Perwakilan Roode Brug Soerabaia Turut Hadiri Undangan
Pembukaan Pameran Cross Musea Arutala
Pameran Cross Musea Arutala adalah pameran kolaboratif lintas museum dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731, sekaligus menyambut Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional 2025. Pameran ini resmi dibuka pada Rabu pagi, 21 Mei 2025 pukul 08.30 WIB di Museum dr. Soetomo Surabaya, dan akan berlangsung hingga 31 Mei 2025, setiap hari pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Dengan mengusung tema ‘Arutala’, yang berasal dari bahasa Sanskerta dan bermakna cita-cita tinggi nan mulia, pameran ini mengajak kita untuk melihat sejarah tidak sebagai masa lalu yang usang, melainkan sebagai pijakan menuju masa depan.
Kata arutala bukan hanya indah diucapkan, namun mengandung makna mendalam, yakni sebuah semangat untuk terus bermimpi, melangkah dalam pijakan kuat, demi menjangkau langit harapan meski dihadang keterbatasan maupun jalan terjal.
Pameran ini menghadirkan koleksi pilihan dari enam museum yang dikemas sangat menarik secara audio visual, yang sarat nilai sejarah dan perjuangan, yaitu Museum R.A. Kartini Rembang, Museum Multatuli Banten, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum dr. Soetomo Surabaya, Museum W.R. Soepratman, dan Museum H.O.S. Cokroaminoto.
Pameran Cross Musea Arutala ini bukan sekadar pameran benda-benda kuno yang sudah lama sekali tertimbum oleh waktu, melainkan ruang bertemunya warisan tokoh-tokoh perintis bangsa dengan generasi kini yang masih menapaki jejak masa depan mereka.
Untuk hadir menyaksikan Pameran Cross Musea Arutala , pengunjung dikenakan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000,00 untuk umum, dan gratis bagi pelajar Surabaya. Tiket dapat dipesan melalui situs resmi: tiketwisata.surabaya.go.id.
Hadir pada pembukaan Pameran Cross Musea Arutala, dari berbagai perwakilan, yakni dari masing-masing peserta pameran museum, segenap jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, LVRI Surabaya, Museum Bank Indonesia, komunitas pemerhati sejarah Surabaya, tamu undangan, dan para pelajar Surabaya, baik jenjang SD maupun SMP.
Menambah semarak pembukaan Pameran Cross Musea Arutala, segenap tamu undangan yang hadir dihibur oleh penampilan Sanggar Musik Alang-Alang dengan lagu-lagu khas Surabaya, juga penampilan tari yang dibawakan dengan gemulai nan rancak oleh enam ning yang ayu-ayu parasnya.
Mengapa Pelajar Harus Hadir?
Kehadiran pelajar dalam Pameran Cross Musea memiliki arti penting yang melampaui aktivitas belajar di ruang kelas. Melalui pameran ini, mereka diajak menyaksikan langsung kepingan-kepingan sejarah, jejak perjuangan para tokoh, dan denyut budaya yang pernah hidup dan membentuk negeri ini. Belajar sejarah tak cukup di dalam kelas.
Melihat koleksi asli berupa artefak, dokumen perjuangan, dan karya seni yang telah melintasi waktu akan menumbuhkan rasa ingin tahu, kekaguman, dan rasa memiliki yang mendalam terhadap warisan bangsa.
Lebih dari itu, pengalaman ini akan membentuk karakter pelajar sebagai generasi yang berpikir kritis, menghargai perjuangan, dan mencintai tanah air. Mereka akan menyadari bahwa keberagaman warisan budaya para tokoh bangsa perlu dirawat dan dilestarikan sebagai kekayaan bangsa.
Museum dan pameran menjadi ruang refleksi dan inspirasi, tempat di mana pelajar tidak hanya melihat benda-benda tua, tetapi menyerap nilai, menumbuhkan semangat, dan memaknai perjalanan bangsa dengan meresapi sepenuh hati, pun secara mendalam. Untuk itu, mereka harus hadir.
Museum, Pelajar, dan Masa Depan
Untuk mewujudkan museum sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan karakter dan kebangsaan, maka pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan baik tingkat kota/kabupaten maupun provinsi, perlu menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan pihak museum. Kunjungan pelajar ke museum seharusnya menjadi program rutin dan terarah, serta terjadwal. Bukan hanya pada saat even seperti ini saja.
Melalui pengalaman langsung menyusuri lorong-lorong sejarah, mendengarkan kisah di balik artefak, dan merasakan atmosfer perjuangan, pelajar akan tumbuh menjadi generasi yang mencintai bangsanya dengan penuh kesadaran bahwa mereka sebagai generasi penerus yang akan membangun peradaban di masa depan..
Kiranya, inilah langkah nyata dalam menanamkan nilai dari tagline “#museumdihatiku”, Tak sekadar sebagai slogan, melainkan sebagai benih cinta budaya yang tertanam kuat di hati para pelajar. Museum pun menjelma menjadi ruang belajar yang hidup, menyala, dan penuh makna, tak hanya untuk mereka hari ini, pun untuk masa depan Indonesia. (Ali Muchson)
Biarkan Foto Bicara
Pameran Cross Musea Arutala: Dari Museum Terbang Melangitkan Cita-Cita, Yuk!
