Surabaya sebagai Kota Pahlawan memiliki beragam objek wisata menarik yang patut dikunjungi, khususnya wisata sejarah. Di antaranya Tugu Pahlawan, Museum 10 November, Museum Kesehatan, Museum Kapal Selam, Museum Dr, Soetomo, Rumah Lahir Soekarmo, Rumah HOS Tjokroaminoto, Museum Surabaya, Museum Pendidikan, Benteng Kedung Cowek, Hotel Majapahit, dan lainnya.
Dari berbagai destinasi wisata sejarah itulah yang menjadi daya tarik sehingga Kota Surabaya menjadi jujugan wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara, khususnya yang memiliki minat tentang kesejarahan kota yang terkenal dengan semanggi Suroboyonya. Maka, tak kurang dari artis Luna Maya pun ‘kepencut’ (kepéncut/Jw : tertarik, jatuh cinta) juga tentang sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Bersama Roodebrug Soerabaia, sebuah komunitas tentang kesejarahan Kota Surabaya, artis Luna Maya bersama rombongan ingin melihat Surabaya secara langsung sambil mancal sepeda. Meski Surabaya diguyur hujan pagi, tak menyurutkan nyali Luna Maya beserta rombongan untuk bersepeda menyusuri jalanan yang basah. Rute dimulai dari Tugu Pahlawan, singgah di Alun-Alun Contong, Hotel Majapahit, dan finis di Kayoon Heritage – Food & Community Space, Kamis (17/2/2022).
Sebelum mancal sepeda, kegiatan dimulai dengan aksi drama teatrikal yang diperagakan bersama anggota Roodebrug Soerabaia, Luna Maya bersama Erica Charlina dan Marianne Rumantir pun turut berperan sebagai Gadis Palang Merah. Mereka bertiga melolong para pejuang yang gugur maupun yang masih hidup akibat tertembak oleh pasukan musuh. Gadis Palang Merah inilah turut berjasa dalam pertempuran Surabaya melawan Sekutu.
Usai kegiatan drama teatrikal, kegiatan berikutnya bersepeda melintas Jalan Pahlawan menuju Monumen Alun-Alun Contong, kemudian melintasi Monumen Siola atau Monumen Surabaya, dan singgah di Hotel Majapahit. Di hotel ini disambut oleh General Manajer Hotel Majapahit, Kahar Salamun. Kepada Luna Maya dan rombongan, Kahar Salamun menjelaskan seputar sejarah berdirinya Hotel Majapahit.
Ady Setyawan, Founder Roodebrug Soerabaya, menuturkan bahwa tujuan kegiatan bersama artis Luna Maya adalah dalam rangka untuk membantu materi Vlog Luna Maya yang mengambil tema kesejarahan Surabaya. Di samping itu, sekaligus juga menunjukkan bahwa betapa potensi Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan ini sangat layak untuk di-explore menjadi destinasi wisata sejarah.
“Tak hanya Tugu Pahlawan, Museum 10 November, dan Hotel Majapahit, namun Surabaya masih banyak situs-situs sejarah terkait perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang mesti diekpos. Hal ini bisa untuk menggugah memori kolektif masyarakat tentang perjuangan para pahlawan,” pungkas pria penulis buku Tragedi Batavia 1629 yang awal Maret ini akan terbit.
Setelah berkeliling di area Hotel Majapahit, kegiatan bergeser ke Kayoon Heritage – Food & Community Space. Di sini, seluruh rombongan dijamu untuk menikmati menu favorit, di antaranya soto daging legend di Surabaya yakni Soto Gubeng Pojok Asli, aneka gorengan dan berbagai minuman. Selesai menikmati sajian, acara diakhiri dengan kuis, tebak-tebakan, tentang seputar kesejarahan Surabaya. Pertanyaan diajukan oleh anggota Roodebrug Soerabaia, dan wajib dijawab oleh Luna Maya dan rombongan.
“Wah, jawabannya tak ada yang salah. Ternyata Mbak Luna Maya dan kawan-kawan rombongan paham betul tentang sejarah Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Nilainya 100 semua,” ujar Koko Gepeng mengakhiri seluruh rangkaian acara.
Nah, apabila Anda sedang berkunjung ke salah satu kota, daerah, tempat-tempat baru, atau bahkan ke mancanegara, sangat disayangkan jika tak sempatkan singgah di tempat yang menjadi ikon maupun tempat yang bernilai historis, juga berbagai menu kuliner kearifan lokalnya. Pengalaman itu barangkali akan bermanfaat sebagai bahan informasi penting bagi orang lain, meski hanya sekadar oleh-oleh cerita.
Mantaf brooo. Lengkap boss infonya. 5W+1H terpenuhi. Sehat selalu and family. Good Job!!!
Pakbro Karjo Wahono,
Matur nuwun atas apresiasi Panjenengan.
Sehat selalu kagem Panjenengan beserta keluarga besar nggih.
wah..keren sekali pak..saya sebagai mantan murid bapak sangat bangga dengan talenta jenengan. Terus berkarya njih pak..👏
Mbak Silfi Retno Fitri,
Matur nuwun atas apresiasi Anda, Mbak.
Alhamdulillah, masih bisa berkomunikasi meski lewat media ini. Saya sudah purna tugas 2 tahun lebih, terhitung sejak per 1 Desenber 2019 lalu.
Untuk isi waktu menikmati purna tugas, selain kesukaan fotografi, rutin bersepeda atau jalan kaki pagi, kini menulis hampir jadi rutinitas juga.
Kata orang, kegiatan menulis agar bisa terhindar dari pikun, barangkali juga tulisan bisa menginspirasi orang.
Semoga Anda beserta keluarga besar tetap sehat-sehat dan sukses selalu nggih, Mbak.
Aamiin….