Museum Perjuangan Tionghoa & Jawa Melawan VOC Belanda 1740-1743
Selepas dari #blusukanedan di Benteng Van den Bosch di Kota Ngawi, perjalanan dilanjutkan menyisir dari Ngawi ke arah Cepu melewati kawasan hutan di daerah Bojonegoro belahan barat selatan. Lalu dari Cepu melalui jalur dalam, bukan jalur Pantura, langsung menuju Kota Rembang untuk singgah di Liem Heritage – The Hidden Treasure of Rembang, Jumat (27/6/2025).
Rembang adalah sebuah kota yang terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini dikenal dengan beberapa julukan seperti “The Cola of Java”, “Little Tiongkok”, dan “Kota Garam (Kompas.id, 18/5/2021). Sebutan tersebut lantaran potensi pertanian tebunya, keberadaan komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, dan produksi garamnya yang berkualitas.
Rembang memiliki sejarah panjang tentang akulturasi etnis Tionghoa dan Jawa, arsitektur dan barang- barang peninggalannya pun banyak ditemukan. Liem Heritage, salah satu peninggalan dari ratusan tahun lalu di Kecamatan Rembang. Peninggalan itu berupa rumah berarsitek Tionghoa kuno, yang disebut- sebut sebagai harta terpendam di Rembang atau The Hidden Treasure of Rembang.
Rumah ini terletak di kompleks Pecinan, masuk wilayah Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang. Tepatnya, lokasinya berada di Jalan Erlangga, atau di belakang Warung Sate Serepeh, yakni menu sate khas Rembang. Rumah itu dibangun oleh Kapiten atau Mayor Liem Tjay Sing pada sekitar tahun 1850 an.
Penggagas Liem Heritage, Udaya Halim, menceritakan bahwa bangunan yang kini dinamai Liem Heritage ini dulunya rumah yang terbengkalai selama 200 tahunan. Sehingga di lantai dua rumah itu menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar, dan tak salah jika Udaya Halim sempat menyebutnya ‘Omah Lowo’.
Pada saat Udaya Halim datang kali pertama ke lokasi rumah tersebut pada tahun 2017, rumah itu masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha. Fungsi rumah sebagai tempat peribadahan atau vihara umat Buddha itu sudah berlangsung lebih dari 50 tahun. Tempat peribadahan tersebut dikenal dengan nama Vihara Karuna Cattra.
Selang beberapa bulan, Udaya Halim mendapatkan lampu hijau untuk membelinya. Rumah tersebut ole Udaya Halim kemudian direstorasi, dan pelaksanaannya selama tujuh tahun. Restorasi tersebut bertujuan untuk mengembalikan kesan rumah ke masa-masa rumah masih memberikan kebanggaan masyarakat sekitar pada masanya dulu.
“Yang membuat rumah Liem Heritage ini adalah orang Jawa. Namun arsitekturnya percampuran Jawa dan Tionghoa,” pungkas pendiri Museum Benteng di Tangerang
Ketua PSL Chrisyandi Tri Kartika mengatakan babwa kegiatan dengan tagline #blusukanedan di Liem Heritage – The Hidden Treasure of Rembang, yakni blusukan sambil pepotoan demi turut mengulik dan mengabadikan hingga detail tentang bangunan cagar budaya. Pun bertujuan melihat dari dekat untuk memperoleh wawasan dan pengalaman baru bagi para anggota, yang semua adalah pemerhati bangunan kuno.
Liem Heritage, bangunan peninggalan berarsitek Tionghoa kuno yang masih megah hingga saat ini, dengan berbagai pernak-pernik koleksi di dalamnya yang memberi gambaran budaya masa lalu. Museum ini sangat layak sebagai sarana edukasi, tak hanya bagi masyarakat sekitar namun juga bagi masyarakat dari berbagai daerah Nusantara, bahkan mancanegara,” pungkas Pustakawan di Universitas Ciputra Surabaya.
Liem Heritage – The Hidden Treasure of Rembang, sebuah warisan budaya Tionghoa dengan bangunan berusia 200 tahun, kemudian telah direstorasi memakan waktu selama tujuh tahun. Museum ini kini dibuka untuk umum setiap hari Selasa hingga hari Minggu, pukul 09.00-17.00. Tiket masuk 30K, hari Senin tutup, kecuali Hari Libur, layanan tetap dibuka seperti biasa.
Sekilas Liem Heritage
Liem Heritage sebagai sarana edukasi tentang sejarah perjuangan komunitas Tionghoa bersama Penduduk Jawa untuk mengusir VOC Belanda yang bermula dari Batavia dan berkembang ke kota kota sepanjang Pantai Utara sampai ke Rembang & Lasem. Selain itu, Di Liem Heritage ditunjukkan betapa besarnya kontribusi Budaya Tionghoa yang telah memperkaya dan menjadi bagian dari Budaya Jawa dan Nusantara.
Mengutip dari leaflet Liem Heritage – The Hidden Treasure of Rembang, Liem Heritage dengan tata ruang serta dekorasinya yang sangat unik dan antik pun sebagai sarana berfoto dengan berbagai busana Peranakan dan Nusantara. Bangunan yang bukan saja cantik dan fotogenik, juga luas, asri dan nyaman, sangat cocok untuk melakukan berbagai kegiatan.
Museum Benteng Heritage menghubungkan benang merah sejarah komunitas Tionghoa dari Batavia termasuk Tangerang dengan masyarakat Jawa di Rembang. Hal ihi, sesuai bukti sejarah yakni akibat kekejaman VOC Belanda. Komunitas Tionghoa di Batavia memberontak terhadap ketidakadilan serta kekejaman Belanda yang mengakibatkan terbantainya sekitar 10,000 orang Tionghoa.
Kisah Sejarah ini dapat dibaca di dalam Buku Geger Pacinan 1740-1743 karangan RM Daradjadi, dengan gamblang menceritakan kejadian yang sesungguhnya dengan kisah kisah heroik, yakni komunitas Tionghoa bahu membahu bersama masyarakat Jawa berjuang mengusir pasukan Belanda.
Bila tidak adanya para penghianat di antara kaum sendiri, khususnya perebutan kekuasaan, dan pengaruh di antara para penguasa yang saling memperebutkan tahta, niscaya kaum penjajah Belanda sudah terusir dari Pulau Jawa, bahkan dari Nusantara.
Anda juga bisa menemukan banyaknya kontribusi budaya Tionghoa ke dalam budaya Jawa dan Nusantara yang telah menjadi bagian dari kehidupan yang tak dapat terpisahkan. Pun masyarakat Tionghoa juga banyak memberikan kontribusi terhadap kehidupan sehari-hari serta terbentuknya bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Ali Muchson).
Biarkan Foto Bicara
Liem Heritage – The Hidden Treasure of Rembang



































