Bosan gowes di jalan aspal! Sekali-sekali gowes cari lintasan yang berbeda. Jalanan beraspal di perkotaan rasanya sudah terlalu mainstream. Melintasi jalanan di pematang tambak sambil menikmati pemandangan rerimbunan pohon mangrove ada sensasi berbeda.
Awalnya, kami berenam : Ady Setyawan, Bagus Yusuf W., Rifqi Mizarudin, Wawan Priambodo, Nur Wahyudi dan saya iseng-iseng gowes Jumat pagi (7/2/2020) ke Ekowisata Mangrove Wonorejo. Semula dalam benak terlintas hanya sampai batas gerbang jogging track jembatan kayu saja, lalu beristirahat.
Tetapi kesepakatan jadi beda. Bersepakat lanjut gowes ke Gazebo Mangrove yang lokasinya di tepi laut. Padahal untuk menuju lokasi ini biasanya mesti menyusuri hutan bakau dengan perahu berbayar.
Cuaca pagi cerah, semalam Surabaya diguyur gerimis sebentar sehingga tidak sampai membuat lintasan pematang tambak menjadi licin. Perjalanan dari titik gerbang mangrove menuju ke gazebo sekitar 5 km. Lintasan pematang yang dilalui adalah bekas ban motor atau jalan sepatak para petambak setempat.
Semakin mendekati gazebo cukup memacu adrenaline. Pasalnya, pematang yang dilalui cukup sulit, berliku di antara semak rerumputan sepanjang pematang. Belum lagi kadang terputus oleh jembatan kayu seadanya.
“Seru banget, sempat tersasar. Bahkan di satu pematang saya sempat jatuh terjatuh. Untung tidak terjerembab ke tambak. Di beberapa pematang, kami harus menuntun bahkan menggotong sepeda.”
Bermodal nekad saja, kami tak mempersiapkan sepeda untuk track yang demikian. Bahkan seorang teman, Rifqi Mizarudin, gunakan sepeda lipat atau seli. Walaupun demikian, kami akhirnya sampai juga.
Kiranya tak salah bila kalimat bijak mengatakan, setiap usaha tak akan menghianati hasil. Setelah sampai di lokasi gazebo, rasanya terbayar sudah rasa penasaran saat dapat menikmati pemandangan rimbunan pohon mangrove yang tumbuh di sepanjang garis pantai.
Sekilas tentang Ekowisata Mangrove Wonorejo
Salah satu pesona alam Kota Surabaya yakni wisata hutan mangrove. Ekowisata Mangrove Wonorejo memiliki luas lebih dari 800 hektare dikembangkan Pemkot Surabaya sebagai wahana rekreasi bagi warga.
Ekowisata Mangrove Wonorejo merupakan kawasan konservasi bakau yang sekaligus dikelola sebagai ekowisata. Tempat ini cocok bagi Anda yang bosan dengan hiruk pikuk kehidupan kota.
Beberapa fasilitas tersedia di Ekowisata Mangrove Wonorejo, yakni pendopo, kantin, tempat memancing, hingga jogging track beupa geladak kayu dan bambu dengan panjang sekitar 2 kilometer dapat dinikmati para pengunjung.
Tetumbuhan asli di Ekowisata Mangrove Wonorejo didominasi oleh bakau, api-api, pidada, dan buta-buta. Beberapa jenis tumbuhan lain juga ditemukan seperti ketapang dan nipah.
Tak hanya mangrove, terdapat pula 83 spesies burung eksotik dan langka seperti bambangan kuning, cangak merah, perkutut jawa, dan punai gading, kepiting rawa di akar pohon mangrove. Ada pula monyet berekor panjang.
Lokasi Ekowisata Mangrove Wonorejo berada di wilayah Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, di pantai bagian timur Surabaya. Tepatnya di Jalan Raya Wonorejo No.1, Rungkut, Kota Surabaya. Kisaran 40 menit dari Bandara Juanda. Objek ini gratis, tidak dipungut biaya.
Tetapi bagi yang ingin merasakan sensasi menyusuri hutan bakau dengan perahu menyusuri muara sungai, tiket sebesar Rp25.000,00 /dewasa dan Rp15.000,00 /anak-anak. Atau bisa menyewa speedboat dengan kapasitas 6 orang dengan biaya sekitar Rp300.000,00.
Pengunjung bisa menyusuri muara Kali Jagir, atau Kali Londo masyarakat sekitar menyebutnya, dengan perahu untuk menikmati kekayaan hayati yang dimiliki hutan mangrove kisaran 20 menit hingga sampai Gazebo di tepi laut.
Operasional Ekowisata Mangrove Wonorejo dibuka Sabtu, Minggu dan hari libur, pukul 08.00-18.00 WIB. Pada hari kerja, pengunjung menghubungi pihak pengelola wisata mangrove lebih dahulu jika ingin berkunjung.