Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”, Susuri Suasana Pedesaan di Antara Hunian Elit

  • GOWES
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Share this :

Mancal Nang Suroboyo, demikian tema pokok yang diusung oleh Suroboyo Cycling Institute atau Subcyclist. Salah satu komunitas pesepeda, kegiatan utama Subcyclist di samping mengajak Are-Arek Suroboyo kampanye bersepeda yang menggabungkan antara belajar mengenali kota Surabaya, juga kegiatan mengedukasi untuk membiasakan para peserta agar bersepeda dengan tertib lalu lintas. Acara dikemas bulanan dengan subtema yang berbeda-beda.

“Mancal Nang Suroboyo ke Barat” merupakan subtema ajakan bersepeda bersama dari Subcyclit agenda bulan November untuk siapa saja, dengan sepeda apa saya , bagi Arek-Arek Suroboyo yang #wanimancal. Titik kumpul (tikum) di depan Resto Korean Grill Jalan Babatan Unesa 102, dengan rute Danau Unesa, GWalk, Gedhokan, dan finis di Taman Hutan Raya. Start pukul 07.00, Minggu (28/11/2021).

Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Singgah di ‘gedhokan’ kuda

Indra Pradana, salah satu pegiat Subcyclist, menuturkan kegiatan ini dilatarbelakangi adanya banyak tulisan, narasi, atau artikel yang membahas topik tentang ruang publik dan pariwisata Kota Surabaya. Namun mayoritas yang dibahasas tentang ruang-ruang publik di kawasan tepian laut, dan historiknya kawasan utara dan tengah kota. Sedangkan bahasan ruang publik yang berlingkup di Surabaya Barat biasanya berhenti di kawasan ‘cangkruk elit’ yang ada di dalam akses kawasan hunian yang juga elit.

Padahal, tambahnya, sebenarnya di balik kemewahan, kemegahan, dan elitism tersebut ada ruang-ruang publik menarik lainnya yang jarang diketahui oleh sebagian masyarakat yang barangkali jarang melintas di sana. Kegiatan Mancal Nang Suroboyo ke Barat, Subcyclist mengajak pesepeda mengeksplorasi ruang-ruang publik cukup menarik di Kawasan Barat yang mungkin akan bisa jadi sesuatu yang menarik untuk diceritakan.

“Ruang publik dan destinasi wisata di Kawasan Surabaya Barat didominasi oleh hunian elit, sehingga kearifan lokal seolah-olah tenggelam tak dikenal masyarakat,” pungkas Indra Pradana.

Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Mini Kebun Binatang di Jalan Sambikerep

Taman Hutan Raya Lempung

Tujuan akhir atau finis mancal bareng adalah di Taman Hutan Raya (Tahura) Lempung, namun sebelumnya sampai finis pesepeda diajak mampir dulu di Gedhogan, Jalan Raya Kuwukan Kelurahan Sambikerep. Di tempat ini para pesepeda diberi kesempatan untuk berfoto dengan kuda di kandangnya. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dan singgah juga di Mini Kebun Binatang, melihat kijang, di Jalan Sambikerep.

Usai singgah sejenak, perjalanan dilanjutkan menuju Tahura Lempung. Taman ini berlokasi di di Jalan Lempung Perdana IV, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya. Tahura ini merupakan Tahura ke-10 di Kota Surabaya. Siapa yang menyangka bahwa Tahura yang luasnya mencapai 1,9 hektare dan terbagi menjadi tiga bagian ini dulunya merupakan area persawahan yang sering dilanda banjir.

Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Taman Hutan Raya Lempung

Dirilis dari tunashijau.id, menurut pengakuan warga sekitar sebelum taman ini dibangun, daerah ini merupakan daerah persawahan yang rawan banjir. Banjir diduga kiriman dari kawasan Ciputra dan Intiland yang akhirnya merendam kawasan Tahura Lempung ini. Tidak tanggung-tanggung, banjir yang menggenangi kawasan Lempung ini sebelum dibangun Tahura Lempung bisa setinggi pinggul orang dewasa.

Selain dibangun taman hutan raya untuk mencegah banjir, di Tahura Lempung juga terdapat -mini bozem atau danau buatan yang berfungsi sebagai daerah resapan air untuk mencegah banjir. Kini banjir hanya terjadi setelah hujan besar datang saat musim hujan. Air yang menggenangi daerah Lempung tidak setinggi sebelumnya. Banjir juga lebih cepat surut hanya dalam rentang waktu satu sampai dua jam.

Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Sebagian dari peserta MNS lagi sesi foto-fotoan

Selain sebagai solusi banjir bagi warga sekitar, Tahura Lempung juga merupakan tempat wisata dan rekreasi bagi warga sekitar. Di kawasan ini memiliki puluhan jenis tanaman herbal dan tanaman produktif. Selain budidaya tumbuhan, juga membudidayakan ayam yang diharapkan dapat menjadi tempat pelestarian ternak. Di samping itu, keberadaan Tahura member manfaat bagi warga sekitar dari segi ekonomi. Banyak warga sekitar yang menjajakan makanan dan minuman di sekitar taman.

*

Bagi warga Surabaya yang ingin mengenal kotanya lebih jauh bisa mengunjungi Tahura Lempung ini. Jika kondisi normal, jam operasional dibuka mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00 untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu buka mulai pukul 06.30 sampai dengan pukul 15.00. Jadwal operasional akan berubah sewaktu-waktu berkaitan kebijakan yang berhubungan dengan Covid-19. Protokol kesehatan tetap harus ditaati oleh para pengunjung.

Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Jembatan bambu di salah satu sudut hutan
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Awak alisson.id dapat hadiap scribble potret diri dari ‘Cak Mad’ Rachmad Priyandoko buat hadiah ultah
Subcyclist : “Mancal Nang Suroboyo ke Barat”
Sebagian warga memanfaatkan untuk berjualan di sekitan hutan

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *