Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Share this :

Menutup bulan Februari ini (28/2/2021) sengaja tidak melakukan aktivitas olahraga, baik bersepeda atau jalan kaki pagi hari. Setelah kemarin bersepeda, hari ini coba simpan tenaga untuk menemani ‘anak lanang’ memancing di Monstero Fishing Park Lingkar Timur Sidoarjo.

Sambil duduk-duduk di pinggir kolam, berteduh di bawah pohon bintaro, desiran angin lumayan dapat mengusir suasana gerah. Hampir satu jam menunggu umpan di mata kailnya belum disapa ikan rasanya cukup membuat penasaran.

Ini kali kedua saya menemani ‘anak lanang‘ memancing, yang pertama akhir bulan lalu. Lantaran bisa menarik dan mengangkat ikan genghis khan berbobot 35 kg dan ikan redtail catfish berbobot 25 kg, dan sejumlah ikan sejenis bawal itu yang menjadikan dia ingin kembali memancing.

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Gaya dan ekspresi para pemancing

Memancing salah satu aktivitas untuk menangkap hewan yang hidup di air. Ikan adalah hewan air yang menjadi sasaran untuk dipancing. Memancing butuh sejumlah peralatan pancing, seperti joran atau tongkat pancing beserta kelengkapannya, benang, mata kail, dan modal.

Di samping itu, untuk dapat menangkap ikan tersebut diperlukan berbagai umpan sesuai spesifikasi atau karakteristik ikan. Umpan tersebut berupa makanan kesukaan ikan yang dipasangkan pada mata kail. Ikan genghis khan (hiu air tawar), spatula (aligator fish), redtail catfish (lele raksasa asal Amazon), dan red belly pacu (sejenis ikan bawal) umpannya cenderung berbeda.

Nah, ternyata umpan adalah bagian sangat penting agar bisa menangkap ikan. Meski ikan tidak punya pikiran, namun ia dapat merasakan aroma umpan sesuai seleranya. Ikan tidak akan mau memakan umpan di mata kail seorang pemancing bila aroma umpan tak mampu memberikan daya tarik.

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Pelangi di ambang senja di atas Monstero Fishing Park

Filosofi Memancing

Memancing, tampaknya sebuah kata bermakna sederhana. Namun, jika mau menggali lebih dalam ada pembelajaran yang bisa diperik. Memancing memerlukan pengetahuan, usaha, kesabaran, dan keterampilan tertentu. Itu yang mesti dimiliki setiap pemancing.

Ketika mata kail yang sudah dipasang umpan dilempar ke tengah kolam dengan mengayunkan joran sekuatnya. Kemudian pemancing akan menunggu dengan sabar hingga ikan mau menyantap atau makan umpan dan mulutnya kecantol atau tersangkut pada mata kail.

Kiranya tak cukup hanya sampai di situ saja. Untuk mendapatkan ikan juga diperlukan pengetahuan dan keahlian mennggulung senar ketika umpan dimakan ikan. Terlalu cepat atau terlambat menggulung senar juga berpengaruh keberhasilan mengangkat ikan ke tepi kolam.

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Bryan (11) sedang menarik joran saat mata pancingnya disambar ikan

Meski sudah bermodal pengetahuan, keterampilan dan usaha dengan maksimal, namun terkadang tidak selalu berhasil mengangkat ikan. Umpan habis dimakan ikan, namun ikan bisa melepaskan diri dari tajamnya mata kail.

Siapa yang bisa menduga di kedalaman kolam, sungai, bahkan laut, ikan apa yang bakal menyantap umpan di mata kail sang pemancing. Jawabannya sudah tentu, tak ada yang tahu.

Alur kehidupan pun filosofisnya tak ubahnya seperti memancing. Ketika mengais rezeki, atau meraih kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari tak selamanya mulus. Jenis apa pun profesi yang digeluti, mesti memerlukan sarana, fasilitas dan modal.

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Memancing tak hanya hobi kaum lelaki, kaum hawa pun menggeluti hobi ini

Kiranya yang tak kalah penting adalah modal ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang profesi yang digeluti. Dan itu semua bermuara pada kesabaran, ketelatenan, dan ketekunan dalam mengawal profesi tersebut.

Dalam kenyataan sudah banyak berkorban modal, waktu, tenaga dan pikiran, tetapi apa yang diusahakan belum membuahkan hasil sesuai yang didamkan. Apa yang digadang-gadang kadang justru membuat kekecewaan. Itulah hidup.

Perjalanan hidup itu bagai filosofi memancing. Untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan seorang perlu melengkapi diri dengan sarana, fasilitas, modal, pengetahuan dan keterampilan tentang profesi yang digeluti serta kesabaran tinggi ketika menyongsong datangnya keberhasilan.

Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan
Salah satu spot di Monstero Fishing Park

Merenung di Monstero Fishing Park
28/2/2021

You may also like

2 thoughts on “Filosofi Kehidupan bagai Memancing Ikan”

Leave a Reply to Ali Muchson Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *