Refleksi Jelang Tahun 2024

  • EDUKASI
Happy Old & New Year
Share this :

Hadapi Masalah dengan Ambil Risiko Tertinggi atau Terrendah

Hari ini, Minggu (31/12/2023), adalah hari penutup tahun 2023. Pada hari ini, banyak orang telah merencanakan untuk merayakan malam pergantian tahun. Di berbagai belahan dunia, perayaan tahun baru dilakukan dengan acara-acara khusus seperti kembang api, konser musik, pesta di tempat umum, atau berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Saya di rumah saja, menuliskan rekaman pengalaman batin berkat ‘nimbrung’ obrolan dengan Ustadz Taufan Attaswiri.

Pada Kamis (28/12/2023) malam, pukul 21.00 an, saya dan Bang Riko baru pulang dari Padang mengantar Bu Sylvi Mutiara untuk inap di sana, usai explore Kota Sawahlunto. Turut ke Batusangkar, selain mengikuti konser amal untuk pembangunan Masjid Jami’ Minangkabau, ia juga ingin explore sebagian Sumatra Barat, di antaranya ke destinasi wisata di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Sawahlunto.

Saat itu di Batusangkar hawa lingkungan sudah dingin sekali, apalagi jika menyentuh air. Menggigil. Batusangkar kota berbukit-bukit. Maka saya hanya cuci muka plus gosok gigi, lalu bergegas ke teras. Di situ ada Bang Kamil, Ustadz Taufan Attaswiri, dan dua orang lagi, lupa nama mereka. Sebagai pendatang baru di teras, saya hanya diam mengikuti pembicaraan Bang Kamil dengan Ustadz Taufan Attaswiri.

“Ambil risiko yang mana, risiko tetinggi atau terrendah dalam menghadapi masalah?” tanya Ustadz Taufan, seorang tim manajemen Ustadz Derry Sulaiman, kepada Bang Kamil tentang topik apa yang dibicarakan sebelumnya, saya tak tahu lantaran belum di situ.

Lantas benak saya mencoba mengurai bahwa setiap manusia, terlepas dari suku, ras, atau bangsa mereka, tentu menghadapi masalah dalam kehidupan. Masalah yang muncul dan mesti dihadapi bisa bervariasi bagi individu dan atau kepada individu lain. Namun, selain masalah yang bersifat spesifik, juga ada beberapa masalah umum yang sering hadir dan menghantaui dalam kehidupan manusia.

Salah satu contoh masalah yang umum adalah masalah keuangan. Banyak orang mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan mereka, seperti menghadapi hutang yang menumpuk atau kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masalah keuangan ini bisa mempengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang.

Selain itu, masalah hubungan atau komunikasi juga sering muncul dalam kehidupan seseorang. Ini bisa termasuk konflik dalam hubungan keluarga, masalah dalam hubungan asmara, hubungan suami istri, atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Masalah hubungan ini bisa sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan mental seseorang.

Pun masalah pekerjaan, masalah ini juga sering menjadi masalah bagi banyak orang. Ini bisa termasuk kesulitan dalam mencari pekerjaan, masalah dalam lingkungan kerja, atau ketidakpuasan dalam pekerjaan saat ini. Masalah pekerjaan ini bisa mempengaruhi motivasi dan kepuasan hidup seseorang.

Ini pula, masalah kesehatan juga sering dialami oleh banyak orang. Ini bisa termasuk masalah fisik, seperti penyakit atau cedera, serta masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan atau depresi. Masalah kesehatan ini bisa mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari bisa bermakna.

Ambil Risiko Tertinggi atau Terendah

“Dalam menghadapi masalah, terdapat dua risiko yang dapat diambil. Risiko yang paling tinggi adalah ketakutan, sedangkan risiko terendah adalah takut mati,” sambung Ustadz Taufan.

