Jika Anda sedang melintas jalur pantura (pantai utara Jawa, maksudnya), silakan singgah di Rembang, Jawa Tengah. Tak hanya dikenal sebagai Kota Santri dan Kota Batik, kabupaten yang berada di jalur pantura juga memiliki destinasi wisata pantai dan pemandangan alam yang eksotik, serta beragam wisata kuliner kearifan lokal. Salah satu kuliner yang legend dan khas Rembang, yakni Lontong Tuyuhan.
Tuyuhan, yakni salah satu Desa di Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Lokasi desa ini gampang dijangkau. Jika Anda berangkat dari Kota Rembang, ke desa tersebut berjarak kisaran 16 km, dan bila berangkat dari Lasem, hanya 3.2 km. Di desa inilah Lontong Tuyuhan dijajakan oleh penduduk setempat. Menu kuliner ini pula jadi salah satu tempat blusukan “PSL Goes to Lasem”, selain blusukan edan di bagunan kuno pada (8-9/7-2023) lalu.
Lokasi bangunan kios, tempat Lontong Tuyuhan dijajakan, berada di pinggir jalan, mudah sekali orang untuk pergi ke sana. Atau, boleh juga minta dipandu google map dari ponsel Anda, ikuti opsi rute yang ditunjukkan nanti akan sampai juga. Kompleks jualannya dalam satu blok bangunan terbuka, dan dibagi beberapa petak kios. Uniknya, semua diisi puluhan pedagang dengan menu sama, berasal dari Desa Tuyuhan.
“Bangunan ini semua ada 16 kios. Saya menempati salah satu kios ini sudah 20 tahun, sewa per tahun 1,2 juta. Saya jualan melanjutkan jualan almarhum ayah saya,” kata Wawan, salah satu penjual Lontong Tuyuhan di kios ke-15.
Lontong adalah jenis menu berasal dari beras, dimasak dengan dibungkus daun pisang, direbus hingga 5 jam. Teksturnya menjadi lembut, tak berbutir-butir seperti nasi. Lontong Tuyuhan disajikan dengan sayur semacam opor ayam namun bukan opor ayam umumnya. Bedanya dengan opor biasa, yakni kuah santannya tidak terlalu kental dan menggunakan kaldu ayam kampung. Satu porsi dengan sepotong ayam kampung dipatok dengan harga 15K.
“Kuahnya tidak terlalu kental, juga tidak terlalu encer, dipadu aroma khas kaldu ayam kampung, dan rasa gurih santan menjadikan menu ini begitu lezat sekali. Ayam kampung sebagai lauknya juga berasa nyuuss. Empuk,” ujar Baskoro Pop, pemandu wisata dari Yayasan Lasem Heritage yang mendampingi PSL Goes to Lasem. PSL atau Pernak-Pernik Surabaya Lama, komunitas yang biasa blusukan edan di bangunan-bangunan kuno.
Lontong Tuyuhan memiliki cita rasa yang unik dan khas, dengan perpaduan antara rasa lontong yang lumer atau lembut, daging ayam yang empuk, dan kuah kuning yang lezat. Bumbu rempah yang digunakan dalam kuahnya memberikan tambahan aroma dan cita rasa yang khas. Menu ini dapat dinikmati sebagai menu sarapan, makan siang, atau makan malam, pungkas Baskoro Pop.
Sementara itu, Sylvi Mutiara, salah satu peserta PSL Goes to Lasem, mengatakan bahwa menu Lontong Tuyuhan yang terdiri atas lontong, daging ayam kampung, kuah kuning, dan bumbu rempah dengan aroma khas itu unik. Menurutnya, dengan cita rasanya yang gurih, lezat, dan sedikit pedas itu cocok buat lidahnya. Lagian tidak berasa enek.
“Saya cocok dengan taste Lontong Tuyuhan, yaitu gurih, lezat, dan agak-agak pedas. Meski bersantan, tetapi tidak bikin enek,” pungkas perempuan traveller.
*
Bila dalam satu perjalanan dan Anda memiliki kesempatan, disayangkan jika tak mencoba makanan yang belum pernah dicoba sebelumnya. Destinasi wisata acap kali menawarkan menu kuliner unik, eksotis, dan legend, yang tak tentu tersedia di tempat lain. Setiap daerah memiliki tradisi kuliner dan cita rasa berbeda-beda. Nikmati setiap sajiannya dengan menghargai tradisi dan budaya lokal, sebagai aset budaya nasional.
Catatan
enek : berasa hendak muntah; muak; mual (dalam KBBI)
Tangkapan Mata Lensa realme XT
Lontong Tuyuhan, Salah Satu Tempat Blusukan Kuliner saat “PSL Goes to Lasem”