KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia

  • KULINER
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Share this :

“Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan.”

Demikian salah satu cuplikan dialog dari film Filosofi Kopi (2015) besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko. Filosofi Kopi adalah salah satu film nasional hasil kompilasi dari kumpulan cerita pendek dan prosa karya Dewi Lestari Simangunsong, atau dikenal nama penanya dengan sebutan Dee, yang diluncurkan pada tahun 2006.

Paduan antara rasa dan filosofi dari yang meminum kopi, lahirlah filosofi kopi. Jika omongkan tentang kopi, minuman dengan rasa pahit ini sering dimaknai dengan hal-hal filosofis. Mungkin tentang kehidupan, cinta, rindu, hingga patah hati. Setiap orang tentunya memiliki berbagai filosofi tersendiri tentang kopi yang diminumnya, begitu pula dengan suasana yang dia rasakan saat meminum kopi.

Jika berbicara produk kopi, KOBER atau ‘Kopi Jember’ adalah salah satu brand lokal yang mengolah kopi hasil petani asli dari Kabupaten Jember. Bahan baku 100% kopi murni, tanpa campuran. Biji kopi didatangkan dari petani kopi di lereng Gunung Argopuro dan lereng Gunung Raung. Cita rasa kopi yang luar biasa, lebih-lebih jika dinikmatinya dengan si dia yang spesial, dalam suasana yang spesial pula.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Display sebagian produk KOBER

Yuli Indahwati, S.H., M.Kn, owner KOBER, menuturkan bahwa produk kopinya untuk turut mengangkat Jember sebagai produsen kopi yang tidak hanya dikenal di lokal, namun di kancah nasional, bahkan internasional. Produk KOBER untuk memenuhi kebutuhan konsumen kalangan menengah ke atas, karena selama ini khusus melayani kebutuhan kopi untuk Dafam Group dan Management.

Yuli menambahkan, KOBER semula dari kepanjangan ‘komitmen bersama’, yakni adanya tantangan dari Andy Irawan, koleganya yang CEO Hotel Dafam. Muasal dari komitmen jika di Jember berdiri Hotel Dafam, maka dirinya bersedia menyiapkan kopi untuk café di bawah manajemen Hotel Dafam yang tersebar di tanah air, termasuk dua Hotel Dafam di Singapura.

“Berangkat dari tantangan tersebut, maka pada tanggal 6 November 2017 lahirlah KOBER atau Kopi Jember. Dari komitmen bersama (kober), akhirnya lahir sebuah karya. Dengan KOBER, turut mengenalkan dan mengangkat Jember sebagai produsen kopi terbaik, tidak hanya dikenal di lokalan, namun di tanah air, bahkan manca negara,” tambah perempuan alumni Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej) 2018.

Lanjutnya, KOBER diproses dengan didukung teknologi modern, dan diproses dengan menggunakan sistem full wash, sehingga cita rasa kopi yang luar biasa nikmat. Kemasan pun sudah modern, hal ini untuk menjaga kualitas, aroma, dan rasa kopi agar tidak berubah. KOBER diproduksi oleh lembaga berlegalitas dan bersertifikat halal pula.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Sebagia produk dan quote tentang kopi

Beberapa produk KOBER, di antaranya Caramero Argopuro dan Caramero Mandigoes adalah produk kopi robusta yang diolah hasil panen petani kopi di lereng Gunung Argopuro yang kualitasnya terkenal. Selain itu, Exotic Java Argopuro dan Exotic Java Montane adalah produk kopi Arabica dengan khas aroma kopi lebih terasa kuat, dan rendah kandungan kafein.

Selain itu, ada produk kopi ‘Arab’, yakni produk kopi kemasan dengan bahan rempah pilihan berguna untuk menjaga kesehatan, meningkatkan gairah, dan mendongkrak vitalitas. Produk kopi Caramero Argopuro dan Caramero Mandigoes, serta Exotic Java Argopuro dan Exotic Java Montane tersedia juga dalam kemasan aluminium foil.

Bak gayung bersambut, KOBER rupanya sejalan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang telah mendeklarasikan Kabupaten Jember sebagai ‘Pusat Kopi Robusta Terbaik Indonesia’ pada saat peringatan Hari Kopi Sedunia 2021, yang diperingati tiap tanggal 1 Oktober. Bupati Hendy Siswanto berharap, agar memiliki nilai tambah kopi tidak dijual bijinya saja, namun berupa produk hasil olahan kopi dalam kemasan.

Anda bisa mencoba mencicipi untuk ‘menyruput’ secangkir kopi KOBER di Hotel Dafam di kota Anda, atau jika lagi bepergian di Jember bisa mampir di Griya KOBER, Jalan Kacapiring, Perumahan Griya Gebang Permai Blok J-13, Gebang – Patrang, Jember. Bisa intip juga di akun instagram KOBER di @koberindonesia, dan sementara tidak melayani penjualan produk KOBER melalui marketplace.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Bupati dan Wakil Bupati Jember saat deklarasikan Kabupaten Jember sebagai ‘Pusat Kopi Robusta Terbaik Indonesia’ pada Hari Kopi Sedunia 2021
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Alamat Griya KOBER

Sekilas tentang Kopi

Dilansir dari kopi.u2.nu bahwa kopi mulai dibudidayakan di Indonesia mulai tahun 1696, Belanda membawa bibit kopi dari Malabar, India. Awalnya, kopi ditanam di Kedawung, yakni perkebunan yang terletak dekat Batavia (sekarang Jakarta). Lantaran gempa bumi dan banjir, tanaman kopi rusak sehinggal gagal ditanam.

Tahun 1699 Belanda mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar sebagai upaya keduanya. Lantas tahun 1706 kopi yang dihasilkan dari tanaman di Jawa dikirim ke negeri Belanda sebagai sampel untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasil penelitian menyatakan kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Sebagian display produk KOBER

Untuk pengembangan berikutnya, tanaman kopi hasil penelitian di Kebun Raya Amsterdam ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Kemudian Belanda pun memperluas areal budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Tahun 1878 hampir seluruh perkebunan kopi yang ada di Indonesia, terutama di dataran rendah rusak terserang penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix (HV). Tanaman kopi saat itu jenisnya arabika (Coffea arabica). Untuk menanggulanginya, Belanda mendatangkan spesies kopi liberika (Coffea liberica) yang diperkirakan lebih tahan terhadap penyakit karat daun.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Mesin pengolah kopi dan ruang pengemasan produk

Sampai beberapa tahun lamanya, kopi liberika menggantikan kopi arabika di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa kopi liberika saat itu dihargai sama dengan arabika. Namun rupanya tanaman kopi liberika juga mengalami hal yang sama, rusak terserang karat daun. Kemudian pada tahun 1907 Belanda mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (Coffea canephora).

Usaha kali ini berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan, termasuk kopi robusta yang dibudidayakan petani di Jember. Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.

KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Yuli Indahwati, S.H., M.Kn., owner KOBER
KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia
Awak alisson.id sempat dijamu KOBER makan siang di Rumah Makan Lestari Jember

You may also like

5 thoughts on “KOBER, atau ‘Kopi Jember’ Angkat Kopi Jember untuk Indonesia dan Dunia”

    1. Bro Mashudi,
      Benar sekali, filosofi kopi tak sekedar menyecap pahit kopi tetapi lebih bagaimana kita menghadirkan makna karenanya.
      Sehat-sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan nggih.
      Matur nuwun.

Leave a Reply to Ali Muchson Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *