Hari ini, Selasa, tanggal 2 Mei, sebagai Hari Pendidikan Nasional. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Menristekdikti), Nadiem Anwar Makarim, melalui Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023, menetapkan tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah “Bergerak Bersama Semarakan Merdeka Belajar”.
Menyoal pendidikan, tentu tak lepas dari masalah cara berkomunikasi antara orangtua dengan anak. Setiap interaksi yang dilakukan oleh orangtua kepada anak adalah bentuk komunikasi. Ini bukan hanya tentang kata-kata yang diucapkan seperti nada suara, namun sorot mata, pelukan dan ciuman yang orangtua berikan, itu semua sebagai sarana menyampaikan pesan kepada anak.
Melalui obrolan bersama dan senda gurau, orangtua bisa mengetahui seperti apa anak mereka, apa yang mereka suka lakukan, dan tak suka lakukan. Mengutip dari U.S. Department of Education, anak yang menjalin komunikasi baik dengan orangtuanya memiliki risiko yang lebih rendah untuk melakukan hal-hal negatif seperti merokok, narkoba, minum alkohol, penyimpangan seksual, maupun kekerasan.
Cara orangtua berkomunikasi dengan anak tidak hanya mengajari mereka cara berkomunikasi dengan orang lain. Pun pula, membentuk perkembangan emosional dan bagaimana mereka membangun hubungan di kemudian hari. Komunikasi yang terjalin baik dapat membuat hubungan anak dan orangtua terasa menyenangkan. Jadi, orangtua perlu menemukan pola komunikasi yang efektif dengan anak.
Lantas, apa saja jenis-jenis komunikasi yang bisa diterapkan kepada anak? Dua bentuk komunikasi yang dapat diterapkan kepada anak, yakni komunikasi secara verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah cara berkomunikasi dengan kata-kata, meliputi nada dan nada suara, kata-kata yang ucapkan, dialek, atau menggunakan kata-kata sederhana yang gampang bisa dipahami anak.
Sedangkan komunikasi secara nonverbal adalah komunikasi yang disengaja dan tidak disengaja melalui bahasa tubuh, gestur, istilah lain body language atau gerakan tubuh. Ini mencakup hal-hal seperti ekspresi wajah, kontak mata, ruang pribadi, gerakan tangan, dan sentuhan fisik seperti pelukan.
Dilansir dari www.unicef.org, How to communicate effectively with your young child, ada sembilan tips yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal dengan anak, yakni :
1. Mendengarkan Secara Aktif
Mendengarkan secara aktif membantu anak merasa didengarkan dan dimengerti. Dengan menggunakan gestur seperti senyuman yang menyemangati dan anggukan yang menegaskan, Anda dapat menunjukkan bahwa Anda terlibat dengan apa yang dikatakan anak, dan benar-benar peduli. Turun ke tingkat mata yang sama dengan anak saat mereka berbicara dengan Anda dapat membantu mereka merasa lebih aman dan lebih terhubung dengan Anda.
Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan saksama apa yang mereka katakan dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa?” “Mengapa?” dan bagaimana?”. Ini juga membantu anak meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka sendiri dengan mengajari mereka cara bercerita secara detail apa yang harus disertakan.
2. Mendengarkan Secara Reflektif
Cara yang bagus untuk menunjukkan kepada anak bahwa Anda memperhatikan dan peduli dengan apa yang mereka katakan adalah dengan bertindak seperti cermin. Ulangi kembali apa yang mereka katakan kepada Anda menggunakan kata-kata yang berbeda.
Misalnya, jika anak berkata, “Saya tidak bermain dengan Marco lagi,” Anda dapat menjawab dengan, “Kamu tidak bermain dengan temanmu?”. Ini memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosinya tanpa menghakimi. Anda mungkin terkejut betapa banyak yang mereka katakan.
3. Berbicara dengan Jelas
Gunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak dan sesuai dengan usianya. Jelas, spesifik, dan jangan gunakan kata-kata yang merendahkan. Menggunakan bahasa yang baik membantu memberikan contoh positif bagi anak. Kiranya penting, percakapan harus membuat anak merasa dihormati dan dicintai.
