Tempat belajar, sekolah bukan satu-satunya. Siswa dapat memperoleh pengetahuan baru, khususnya mata pelajaran sejarah, ada banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk program Outing Class. Seperti napak tilas ke tempat-tempat bernilai sejarah terkait dengan sejarah perjuangan bangsa. Dengan dipandu oleh Roode Brug Soerabaia, SDK Santa Theresia 2 Surabaya mengadakan napak tilas bagi Kelas IV dan Kelas VI, Kamis – Jumat (26-27/1/2023).
Outing class dengan tema utama “Kenali Kotamu, Cintai Negerimu”, yakni berkunjung ke Kantor Pos Kebon Rojo di Jalan Kebon 10 Surabaya, Rumah H.O.S. Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII/29-31 Surabaya, Gedung Nasional dan Museum Dr, Soetomo di Jalan Bubutan 85-87 Surabaya. Sedangkan kunjungan tambahan yakni singgah di Institut Francais Indonesia (IFI) di Kompleks AJBS, Jalan Ratna No.14 Blok C2, Ngagel, Surabaya.
Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia, menuturkan bahwa usia anak-anak merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan peristiwa dan tempat bernilai sejarah kepada mereka. Hal ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan minat anak terhadap sejarah bangsa sejak usia dini. Mereka belajar tidak secara verbal berupa penjelasan guru di kelas, atau membaca buku saja.
“Dengan berkunjung langsung di tempat bersejarah, mereka bisa belajar secara visual, yakni dengan mengamati objek secara langsung tentang tempat bersejarah sebagai saksi peristiwa masa lalu,” tutur Satrio Sudarso.
Di antara manfaatnya, para siswa dapat belajar sejarah dengan suasana menyenangkan. Secara tak langsung mereka juga dididik untuk mengapresiasi jasa para pejuang. Mengenalkan perkembangan kota dan budayanya seiring dengan perjalanan perkembangan suasana global. Juga, mereka akan mendapatkan wawasan baru yang tidak atau belum pernah diajarkan di sekolah, imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Totok Sudarmanto, guru pendamping dari SDK Santa Theresia 2, menjelaskan bahwa selain siswa belajar sejarah langsung dari pemandu, kegiatan ini juga dalam rangka menanamkan nilai-nilai etika yang harus diterapkan anak-anak. Dengan kegiatan ini bisa sambil disisipkan nilai-nilai etika di ruang publik, seperti menjaga kebersihan saat berada di objek kunjungan, membuang sampah di tempat yang disediakan.
“Di samping itu, mereka harus bersikap sopan kepada orang lain, bisa mengontrol sikap agar tetap tenang selama berada di tempat umum, menggunakan pakaian yang sopan dan rapi saat bepergian, dan tidak mengambil atau merusak benda apa pun sebagai sarana kepentingan umum,” tambahnya.
Kegiatan outing class ini, lanjutnya, terasa istimewa. Tidak hanya objek yang bernilai sejarah yang dikunjungi para siswa, namun kami didukung oleh pemandu dari Roode Brug Soeabaia sehingga materi yang disajikan secara runtut dan mudah dipahami para siswa. Di samping itu, kami juga mendapakan dukungan untuk liputan dan dokumentasi acara dari MagerCinematic, dan alisson.id.
“Sebagai guru, saya berharap agar para siswa ini sebagai generasi muda penerus bangsa agar sungguh-sungguh dapat mengenal, memahami dan menghargai jasa para pendiri Republik ini. Kenali Kotamu, Cintai Negerimu!”, pungkas pria yang berprofesi sebagai MC (Master of Ceremony) selain menjadi guru.
Sementara itu, Lesu Triono, petugas Kantor Pos Kebonrojo, menjelaskan bawa gedung ini dibangun pada awal 1800-an sebagai rumah dinas Regent (Bupati) Soerabaia di Regentstraat hingga 1881. Mulai 1881, gedung beralih fungsi menjadi gedung sekolah HBS (Hogere Burger School), sekolah lanjutan gabungan SMP dan SMA. Sekolah ini hanya dihuni oleh anak dari warga Belanda, Eropa, dan elit pribumi.
“Salah satu siswa di sekolah ini yang kemudian menjadi tokoh penting bagi kemerdekaan Republik Indonesia, yakni Bapak Ir. Soekarno, bersekolah pada tahun 1916 hingga tahun 1923,” jelasnya.
Laeticia Gisella Subiakto, Kelas IVB(17), menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan outing class dengan napak tilas ke tempat-tempat bernilai sejarah di Kota Surabaya bahwa kegiatan ini sangat menarik. Bagi saya dan teman-teman napak tilas ini merupakan yang pertama kali kami ikuti. Tentunya kami banyak mendapatkan wawasan baru, secara langsung di tempat-tempat tersebut.
“Saya sangat senang, dengan mengunjungi tempat bersejarah, saya bisa kenal sejarah Kota Surabaya dari tempatnya secara langsung,” cerita Cia, panggilan akrabnya.
Cerita Laeticia Gisella Subiakto dibenarkan Gracelyn Joelle Kalensang, Kelas IVB(1), menambahkan bahwa dengan mengikuti outing class, ia bisa tahu sejarah Gedung Kantor Pos Kebonrojo, rumah H.O.S. Tjokroaminoto sebagai tempat kos-kosan Proklamator Kemerdekaan RI, Bapak Ir. Soekarno semasa sekolah, Gedung Nasional Indonesia (GNI), dan Museum Dr. Soetomo.
“Selain itu, saya juga senang ketika diajak singgah di Institut Francais Indonesia (IFI). Di situ, saya dan teman-teman masuk kelas bahasa Prancis. Dikenalkan kata dan beberapa kalimat untuk menyapa,” tambah Gracelyn.
Pemandu acara outing class SDK Santa Theresia 2 Surabaya dari Roode Brug Soerabaia selain Satrio Sudarso, ada beberapa pemandu yang lain yakni Ady Setyawan, Wahyu D., Sylvi Mutiara, Paulus Sugito, dan Deo Caesario. Sedangkan untuk dokumentasi dan liputan acara mendapat supporting dari tim MagerCinematic dan alisson.id.
Jejak Langkah Outing Class
SDK Santa Theresia 2 Surabaya
Kelas IVB
Foto oleh alisson.id
Jejak Langkah Outing Class
SDK Santa Theresia 2 Surabaya
Kelas VI
Foto oleh MagerCinematic