“Update, besok jadwal keberangkatan dimajukan satu jam. Kumpul di Ubhara mulai pukul 07.00, dan berangkat ke Jatim Park I paling telat pukul 08.00,” demikian reminder Mas Potoe Surya, dosen fotografi Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, melalui akun WhatsApp saya pada malam hari.
Satu kebiasaan, bila saya diundang suatu acara minimal saya datang 30 menit sebelum acara yang telah dijadwalkan. Tentu saya sudah menghitung berapa jarak, waktu tempuh, situasi lalu lintas, atau tingkat kepadatan arus lalu lintas pada rute yang akan saya lewati. Sehingga pagi itu, Rabu (31/5/2023), saya telah memarkir motor di tempat parkir Ubhara tepat pukul 06.30.
Tampak beberapa mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) Tugas Ujian Akhir Semester Fotografi Jurnalistik/Kehumasan Ilmu Komunikasi Ubhara 2023, Kelas Pagi, duduk-duduk di halaman depan Ubhara. Sambil bercanda, dan ngobrol entah tentang apa dengan teman mereka. Yang jelas, mereka sedang menunggu teman-teman mereka hingga sejumlah 70 orang mahasiswa.
Jelang pukul delapan, yakni 07.15, mereka memasuki kendaran yang telah siap menunggu. Rombongan dibagi atas dua kelompok keberangkatan, satu kelompok di bus besar, dan kelompok lain di mini bus. Kisaran 15 menit jelang berangkat masih ada tiga mahasiswa belum datang. Panitia mencoba menghubungi mereka, pukul 08.05, dua mahasiswa pun datang akhirnya. Tinggal satu, mahasiswi?
Berkali-kali panitia mencoba menghubungi, agaknya slow response. Sedikit drama ketegangan terjadi, mengapa dia? Sementara jarum jam juga terus bergerak. Akhirnya diputuskan pukul 08.15 harus berangkat, terpaksa dia ditinggal. Tak lama perjalanan dari Ubhara, dia merespons dan mengabarkan bahwa dia terlibat kecelakaan, namun tidak cidera dan bisa mengikuti kegiatan.
“Alhamdulillah, dia tidak mengalami cidera, dan bisa ikut kegiatan. Bus dipaksa berhenti untuk menunggu. Toh, akhirnya pukul 09.00 juga baru bisa berangkat, seperti yang semula direncanakan panitia,” kata saya.
Manusia hanya berencana dan membuat hitung-hitungan, namun kuasa Allah yang menetukan. Kalimat itu gampang dan sangat ringan untuk diucapkan, namun di balik gampang dan ringan untuk diucapkan memiliki arti yang amat dalam. “Atas izin Allah,” ya begitulah artinya. Meski tampak sangat simple, tetapi makna yang dikandung sangat dalam, dan tak sedangkal pengucapannya.
Itulah satu episode singkat drama pemberangkatan mahasiswa peserta PKL Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Surabaya, Semester 4 (kelas pagi). Mereka sedang mengikuti mata kuliah Fotografi Jurnalistik dan Kehumasan. Kegiatan PKL wajib diikuti mahasiswa karena merupakan bagian dari tugas ujian akhir semester yang menentukan kelulusan mata kuliah tersebut.
Poetoe Surya, Dosen Fotografi Ilmu Komunikasi Ubhara, menuturkan bahwa Kawasan Jatim Park I, di Kota Batu, Jawa Timur, terpilih sebagai lokasi PKL karena dianggap cukup potensial sebagai medan eksplorasi fotografi, dengan beragam situasi, fasilitas dan aktivitas yang dapat diolah oleh para mahasiswa dalam konteks fotografi jurnalistik maupun kehumasan.
Kegiatan tersebut, lanjut Poetoe Surya, diikuti oleh 70 mahasiswa yang bertujuan untuk menerapkan teori dan wawasan tentang fotografi jurnalistik dan kehumasan yang didapat selama perkuliahan ke dalam situasi nyata. Pun pula, sekaligus memberikan pengalaman aktual kepada para mahasiswa tentang proses kreatif fotografi jurnalistik dan kehumasan di lapangan.
“Sudut pandang tugas bagi mahasiswa Ilkom konsentrasi Jurnalistik, yakni sekelompok jurnalis yang mendapat tugas membuat photo story untuk memberitakan kondisi Jatim Park I saat ini. Sedangkan, bagi mahasiswa Ilkom konsentrasi Kehumasan yaitu membuat photo story dalam rangka mem-branding atau mempromosikan Jatim Park I,” pungkasnya.
Sementara itu, Austin Silitonga, Ketua Panitia PKL mahasiswa Ilkom Ubhara Semester 4, menjelaskan bahwa mahasiswa Fisip Jurusan Ilkom Ubhara konsentrasi kehumasan ini sedang ke Jatim Park I dalam rangka mengerjakan tugas mata kuliah fotografi, yang didampingi oleh Pak Poetoe Surya dan Bu Tya.
“Manfaat yang saya dapat di sini, saya jadi mengerti bagaimana teknik-teknik mengambil foto, sekaligus bagaimana dapat mem-branding Jatim Park I ini. Oleh karena itu, saya bersyukur bisa datang ke sini. Dengan begitu, saya pun jadi mengerti bagaimana nanti membuat artikel dan bagaimana menaikkan sebuah citra dari suatu instansi,” pungkas Austin.
Pada kesempatan yang sama, Nasya Putri Risdyantari, mahasiswa Ilkom Ubhara Semester 4, mengatakan bahwa kegiatan ini, yakni sedang melakukan tugas akhir mata kuliah fotografi. Jadi, di sini kami memenuhi tugas UAS dari mata kuliah fotografi. Manfaat yang dapat diperoleh banyak sekali, di antaranya selain belajar fotografi, juga belajar bagaimana memotret momen orang saat bernego sesuatu.
“Momen itu sangat singkat, hanya hitungan detik saja. Situasinya pun berbeda karena cepat berubah, dan kami dituntut harus cepat mengambil gambarnya. Maka, perlu kepekaan, straregi dan teknik foto yang baik untuk memotret orang yang sedang nego tersebut supaya mendapatkan foto yang baik, pungkas Nasya yang didampingi Laurency Azzahra Purbosepti.
*
Dengan PKL, yakni membantu mahasiswa memiliki wawasan karier, berkompetensi, beradaptasi dalam lingkungan kerja, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya. Di samping itu, juga memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa agar mampu mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui berbagai pekerjaan di dunia kerja.
Rekaman Mata Lensa
Mahasiswa Fisip – Ilmu Komunikasi Ubhara Surabaya
PKL UAS Semester 4 di Jatim Park I
31 Mei 2023