4. Menghindari Suap
Menawarkan hadiah seperti permen, mainan, dan lain-lain untuk perilaku dasar mungkin terasa seperti memberi Anda kendali jangka pendek, tetapi itu tidak memungkinkan Anda untuk mengembangkan batasan yang jelas dan dapat menyebabkan ketidakpercayaan antara Anda dan anak.
Cobalah untuk menetapkan ekspektasi yang jelas dan realistis tentang apa yang Anda ingin anak lakukan. Pujilah perilaku yang baik saat Anda melihatnya, dan gunakan konsekuensi yang tenang untuk mendorong perilaku yang lebih baik saat dibutuhkan.
5. Menjelaskan Perasaan
Untuk membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional, penting bagi mereka untuk belajar menamai perasaan mereka. Saat anak mengungkapkan perasaannya secara lisan, dengarkan apa yang mereka katakan dengan empati dan tanpa menghakimi. Pertimbangkan seperti apa kehidupan melalui mata mereka.
Jika anak mengekspresikan perasaannya dengan cara nonverbal, misalnya melalui amukan atau tertawa dan bersenang-senang melakukan aktivitas yang dia sukai, bantu dia mengungkapkan perasaannya, seperti bahagia, sedih, santai, sakit hati, takut, lapar, bangga, mengantuk, marah, tak berdaya, jengkel, malu atau gembira.
6. Menggunakan Pernyataan ‘memperhatikan’
Ketika Anda memuji anak untuk tindakan tertentu, itu membantu mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan memberi tahu mereka perilaku apa yang Anda sukai. Alih-alih mengatakan “pekerjaan bagus!” coba lebih spesifik dengan ‘pernyataan memperhatikan’: “Saya perhatikan kamu menyimpan semua mainanmu setelah waktu bermain. Itu kerja yang bagus!”
7. Bersenang-senang Bersama
Saat anak tumbuh, mengasuh anak bisa tampak seperti tugas yang lebih serius. Itulah mengapa sangat penting untuk bersenang-senang bersama dan menikmati percakapan ringan, ini adalah cara yang bagus untuk memperkuat hubungan Anda!
Temukan cara untuk berhubungan dengan anak, dengan mengatakan sesuatu yang positif tentang sesuatu yang mereka pedulikan, memperhatikan minat mereka dan bercanda bersama. Upayakan, tertawalah bersama anak, tetapi jangan pernah menertawakan mereka.
8. Fokus pada Perilaku
Jika Anda kesal dengan anak tentang sesuatu, pastikan kritik dan komentar Anda diarahkan pada perilakunya dan bukan pada mereka sebagai pribadi. Misalnya, alih-alih “Aku tidak suka kamu berantakan!” Cobalah, “Aku tidak suka kalau kamu meninggalkan pakaianmu di lantai.”
9. Memimpin dengan Contoh
Pertimbangkan contoh apa yang Anda tetapkan. Orangtua adalah pengantar anak ke dunia. Apa yang anak lihat, apa yang Anda lakukan, sama pentingnya dengan apa yang mereka dengar dari Anda.
Hanya buat janji kepada anak bahwa Anda yakin dapat menepatinya. Ini membantu membangun dan memelihara kepercayaan antara Anda dan mereka. Memimpin dengan kebaikan dan cinta kasih selalu merupakan cara efektif untuk menjalin ikatan dan berkomunikasi dengan anak.
*
Nah, komunikasi akan efektif apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh penerima pesan. Barangkali jika anak sering tidak merespons ketika Anda mengatakan sesuatu, bisa jadi penyebabnya lantaran pesan atau kata-kata yang Anda gunakan tak dipahaminya. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak memang tak mudah, akan lebih bijak jika Anda mau meluangkan waktu membersamainya untuk mendengarkan cerita ceria maupun keluh kesahnya.
terimakasih pak ali 👍🏻
Liputan yg luar biasa. Tema Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar juga diangkat dalangrolas jadi konten.