Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat

Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat
Share this :

Sebagian warga di kanan kiri tempat saya tinggal, tampak sibuk mempersiapkan Lebaran Ketupat, atau lebih dikenal masyarakat dengan menyebutnya Bakda Kupat. Sejak kemarin, mereka terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda atau disebut ā€˜janurā€™. Bakda Kupat merupakan simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa. Kupat adalah akronim dari ngaku lepat, atau mengakui kesalahan.

Lebaran Ketupat ini berawal dari Wali Sanga, yakni Sunan Kalijaga, yang memperkenalkan kepada masyarakat Jawa. Lebaran Ketupat atau Bakda Ketupat, ada yang menyebut dengan Bakda Kupat, dirayakan pada satu minggu setelah Idul Fitri, yakni pada tanggal 7 Syawal setelah melaksanakan puasa sunnah selama enam hari. Tahun ini, Lebaran Ketupat jatuh pada Sabtu (29/4/2023).

Simbolisasi ini digunakan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Jawa yang pada waktu itu masih banyak orang terpengaruh dengan adat budaya setempat. Asimilasi budaya dan keyakinan tersebut mampu mengantarkan syiar Islam. Bakda Lebaran (Idulfitri) dan Bakda Kupat sebagai momentum yang tepat saling berbagi kepada sesama, mengakui kesalahan dan saling meminta maaf.

Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat
Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat

Lebaran, Ketupat, Lepet, dan Janur

Dilansir dari www.nu.or.id, kata lebaran, ketupat, lepet, dan janur memunculkan pengertian masing-masing, di antaranya sebagai berikut :

Lebaran

Selain kata lebaran muncul istilah lain, yaitu luberan, leburan, dan laburan. Lebaran, bermakna usai dari kata lebar atau bubar (Jw), menandakan berakhirnya waktu puasa. Bisa juga berasal dari kata lebar (bahasa Indonesia) yang disambungmaknakan sebagai lebarnya pintu ampunan. Luberan, berarti meluber atau melimpah, menjadi simbol ajaran bersedekah. Zakat fitrah menjelang Idulfitri, selain menjadi ritual wajib bagi Muslim, juga sebagai wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan. Kata ini memiliki makna habis dan melebur. Maksudnya, pada momentum lebaran, dosa dan kesahalan akan melebur dan habis karena setiap Muslim telah saling memaafkan. Sedangkan Laburan, istilah ini berasal dari kata labur dan/atau kapur. Kapur adalah bahan yang biasa digunakan untuk penjernih air dan pemutih dinding. Maksudnya, dengan keputihan kapur sebagai simbol agar manusia selalu menjaga hati yang putih, atau kesucian lahir dan batin.

Ketupat atau Kupat

Menurut filosofi Jawa, ketupat atau kupat memiliki, merupakan kependekan dari kalimat ngaku lepat (Jw), yang artinya mengakui kesalahan. Implementasi ngaku lepat biasanya ditandai dengan tradisi sungkeman yang dilakukan oleh orang Jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua dengan bersikap rendah hati, memohon ampunan, dan keikhlasan.

Bentuk ketupat mencerminkan kesempurnaan. Wujud kupat yang segi empat diibaratkan hati manusia. Ketia telah mengakui kesalahannya, hatinya semacam kupat yang dibelah, isinya putih bersih. Mengapa? Sebab hatinya telah dibungkus cahaya kebaikan. Ketupat biasanya dihidangkan dengan sayur yang bersantan. Ada pantun Jawa, Kupat santen, kulo lepat nyuwun ngapunten, yang artinya Saya salah mohon maaf.

Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat
Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat

Lepet

Kurang pas rasanya jika membahas ketupat, akan tetapi tidak dengan pasangannya, yakni lepet. Jajanan atau semacam kue yang berasal dari beras ketan yang dicampur kelapa yang diparut, yang di bungkus dengan janur. Lepet merupakan kependekan dari kata silep kang rapet. Kalimat tersebut yang artinya, mari kita kubur atau tutup rapat.

Setelah ngaku lepat, atau mengaku salah, lalu meminta maaf dan menutup kesalahan yang sudah dimaafkan. Artinya, jangan sampai kesalahan yang lalu diulangi lagi kesalahan yang sama, supaya persaudaraan dan/atau persahabatan tetap terus menjadi semakin erat, seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Janur

Janur adalah daun muda dari beberapa jenis palma besar, terutama kelapa, enau, dan rumbia. Janur biasa dipakai sejumlah suku di Nusantara sebagai alat kehidupan sehari-hari. Masyarakat suku Bali, Jawa, dan Sunda biasa memanfaatkan janur untuk berbagai keperluan, seperti ritual keagamaan, hajatan perkawinan, buat bungkus jajanan dan lain-lain.

Kata janur, terkait dengan kupat dan lepet, diambil dari bahasa Arab jaā€™a an-nur, yang artinya telah datang cahaya. Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan sejatine nur (cahaya). Secara metaforis dapat dipakai untuk merujuk sebagai keadaan suci manusia setelah mendapatkan cahaya kebaikan selama bulan Ramadan.

Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat Masih Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *