidupkan memori kolektif tentang peristiwa heroik ini adalah upaya tulus Roode Brug Soerabaia untuk membuat masyarakat Surabaya merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kotanya, tambah Kolonel Laut (P) Surya A. Muryanto.
“Ketika masyarakat memahami bahwa Surabaya dibangun di atas semangat juang dan keberanian, mereka diharapkan lebih peduli pada pelestarian budaya, menjaga situs-situs bersejarah, dan bahkan berimbas tergerak untuk berkontribusi secara aktif dalam kegiatan sosial di kota mereka,” pungkas Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Tahuna – Kepulauan Sangihe.
Sementara Ady Setyawan, Founder Roode Brug Soerabaia, mengatakan bahwa meski dalam perjalanannya, komunitas ini menghadapi berbagai tantangan, namun dia berharap Roode Brug Soerabaia tetap terus melangkah maju dengan tujuan utama. Yakni, mengedukasi dan menginspirasi masyarakat dalam merawat nilai luhur perjuangan yang diwariskan para pejuang.
“Mengedukasi dan menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, yang acap kali lebih akrab dengan teknologi modern daripada mengenal sejarah lokal dan warisan heroik kotanya, perlu pendekatan yang menarik. Pertempuran Surabaya adalah kisah nyata tentang keberanian melawan ketidakadilan. Banyak pejuang lokal, termasuk tokoh ikonik Bung Tomo, menjadi inspirasi bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan,” tambah penulis buku Kesaksian di Garis Depan.
Pada kesempatan yang sama, Satrio Sudarso, menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan edukasinya, Roode Brug Soerabaia menawarkan beragam model yang dirancang untuk membuat sejarah terasa nyata dan relevan bagi masyarakat modern, terutama para pelajar dan kaum muda yang cenderung lebih menggauli teknologi dan media sosial ketimbang cerita masa lalu terkait sejarah perjuangan.
Beberapa model yang diterapkan untuk edukasi dan menginspirasi masyarakat, lanjut Satrio Sudarso, di antaranya aktif mengadakan aksi teatrikal yang merekonstruksi peristiwa-peristiwa heroik Pertempuran Surabaya 1945, bekerja sama dengan Disbudporapar Pemkot Surabaya maupun kerja sama dengan pihak-pihak lain.
“Termasuk agenda tahunan “Parade Surabaya Juang (PSJ)”. PSJ 2024 yang sudah masuk agenda KEN (Kharisma Even Nusantara), berkolaborasi bersama Surabaya Juang, Roode Brug Soerabaia sebagai sutradara Drama Teatrikal SURABAYA INFERNO, Pertempuran Alun-Alun Contong, dan Sumpah Pregolan MERDEKA atau MATI,” lanjutnya.
Di samping itu, mengadakan tur sejarah yang membawa peserta mengunjungi tempat-tempat penting terkait peristiwa Pertempuran Surabaya. Juga mengadakan diskusi dan seminar yang menghadirkan pakar sejarah, atau saksi hidup yang bisa memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang sejarah Surabaya dan peristiwa heroik Pertempuran 10 November 1945,” pungkas Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
*
Lebih dari sekadar mengenang sejarah, berharap generasi muda dapat mengambil inspirasi dari keberanian dan semangat juang generasi sebelumnya dalam menghadapi tantangan masa kini. Pun agar nilai-nilai perjuangan ini hidup dalam tindakan dan perilaku sehari-hari mereka, sehingga memiliki rasa tanggung jawab dan cinta terhadap kota serta bangsa dan negara. (alisson.id).
Biarkan Foto Bicara
Syukuran Ulang Tahun Roode Brug Soerabaia Ke-14