Perwakilan Roode Brug Soerabaia Turut Hadir Nonton
Gelaran sandiwara musik apik ini dikemas dengan menampilkan lakon “Katarsis sang Garuda” sebagai puncak malam peringatan Hari Musik Nasional 2024. Sebuah sandiwara yang mengangkat dan memotret tokoh Garudea dalam kisah atau cerita Mahabarata, episode Adiparwa, di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur, Sabtu (9/3/2024) petang.
Garudea adalah sosok yang memiliki hubungan erat dengan Dewa Wisnu, ia digambarkan sebagai seekor burung elang raksasa dengan sayap yang besar dan kuat. Sandiwara musik ini mengisahkan keluarga binatang yang diadaptasikan pada kehidupan manusia sekarang, dalam memproduksi pertanyaan tentang jati diri.
Digambarkan sebuah kehidupan di dalam hutan dengan berbagai penghuni dan karakter masing-masing seperti burung garuda, kera, anjing, babi, dan celeng. Sejatinya sebuah pertunjukan seni bernilai katarsis, yakni seni untuk pemurnian atau pembersihan jati diri disertai pelepasan emosi dan vibrasi negatif, efektif untuk membantu pemulihan dan pembaharuan mental dan spirit.
Lakon “Katarsis sang Garuda” adalah gambaran satire tentang kehidupan manusia, yakni ada putih pun ada hitam. Dalam konteks ini, kita dapat mengambil pesan moral dari kisah Garudea. Misalnya, keberanian dan kesetiaan Garudea dalam membantu berjuang dapat menjadi contoh moral yang menginspirasi kita untuk berani dan setia dalam menghadapi tantangan hidup.
Di sisi lain, kehidupan yang penuh persaingan menjadikan manusia tidak memanusiakan manusia lainnya. Persaingan yang intens dalam kehidupan dapat membuat manusia terfokus pada kepentingan pribadi, keluarga, golongan, maupun kroni-kroninya. Hal itu, sehingga mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, dan bahkan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan manusia lain.
Dalam kisah Garudea, meski tidak secara eksplisit terkait dengan persaingan manusia, namun kita dapat mengambil pesan moral yang relevan dengan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia tanggung jawab kita sebagai individu. Hal ini melibatkan sikap empati, menghormati hak dan martabat orang lain, serta berusaha untuk tidak merugikan atau menyakiti orang lain.
Pagelaran sandiwara musik “Katarsis sang Garuda” sebuah kolaborasi lintas seniman pertunjukan Jawa Timur, disutradarai oleh Heri Prasetyo, atau lebih dikenal Heri Lentho. Pemain: Yudho, Nasier, Yakult, Pay, Anisatul, Prita Kartika, Geraldine Laura, Iroel Maulana, Higayon Singers.
Sedangkan naskah cerita oleh Tim JatiSwara: Agung Kansas & Yusuf Mogers. Penata Musik oleh Purnawan Wicaksono. Pemusik: Sanggar Baladewa Surabaya. Penari: JatiSwara Indonesia, Lab Remo, ZR Dance, Goong Prada, dan Dimar Dance Teathre. Tim Artistik: Grandong dan Gombrez.
Perwakilah Roode Brug Sorabaia turut hadir nonton sandiwara musik “Katarsis sang Garuda”, di antaranya Satrio Sudarso (Ketua), Hari Sasongko, Tri Edi Marga, Jibril. Nur Wahyudi, Paulus Sugito, dan Ali Muchson.
Tangkapan Mata Lensa
Sandiwara Musik ”Katarsis sang Garuda” Puncak Malam Peringatan
Perwakilah Roode Brug Sorabaia
Turut NonAton “Katarsis sang Garuda”
