Kegiatan dalam Rangka Memperingati HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia
Pertempuran Surabaya 10 November 1945 salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa itu tak hanya penting dari segi militer, namun juga sebagai katalisator yang menguatkan semangat nasionalisme di seluruh Indonesia. Roode Brug Soerabaia bersama Padma Tour Organizer, bergiat sosial membangunkan memori kolektif bagi 30 peserta dengan walking tour bertajuk “Jelajah Kota Lama Surabaya”, Rabu (28/8/2024) sore.
Selain apa yang diceritakan di setiap lokasi tentang sejarahnya, Ady Setyawan, Founder Roode Brug Soerabaia yang sekaligus sebagai pemandu, menambahkan bahwa Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, terutama melalui peristiwa “Pertempuran Surabaya 10 November 1945”. Pertempuran ini merupakan salah satu peristiwa paling heroik dan terbesar dalam sejarah Indonesia, yang menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, lanjut Ady Setyawan, situasi di Indonesia masih belum stabil. Pasukan Sekutu, yang terdiri atas Inggris dan Belanda, datang ke Indonesia dengan tujuan melucuti senjata tentara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II. Namun, kedatangan mereka juga dimanfaatkan oleh Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.
“Ketegangan memuncak di Surabaya, yang saat itu menjadi pusat pergerakan nasionalis yang memiliki semangat juang yang sangat tinggi,” tuturnya usai acara walking tour.
Ketegangan antara pejuang Surabaya dengan pasukan Sekutu mencapai puncaknya pada 30 Oktober 1945, ketika Brigadier Aubertin Walter Sothern Mallaby atau dikenal dengan Brigadier A.W.S. Mallaby, komandan Brigade 49 Divisi India, tewas dalam sebuah insiden di Surabaya. Kematiannya memicu kemarahan pihak Sekutu, yang kemudian mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata mereka, tambah Ady Setyawan.
“Kematian Mallaby menyebabkan Mayor Jenderal E.C. Mansergh, pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya pada tanggal 9 November 1945 untuk menyerahkan senjata tanpa syarat. Pada tanggal 10 November 1945 pecahlah Pertempuran 10 November karena pihak Indonesia tidak menghiraukan ultimatum ini,” tambahnya.
Masih menurut Ady Setyawan, pada 10 November 1945, pasukan Sekutu melancarkan serangan besar-besaran terhadap Surabaya. Pertempuran berlangsung sangat sengit, dengan ribuan pejuang Surabaya, yang sebagian besar terdiri atas pemuda dan rakyat biasa, menghadapi kekuatan militer Sekutu yang jauh lebih unggul dalam persenjataan dan teknologi.
“Meski demikian, semangat juang dan tekad yang kuat membuat perlawanan rakyat Surabaya menjadi sangat sulit ditaklukkan,” menurutnya.
Selama lebih dari tiga minggu, Surabaya menjadi medan pertempuran yang mengerikan. Banyak korban jatuh, baik dari pihak pejuang Indonesia maupun pasukan Sekutu. Meski akhirnya Surabaya jatuh ke tangan Sekutu, pertempuran ini menjadi inspirasi bagi perjuangan di seluruh Indonesia, menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia siap mati demi mempertahankan kemerdekaannya, lanjut pemerhati sejarah Surabaya.
“Pertempuran Surabaya memiliki dampak besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perlawanan yang gigih dari rakyat Surabaya menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan menyerah begitu saja kepada penjajah. Pertempuran ini juga memperkuat solidaritas nasional dan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan di seluruh negeri,” pungkas penulis buku Kesaksian dari Garis Depan.
Acara walking tour “Jelajah Kota Lama Surabaya” , yakni berkeliling di beberapa spot bangunan bersejarah sambil diterangkan sejarah keberadaannya terkait dengan Pertempuran Surabaya 1945. Seperti Gedung Internatio, Museum Bank Indonesia, Penjara Kalisosok, Pertigaan Jalan Kalisosok – Jalan Belakang Penjara, Bunker di Gedung Veteran di Jalan Rajawali, Rambu-Rambu Trem di Jalan Rajawali, kemudian menyeberang ke Jalan Glatik untuk mengamati peta di ujung jalan, serta berakhir di depan Pabrik Sirup Siropen di Jalan Mliwis.
Saat jalan-jalan, selain Ady Setyawan turut memandu juga Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia, dan Sylvi Mutiara. Mereka mengajak peserta istirahat 10 menit di Jalan Glatik. Di situ para peserta menyerbu untuk mencicipi Es Krim Orlando. Istirahat ini dengan tujuan mengenalkan agar mereka peduli tentang keberadaan UMKM.
Es Krim Orlando merupakan es krim legendaris di Kota Surabaya, sudah ada sejak tahun 1970 an, kebetulan pabrikya di dekat Penjara Kalisosok, tak jauh dari lapak jualan di Jalan Glatik. Di samping itu, peserta juga mendapatkan cerita tentang sejarah terkait dengan prasasti ROODE BRUG SOERABAIA.
Pada kesempatan yang sama, Wina Bojonegoro, Owner Padma Tour Organizer, mengatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT Ke-79 Kemerdekaan RI. Menurutnya, sebenarnya kegiatan direncanakan setelah 17-an, lantaran ada kendala-kendala akhirnya sampai hari ini. Untuk ke depannya Padma Tour Organizer akan tetap menggandeng Roode Brug Soerabaia untuk kegiatan yang bersifat komersial, namun tetap tak meninggalkan nilai sosialnya.
“Setelah ini, rencana di bulan November, kami berencana akan membuat acara bagi komunitas Perempuan Penulis Padma atau Perlima berkolaborasi dengan Roode Brug Soerabaia dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2024,” tambah Wina Bojonegoro
Ke depannya pula, lanjut Wina Bojonegoro, kami bisa berjualan dengan Roode Brug Soerabaia untuk tamu-tamu Padma Tour, terutama para tamu yang dari luar kota dan tamu-tamu mancanegara. Selama ini kalau mereka membeli paket walking tour ke Padma Tour itu selalu ke Jakarta, ke Old Batavia. Nah, sekarang akan kami tawarkan yang Old Surabaya, Kota Lama Surabaya atau KLS.
“Sementara ini, kita akan coba tawarkan Kota Lama Surabaya dulu karena masih baru. Kan, masih baru! Kami jual dulu habis-habisan. Oh ya, PadmaTour Organizer beralamat di Graha Pena, Jalan Ahmad Yani 88 19th Floor #1904, Phone: 0821-1900-0156, Ketintang, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur 60231” kelakarnya.
Karena Surabaya termasuk ketinggalan bila dibandingkan dengan Jakarta dan Semarang, begitu Kota lama Surabaya diperbaiki dan difasilitasi, kali ini kami ingin mengenalkan para koleganya Padma Tour secara gratis agar mereka tahu bahwa sejarah Kota Surabayai itu demikian menariknya. Makanya kami adakan walking tour, tidak naik kendaraan, pungkas Wina Bojonegoro.
Biarkan Foto yang Bicara
Walking Tour Kota Lama Surabaya (KLS) Padma Tour Organizer & Roode Brug Soerabaia