Roode Brug Soerabaia Turut Dukung Reka Ulang Teatrikal Refleksi Het Vlagincident atau Insiden Bendera “Berkibarlah Benderaku”
……………………………
Arek Suroboyo itu jiwa
Bukan sekadar badan yang terlahir
Yang tekadnya membaja
Dalam menjaga Merah Putih
Arek Suroboyo semboyan wani tok
Tali Duk Tali Layangan
Nyowo situk ilang-ilangan
Merdeka…. Merdeka…. Merdeka….!!!
Itulah penggalan puisi berjudul “Arek Suroboyo” yang dibacakan Wali Kota Eri Cahyadi pada acara drama teatrikal dalam rangka reka ulang Refleksi ‘Het Vlagincident’ atau ‘Insiden Bendera’ 79 tahun silam, pada tanggal 19 September 1945, yakni peristiwa perobekan bendera Belanda bagian warna biru di Hotel Yamato, kini Hotel Majapahit Surabaya, Minggu (22/9/2024).
Pertunjukan yang dikemas dalam drama musikal berjudul ‘Berkibarlah Benderaku’ ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Acara ini merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk menggugah memori kolektif warga Surabaya, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya mengenal sejarah dan peran kotanya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Tak hanya membacakan puisi, pada kesempatan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi berperan sebagai Sudirman, yaitu Residen Surabaya. Selain memimpin teatrikal, namun juga memimpin penghormatan kepada bendera Merah Putih saat menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
“Teatrikalnya berbeda setiap tahun agar tetap menarik minat masyarakat, tapi inti ceritanya tetap sama. Kami ingin masyarakat tidak bosan dan semangat perjuangan tetap menyala,” tuturnya.
Sepanjang Jalan Tunjungan dipenuhi ribuan warga Surabaya untuk menyaksikan teatrikal tersebut. Selain Forkopimda Kota Surabaya, sejumlah veteran juga hadir, memberikan sentuhan emosional pada acara yang telah dilaksanakan sejak 2009. Meski Surabaya pagi itu cuacanya sudah membuat gerah di badan, namun para veteran tetap khidmad mengikuti acara hingga berakhir.
“Semoga tahun depan saya masih dikarunia kesempatan mengikuti acara ini,” harapan Pak Amad, veteran berusia 103 tahun dengan NPV 12.093.713, saat alisson.id menghampiri beliau usai acara. Meski usianya 103 tahun Pak Amad tampak masih bugar, gurat wajahnya ganteng, nada bicaranya masih jelas, dan semangatnya masih tampak menyala.
Heri Prasetyo, Sutradara Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera ‘Berkibarlah Benderaku’, pada kesempatan yang sama menjelaskan, konsep pertunjukan berformat Happening Art yang menggunakan Jalan Tunjngan Surabaya sebagai ruang pertunjukan, meramu dari unsur teatrikal puisi, tari, musik dan performer yang berkolaborasi dalam mengekspresikan nilai-nilai kesejarahan.
“Hal ini, guna penguatan nilai manusia Surabaya yang berkepribadian dalam kebudayaan serta mengkokohkan Surabaya sebagai Kota Pahlawan,” jelas seniman yang akrab dengan panggilan Cak Heri Lentho.
Pertunjukan tahun ini, lanjutnya, dibuka dengan suasana pasca kemerdekaan dan menampilkan adegan persekusi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda terhadap wartawan Antara, Abdul Wahab. Adegan tersebut menunjukkan bagaimana Abdul Wahab berusaha mengamankan foto-foto yang kini menjadi bukti sejarah.
“Ini adalah hal baru dari tahun sebelumnya. Kami ingin menunjukkan betapa pentingnya peran wartawan dalam mengabadikan momen bersejarah,” lanjut Heri Prasetyo
Setelah adegan pembuka, masih menurut Heri Prasetyo, pertunjukan dilanjutkan dengan momen heroik perobekan bendera oleh arek-arek Suroboyo. Mereka bantu membantu menaiki menara tiang bendera Hotel Yamato dengan tangga bambu, yang diakhiri dengan lagu merdu ‘Berkibarlah Bendera Negeriku’ yang dinyanyikan oleh Fadila Intan.
“Melalui acara ini, Pemerintah Kota Surabaya tidak hanya mengajak mengenang sejarah, namun juga membangkitkan semangat patriotisme di kalangan generasi muda, menjadikan peringatan ini lebih dari sekadar sebuah acara, melainkan sebuah warisan nilai yang harus dijaga dan diteruskan,” pungkasnya.
Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera ‘Berkibarlah Benderaku’ didukung oleh Surabaya Juang, Roode Brug Soerabaia (melibatkan CAK Kedung Klinter Surabaya dan Kartar Gang The Low Karang Tembok Surabaya), Paguyuban Sepeda Kuno Senopati, Laskar Baya Runcing, ZR Dance, SMA Negeri 21 Surabaya, Paduan Suara SMP Negeri 1 Surabaya, Teater AMN, dan Teater Klompen. (@muchson_ali)
Biarkan Foto Bicara
Teatrikal Refleksi “Het Vlagincident” di Hotel Yamato Gugah Memori Kolektif Masyarakat Surabaya
Serba-Serbi
Usai Drama Teatrikal “Berkibarlah Benderaku”
