Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’

Fragmen teatrikanl memberi ruang untuk anak bertanya-tanya
Share this :

Roode Brug Soerabaia adalah salah satu komunitas kesejarahan yang ada di Kota Surabaya. Komunitas yang bermarkas di Kompleks Tugu Pahlawan Surabaya unjuk kegiatan ‘dadakan’ tentang kisah perjuangan untuk menggugah memori kolektif masyarakat Surabaya, khususnya pengunjung Museum 10 November Surabaya, dengan menampilkan fragmen teatrikal teknik flash mob, Minggu pagi (10/4/2022).

Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia, menuturkan bahwa kegiatan menampilkan fragmen teatrikal teknik flash mob di area Museum 10 November Surabaya ini dalam rangka sebagai bagian dari agenda rutin pementasan drama teatrikal di Tugu Pahlawan. Di samping itu, kegiatan ini atas landasan dari kegiatan rutin Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya, melalui UPTD Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Surabaya.

Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Patung perjuangan di ruang utama Museum 10 November Surabaya
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia sedang adakan pengarahan sebelum acara dimulai
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Soerabaia sedang adakan pengarahan sebelum acara dimulai

“Dengan kegiatan tersebut kami ingin menanamkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme para pengunjung Museum 10 November Surabaya, khususnya generasi muda saat ini, tentang kisah-kisah perjuangan. Yang pertama, tentang adanya Proklamasi 17 Agustus 1945. Kedua, tentang siaran radio Bung Tomo. Sedangkan ketiga, tentang kisah suasana dapur umum sewaktu Perang Surabaya yang dipimpin oleh Bu Dar Mortir,” tutur Satrio Sudarso usai flash mob, Minggu (10/4/2022).

Salah satu pengunjung museum yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa niat berkunjung ke museum dengan membawa anak-anak agar mereka dapat mengenang sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Harapannya, anak-anak sebagai generasi penerus dapat menghargai perjuangan para pahlawan, dan tumbuh jiwa nasionalis.

Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Aksi flash mob Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Rangkaian Aksi flash mob Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Flash mob siaran radio Bung Tomo. Pemeran sedang mematungkan diri

“Berkunjung di museum ini di samping mengisi waktu puasa, agar anak-anak mengenal dari dekat kisah perjuangan Arek-Arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945 melalui foto, gambar, lukisan, maupun diorama yang ada. Dengan ini, semoga anak-anak akan tumbuh rasa nasionalisme di tengah zaman global ini. Apalagi ada fragmen teatrikal dengan teknik flash mob, anak-anak makin tertarik,” katanya di sela-sela menyaksikan flash mob.

Sekilas tentang Flash Mob

Dikutip dari Wikipedia, sejarah flash mob berasal dari Belanda pada tahun 1990-an awal. Ide flash mob tercetus oleh Spoor, dan kemudian dia membentuk sekelompok orang yang bernama ‘zebra pejalan kaki teater’. Saat itu, Spoor menyebar informasi melalui selebaran yang di beri kepada masyarakat, atau selebaran itu ditempel di pohon-pohon.

Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Fragmen teatrikal memberi ruang untuk anak bertanya-tanya
Fragmen teatrikal memberi ruang untuk anak berpikir kritis
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Gambaran suasana dapur umum pimpinan Bu Dar Mortir

Dia juga menghubungi aktor-aktris di kota itu dan mengumumkan akan ada pertunjukan dadakan di kota mereka. Pertunjukan dilakukan di tempat para pejalan kaki biasanya berkumpul. Tujuan Spoor saat itu, menyatukan persaingan di antara sesama pedagang, ritel, perselisihan kolektif, dan sebagainya. Ribuan buruh yang dinamakan ‘massa flash mob‘ berdemo dengan tarian dan gerakan menuntut perdamaian perselisihan antar sesama pedagang.

*

Satu apresiasi yang tinggi bagi sebagian orangtua yang peduli mengajak anak mereka berkunjung ke museum. Di museum banyak manfaat edukasi yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak-anak. Yakni, membuka pintu keingintahuan dalam berbagai bentuk pertanyaan, di samping memberikan kesempatan untuk membandingkan dan membedakan apa yang penting bagi mereka. Museum adalah tempat menyimpan perjalanan sejarah bangsa, ini penting untuk diketahui oleh anak-anak.

Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Suasana dapur ketika relawan memasak
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Semangat Bu Dar Mortir ketika memimpin dapur umum
Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’
Foto bersama pengelola Museum 10 November Surabaya dengan para anggota Roode Brug Soerabaia

You may also like

6 thoughts on “Roode Brug Soerabaia : Kisahkan Perjuangan Kemerdekaan dengan Teknik ‘Flash Mob’”

  1. Avatar
    Luluk Zunairoh P 11

    Alhamdulillah Trims Pak Sli. Dg mmbaca d mlihat foto2 tsb kita lbih mmahsmi arti sejarah. Semoga kita lbh mnghargsi khususnya para pejuang.

    1. Bu Luluk Zunairoh P11,
      Matur nuwun atas apresiasi Panjenengan, Bu.
      Inggih, even tersebut diharapkan bisa menggugah memori kolektif masyarakat untuk menghargai perjuangan para pendahulu, pahlawan kemerdekaan.
      Sehat-sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan.

  2. Avatar
    Enadang Sulistijorini

    Tulisannya mantap , manfaat, pembaca jadi berimajinasi apa yg digambarkan,insyaAllah pembaca akan termotivasi untuk berkunjung ke museum

    1. Bu Endang Sulistijorini,
      Matur nuwun atas apresiasi Panjenengan.
      Semoga tulisan singkat bisa menggugah masyarakat untuk mencintai kotanya yang berjuluk “Kota Pahlawan”.
      Sehat-sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan.

Leave a Reply to Ali Muchson Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *