Jangan Menuntut Lebih bila Potensi Kemampuan Anak Terbatas

  • EDUKASI
Kemampuan Anak Berbeda dan Ada Keterbatasan
Share this :

Dalam banyak hal, masih ada orangtua maupun guru yang menuntut secara berlebihan atas sesuatu hal, sedangkan potensi kemampuan anak dalam kategori terbatas dan atau berbeda. Salah satu penyebab bisa dari pola asuh yang otoriter atau otoritatif. Orangtua maupun guru dengan pola asuh otoriter cenderung membatasi, menuntut, dan memberikan sanksi kepada anak-anak.

Dengan pola asuh tersebut, ada kecenderungan mereka menuntut anak untuk selalu hormat, patuh dan mengikuti perintah. Orangtua biasanya menilai anak sebagai objek yang harus dibentuk, dia merasa lebih tahu mana yang terbaik bagi anak. Akibatnya, acap kali anak kurang bahagia, takut melakukan kesalahan, minder, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.

Selain itu, ada pula orangtua yang selalu khawatir, perfeksionis dan protektor, ini juga biasanya menuntut anak secara berlebihan. Mereka menginginkan anaknya selalu bisa dan mampu seperti yang mereka harapkan. Sikap ini dapat membuat anak tertekan dan tidak berkembang sebagaimana mestinya, bahkan bisa menjadi anti terhadap apa yang terlalu dituntutkan padanya.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda, dan tidak semua orangtua menuntut anaknya secara berlebihan. Beberapa orangtua mungkin memiliki pola asuh yang lebih demokratis atau permisif, yang memberikan kebebasan dan dukungan kepada anak-anak mereka dengan memperhatikan potensi kemampuannya.

Kemampuan Anak Berbeda dan Ada Keterbatasan

Setiap anak memiliki kemampuan dan keunikan sejak lahir. Kemampuan dan keunikan ini dapat bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya. Beberapa anak mungkin memiliki kemampuan fisik yang kuat, sementara yang lain mungkin memiliki kecerdasan yang tinggi dalam bidang tertentu, seperti musik, mekanik, elektronik, atau matematika.

Selain itu, keunikan setiap anak juga dapat dilihat dalam kepribadian mereka. Beberapa anak mungkin memiliki kepribadian yang ekstrovert dan energik, sementara yang lain mungkin lebih introvert dan tenang. Namun, ada juga yang memiliki bakat artistik atau kreatif yang luar biasa. Masing-masing perbedaan dan keunikan mereka, orangtua atau guru diharapkan paham, sehingga akan bijak ketika bertindak.

Kiranya dapat dipertegas bahwa setiap anak adalah individu yang unik dan memiliki potensi yang berbeda-beda. Maka, penting bagi orangtua dan guru untuk mengenali dan mendukung kemampuan serta keunikan anak-anak tersebut. Dengan memberikan dukungan dan kesempatan yang tepat, anak-anak dapat berkembang secara optimal dan mencapai potensi mereka yang sebenarnya.

Di samping itu, menghargai kemampuan dan keunikan setiap individu itu penting, yakni dapat menumbuhkan sikap toleransi, menghormati pendapat atau keputusan, dan menghargai pluralitas sebagai keniscayaan manusia. Di samping juga memberikan kesempatan tumbuh kembang sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam rangka membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Sebagai alternatif, penting untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada anak dengan kemampuan terbatas. Dengan memahami kemampuan mereka, kita dapat menyesuaikan tugas atau aktivitas agar sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Hal ini akan membantu anak merasa lebih percaya diri dan dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.

“Jika kemampuan anak diibaratkan gelas, ya jangan dituangkan satu botol air, pasti akan tumpah. Jika kemampuan mereka diibaratkan sebuah botol, maka jangan dituangkan satu galon air. Pasti tidak akan bisa menampung,” ujar Irham Hosni, PLB FIP UPI.

Menurut pandangan keagamaan, lanjutnya, Tuhan menciptakan semua makhluk dengan sempurna, termasuk manusia. Tidak ada cacat dalam penciptaan Tuhan. Namun, manusia sendirilah yang kemudian mengkategorikan orang sebagai normal atau tidak normal berdasarkan berbagai faktor. Yakni, berdasarkan standar sosial dan didasarkan pada patologi atau gangguan medis.

Sebagai contoh, seseorang yang lahir dengan kelainan genetik seperti down sindrom mungkin dianggap tidak normal menurut kedua faktor tersebut. Namun, jika dilihat lebih jauh, kita akan tahu bahwa mereka memiliki keunikan dan potensi yang sama seperti orang lain. Mereka mungkin memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa dalam bidang tertentu, bahkan lebih dari orang normal.

“Oleh karena itu, penilaian normal dan tidak normal acap kali subjektif dan ada kecenderungan mengabaikan keberagaman dan potensi yang ada dalam setiap individu,” pungkasnya.

Featured image resource : BrightSide.me

You may also like

1 thought on “Jangan Menuntut Lebih bila Potensi Kemampuan Anak Terbatas”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *