“Kami tidak ingin mengancammu, Bung! Sekarang revolusi berada di tangan kami. Kalau Bung Karno tidak mau mengumumkan kemerdekaan malam ini juga, besok akan terjadi pertumpahan darah,” desak Wikana, berdiri sambil menghunus pisau kepada Bung Karno yang disaksikan oleh Bung Hatta, Yusuf Kunto, Boentaran Martoatmodjo, dan Iwa Kusuma Sumantri.
Mendengar kata-kata bernada ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana kemudian dia memegang pisau yang masih dalam genggaman Wikana, lantas mendekatkan pisau itu dilehernya.
“Jangan aku diancam, jangan aku diperintah, ini leherku! Ayo, tebas sekarang!”, sahut Bung Karno.
Demikian cuplikan salah satu dialoq trailer movie sejarah tersembunyi memasuki pembacaan teks proklamasi di tempat kediaman Bung Karno. Saat itu berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai proklamasi kemerdekaan. Shooting trailer movie oleh mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya Jurusan Information System for Business.
Dalam shooting trailer tersebut, mahasiswa Universitas Ciputra bekerja sama dengan Roode Brug Soerabaia. Kegiatan dilaksanakan di Roemah Bengawan, Jalan Bengawan 26 Surabaya pada Kamis (18/5/2023) siang. Turut hadir, Osa Kurniawan Ilham, insinyur sekaligus penggiat sejarah, sebagai dosen pembimbing; Ady Setyawan, founder Roode Brug Soerabaia; Arief Yanuar dan Satrio Sudarso, petinggi Roode Brug Sorabaia.
Osa Kurniawan Ilham, menuturkan bahwa shooting yang dilakukan mahasiswa adalah salah satu produk kreatif dari dua puluh produk kreatif yang menjadi tugas akhir dari mata kuliah ‘Become Indonesia’ atau ‘Menjadi Indonesia’ untuk kajian Literasi Kreatif Sejarah untuk NonSejarawan di Universitas Ciputra Surabaya.
Kajian ini, lanjut Osa, dibimbing oleh FX Domini Hera (sejarawan), Aji Prasetyo (komikus), Subiyanto (sutradara film), dan Osa Kurniawan Ilham (insinyur sekaligus penggiat sejarah). Untuk semester ini, kajian tersebut diambil oleh mahasiswa jurusan Information System Business, Visual Communication Design, Interior Architecture dan International Business Management.
“Tujuan kajian ini adalah melatih para nonsejarawan untuk memiliki ketrampilan literasi dan berpikir kritis terhadap narasi-narasi sejarah yang berkembang dalam masyarakat. Lalu diharapkan setelah mampu memilah-milah informasi sejarah tersebut, sejarah bisa dialihwahanakan ke dalam produk-produk kreatif yang bisa diterima oleh pasar, terutama generasi milenial,” tambahnya.
Dengan ini, masih menurut Osa Kurniawan Ilham, sejarah tidak akan lagi terbelenggu dalam buku, jurnal, arsip atau seminar-seminar ilmiah. Namun, sejarah bisa dibawakan ke masyarakat dalam media yang lebih bisa dinikmati secara luas. Tujuan akhirnya, yakni dapat menumbuhkan kesadaran sejarah di masyarakat tanpa melalui proses indoktrinasi yang kaku.
“Kelompok mahasiswa ini memilih produk kreatif berupa trailer movie dengan titel “Hilang, Dibuang, Ditemukan”, memfokuskan pada nasib teks proklamasi yg sempat dibuang sebelum kemudian diambil lagi, dan diserahkan kepada negara,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Adi Setyawan, Founder Roode Brug Soerabaia, mengatakan bahwa giat Roode Brug Soerabaia hari ini bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya sebagai suatu upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat, tentang sejarah detik-detik menuju Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Trailer movie menunjukkan ketegangan yang terjadi, konflik antara para tokoh bangsa yang sebenarnya memiliki satu tujuan yang sama. Juga keterlibatan bangsa-bangsa lain dalam lahirnya proklamasi, baik langsung maupun tidak langsung, seperti Jepang dan Jerman,” tambah pria penulis lima buku bertema tentang Pertempuran Surabaya 1945.
Sementara itu, Mercy Vanneca Ruthttita Oey, mahasiswa Semester 4 Universitas Ciputra Surabaya Jurusan Information System for Business, sekaligus sebagai sutradara pembuatan trailer movie berjudul “Hilang, Dibuang, Ditemukan”, mengatakan bahwa kegiatan shooting trailer movie ini dalam rangka sebagai syarat pemenuhan penilaian mata kuliah kami, ‘Become Indonesia’.
“Kami dari Universitas Ciputra Jurusan Information System for Business untuk mata kuliahnya, ‘Become Indonesia’,” tutur mahasiswa yang akrab dengan sapaan Mercy.
Statement kami, lanjut Mercy Vanneca Ruthttita Oey, kenapa kami membuat shooting ini, kenapa kami mengambil tema ini? Dalam hal ini, karena kebanyakan orang-orang itu belum mengetahui sejarah tersembunyi detik-detik memasuki pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus. Di antaranya, teks proklamasi tersebut sempat dibuang.
“Kami mengambil tema ini, biar kami ingin mengilustrasikan bagi orang-orang atau masyarakat yang belum tahu, jadi mereka akan bisa lebih tahu. Jalan alurnya seperti apa, dan adegannya juga seperti apa,” pungkasnya.
Kelompok shooting trailer movie “Hilang, Dibuang, Ditemukan” ini dalam rangka sebagai syarat pemenuhan penilaian mata kuliah ‘Become Indonesia’ merupakan kerja bareng yang terdiri atas lima mahasiswa dengan tugas atau peran masing-masing, yakni :
- Mercy Vanneca Ruthttita Oey, merangkap sebagai sutradara
- Fahrizal Dwi Rinaldi, merangkap sebagai kameramen
- Alvin Lionel Wilbert, merangkap sebagai Laksamana Muda Maeda
- Michelle Angela Wuisan , merangkap sebagai Ny. Satsuki Mishima
- Angellie Ennovaryn Mertadana, merangkap sebagai Running Man
*
Nah, belajar sejarah itu tak sekedar mengetahui dan hafal tanggal, bulan dan tahun sebuah peristiwa terjadi. Juga tak sekadar mengetahui secara detail dan benar tentang apa, siapa, kapan, di mana dan apa dampak dari peristiwa tersebut. Namun, kita akan mendapat manfaat berharga jika mampu menggali lebih dalan tentang esensi dan makna di balik peristiwa sejarah itu.
Jika ingin mengetahui detik-detik menuju Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, bisa baca buku berjudul “Proklamasi” karya Osa Kurniawan Ilham. Buku tersebut sudah beredar di Toko Gramdia di berbagai kota. Bisa juga, silakan tunggu trailer movie “Hilang, Dibuang, Ditemukan” karya mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya yang bekerja sama dengan Roode Brug Soerabaia.
Behind The Scenes
Shooting Trailer Movie “Hilang, Dibuang, Ditemukan”
Sejarah dibuang jangan, digali mengasyikkan.
fotonya suangar2 pak ali