Namun, tak secara eksplisit Ustadz Taufan menjelaskan kalimat tersebut beserta gambaran dan contoh konkritnya, lantas saya mencoba menafsirkannya sendiri dan merangkaikanya dari berbagai sumber, yakni sebagai berikut :

Risiko Ketakutan

Jika seseorang ketika menghadapi masalah dengan mengambil risiko paling tinggi, yaitu ketakutan, maka ia cenderung merasa terancam oleh situasi yang dihadapinya. Merasa cemas, gelisah, dan terjebak dalam situasi menakutkan. Risiko ketakutan dapat muncul dalam berbagai situasi, seperti menghadapi perubahan, mengambil keputusan sulit, atau menghadapi tantangan baru.

Ketakutan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kecemasan, fobia, stres. mempengaruhi suasana hati, dan depresi. Menyebabkan pula gangguan tidur, gangguan pencernaan, penurunan kekebalan tubuh, dan masalah kardiovaskular. Juga, gangguan interaksi sosial, isolasi diri dari lingkungan, maupun hubungan interpersonal. Di samping pula, menyebabkan perasaan sedih, marah, putus asa, dan sulit pengendalian diri.

Mengambil risiko ketakutan berdampak akan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara negatif, yakni mengalami penurunan kepercayaan diri, stres, dan kecemasan yang berlebihan.
Dalam menghadapi masalah, penting untuk mencari cara sehat dan efektif untuk mengatasi ketakutan. Seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis, menilai situasi secara objektif, dan menerima kondisi kehidupan dengan bijak.

Ketakutan juga dapat menghambat kemajuan dan mengurangi kualitas hidup seseorang. Maka, dalam situasi yang menantang, seseorang juga dapat memperoleh manfaat dari dukungan sosial, mencari bantuan profesional, atau mengembangkan strategi penanganan stres yang efektif. Menghadapi ketakutan dengan cara yang sehat dan adaptif dapat membantu seseorang tumbuh dan berkembang dalam menghadapi masalah hidup, dan kehidupannya.

Risiko Takut Mati

Ketika seseorang menghadapi masalah dengan mengambil risiko terendah, yaitu takut mati. Pada dirinya akan muncul kesadaran diri bahwa segala masalah bisa diatasi dengan berbagai upaya yang dibarengi dengan mengambil sikap dalam nuansa religi seperti penyerahan diri atau tawakkal kepada Yang Maha Kuasa.

Seseorang yang mengambil risiko terendah, yakni takut mati, ia akan memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan dan kekuatan-Nya. Setelah berbagai upaya secara maksimal dilakukan, dirinya percaya bahwa Tuhan adalah penguasa segala sesuatu, dan memiliki kekuasaan untuk membantu mengatasi segala masalah dan tantangan dalam hidup yang dihadapinya.

Dalam situasi demikian, seseorang akan berserah diri kepada kehendak Tuhan dan melepaskan kendali diri terhadap masalah yang dihadapi. Ia percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih baik dan akan memberikan jalan keluar yang terbaik dari masalahnya. Seraya meletakkan harapan penuh kepada Tuhan, mengandalkan-Nya dalam setiap langkah hidup, dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya.

Seseorang yang mengambil risiko terendah, takut mati, meski menghadapi masalah ia akan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah dan bergantung kepada kekuatan Yang Maha Kuasa. Pun menyadari bahwa dengan mengandalkan kekuatan-Nya, dirinya akan diberikan kekuatan, ketenangan, dan keberanian untuk menghadapi masalah dalam hidup. Kesadaran diri bergantung kepada kekuatan Yang Maha Kuasa, ia akan mendapatkan solusi yang tepat dan hidup dalam kedamaian.

*

Kembali pada masalah penghujung tahun 2023, malam pergantian tahun, banyak orang juga membuat resolusi untuk memulai tahun baru dengan tujuan dan harapan baru. Hari penutup tahun ini juga menjadi momen untuk melihat kembali perjalanan selama setahun berlalu, kemudian merencanakan apa yang ingin dicapai di tahun yang akan datang. Semoga tahun baru membawa kebahagiaan, kesuksesan, dan berkah bagi kita semua.
Selamat Tahun Baru 2024!

Featured image : malang.jatimnetwork.com/

You may also like

1 thought on “Refleksi Jelang Tahun 2024”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *