Buka Puasa Bersama ‘Bukber’ Momen Silaturrahim, Patuhi Protokol Kesehatan

Buka Puasa Bersama ‘Bukber’ Momen Silaturrahim, Patuhi Protokol Kesehatan
Share this :

Even buka puasa bersama, atau lazim disebut bukber, menjadi agenda yang ditunggu sebagian keluarga, komunitas atau kelompok lainnya. Dua kali bulan puasa kegiatan tersebut tak diizinkan lantaran tren penularan Covid-19 masih tinggi. Setelah dua tahun bukber dilarang, kini pemerintah melalui Satgas Covid-19 memperbolehkan umat Islam mengadakan bukber Ramadan 2022.

Selain tetap mematuhi protokol kesehatan, Satgas Covid-19 memberikan syarat yakni tidak diperbolehkan mengobrol saat buka puasa bersama. Menjaga jarak dan tidak usah berbicara pada saat makan. Hal itu sebagaimana yang disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, Selasa 29 Maret 2022.

Buka Puasa Bersama ‘Bukber’ Momen Silaturrahim, Patuhi Protokol Kesehatan
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka (foto by crew Warung Dulang 88)
Buka Puasa Bersama ‘Bukber’ Momen Silaturrahim, Patuhi Protokol Kesehatan
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka (foto by crew Warung Dulang 88)

Momen Silaturrahim

Bukber menjadi salah satu momen untuk kumpul-kumpul, juga merupakan wahana silaturahim dan berbagi kebahagiaan antarsanak keluarga, kerabat dekat, rekan kerja, teman seangkatan sekolah atau kuliah, komunitas terkait hobi, atau kelompok sosial lainnya. Di samping itu, bukber bisa dijadikan pula sebagai ajang kangen-kangenan antarmereka.

Selain momen untuk menjalin silaturahim, bukber juga menjadi even terjadwal oleh organisasi, profesi, korporasi, atau komunitas tertentu. Biasanya dalam sebuah korporasi, acara bukber dimanfaatkan sebagai momen gathering dalam rangka mendekatkan dengan relasi usaha, konsumen, buyer, user, atau bahkan sebagai acara publikasi dan promosi produk.

Jika ada waktu luang, tak ada kepentingan yang urjen, menyempatkan diri hadir di acara bukber sangat disarankan. Yang jelas, Anda akan keluar dari rutinitas kehidupan, lepas dari aktivitas keseharian. Ketika bukber, Anda akan menikmati momen saling bertukar kabar, bernostalgia, dan bercanda dengan orang-orang tercinta, orang-orang pilihan, yang lama tak bersua lantaran Covid-19.

Namanya saja buka bersama, urusan menu makanan berbuka tentu menjadi salah satu priotitas juga, namun terkadang malah terabaikan oleh suasana gembira, saling bertemu. Ketika azan Maghrib telah dikumandangkan, pertanda tiba waktu bukber, segerakan berbuka dengan minuman dan makanan ringan. Lantas tunaikan salat Maghrib dahulu sebelum dilanjut menyantap menu berbuka.

Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Menu takjil gratis pembuka berbuka puasa
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka (foto by crew Warung Dulang 88)

Sebenarnya inti dari momen buka bersama saat ini lebih ke arah bisa menjalin komunikasi secara langsung dengan kerabat, teman atau kolega. Meski sebenarnya saben hari mereka bisa berkomunikasi melalui saluran media sosial seperti whatsapp, twitter, telegram, facebook, atau instagram. Maka, tetap membaur dan menikmati momen tersebut adalah mengasyikkan. Semoga ini jadi titik awal untuk menghapus ‘ketidakleluasaan’ untuk bersemuka selama ini.

Juli Indawati, penggagas bukber dari suatu grup whatsapp, menuturkan bahwa manfaat buka puasa bersama, baik bersama dengan kerabat, sahabat, rekan kerja ataupun komunitas yakni dapat mempererat tali silaturahim. Apalagi grup ini sudah terjalin lama, bermula sejak bersama terlibat kegiatan komunitas Kelas Inspirasi Surabaya tahun 2013. Kali ini yang bisa kumpul yakni Hestya Utami, Sayyidati Aristifanniy Rohim, Praptining Inana R., S.R. Fuji Rahayu, Teddy Permana, Ali Muchson.

“Kami berangkat dari berbagai latar belakang, bisa masih ngumpul hingga saat ini merupakan suatu berkah, wong Suroboyo bilang, “Koncoan sak lawase.” Lantaran bukber Ramadan tahun ini pemerintah memberi izin, kami tawarkan teman-teman untuk ‘ngrasakno ketemuan’. Prokes tetap kami patuhi,” tutur Juli Indawati saat bukber di Warung Dulang 88 – Family Resto & Café, Jalan Ketintang Baru XIV/1 Surabaya 60231, Kamis petang (7/4/2022).

Juli menambahkan, bertemu dengan topik cerita yang random ibarat ‘ngalor ngidul’, tetapi wow banget. Seperti sedang mengaduk-aduk kenangan yang telah lama tertimbun waktu. Tentang Covid-19 varian alfa, ganasnya delta, agak melunaknya omicron, lantaran sebagian telah mengalaminya. Seperti komentar Hestya Utami, “Kita kayak saksi hidup yang masih diberi hidup.”

Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Menu nasi timbel empal/ayam pesanan Juli Indawati & Ali Muchson
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Menu capcay tanpa nasi pesanan Sayyidati Aristifanniy Rohim

“Joke-joke atau ‘banyolan’ lucu pun terlontar dari Sayyidati Aristifanniy Rohim, “Siapa bilang vaksin campak cukup? Buktinya aku masih dicampakkan!” Gelegar, serentak ngakak bersama, tetapi masker tetap dikenakan, loh. Entah apa tiba-tiba topik beralih tentang campak,” tambah owner Ivy School Surabaya.

Belum lagi cerita Praptining Inana R., lanjut Juli Indawati, tentang masa kecilnya sering dan biasa diajak orangtuanya naik kapal dari pelabuhan Jangkar Situbondo ke Pelabuhan Kalianget – Sumenep. Lantaran itu, ketika rame-rame ke Gili Labak tak sampai mabuk laut. Padahal beberapa orang dari rombongan sempat ‘howek-howek’ dan ditumpahkan di laut.

Masih cerita Juli Indawati, tak kalah seru apa yang diceritakan Teddy Permana, ia menuturkan tentang petuah-petuah sang pelaut senior, Dalam Sinuraya, sebelum berangkat, di perjalanan hingga sampai jelang menyeberang ke Gili Labak. Petuah tentang karakteristik laut, angin, gelombang dan waktu yang kadang-kadang tak dapat diduga atau diprediksi itu masih selalu terngiang-ngiang.

“We really have lived together this long, calling each other, texting and missing each other, still just like next door buddies,loh! pungkasnya. (Kita benar-benar telah hidup bersama selama ini, saling menelepon, mengirim pesan dan merindukan satu sama lain, masih seperti teman sebelah).

Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Menu nasi ayam mentega favorit Hestya Utami
Maaf, masker dilepas hanya untuk keperluan foto belaka
Es teler pesanan Praptining Inana R.

*

Nah, acara yang tak kalah heboh, yakni session foto bersama. Ini biasanya yang ditunggu-tunggu, mengapa penting? Foto adalah dokumen, salah satu bagian dari sejarah meski banyak orang yang belum menyadari hal itu. Sejarah bukan hanya dilihat dari unsur manusia saja, yang didalamnya termasuk sisi nasionalisme, patriotisme dan heroisme. Tanpa ada dokumen foto, apalah arti mereka?

Dengan foto bersama, hasil foto adalah dokumen sebagai saksi sejarah bahwa kita pernah ada, pernah bertemu dan berteman atau pernah terlibat dalam satu kegiatan. Apalagi di zaman digital ini kita tidak perlu repot harus menyimpan foto di album lipat seperti dulu, namun kita bisa nitipkan file di akun media sosial seperti mungkin facebook, instagram, atau di google drive.

“Sewaktu-waktu Anda bisa membukanya, dan mengenangkannya kembali sambil mesam-mesem sendiri,” kata Mimin.

Featured image : by crew Warung Dulang 88

You may also like

2 thoughts on “Buka Puasa Bersama ‘Bukber’ Momen Silaturrahim, Patuhi Protokol Kesehatan”

  1. Beberapa bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tapi kalau reuni akhir2 ini sering dilakukan 2-5 hari setelah lebaran. Mumpung posisi lagi mudik semua.Selamat berpuasa dan menyiapkan mudik tahun ini.

    1. Mas Santoso A.,
      Inggi, umumnya begitu. Reuni ibarat “ngumpulno balung pisah”. Even buat saling ketemu dan berbagi cerita.
      Selamat berpuasa juga, tetap sehat bersama keluarga besar.
      Matur nuwun.

Leave a Reply to Santoso Abetnego Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *