Penjual ajanan yang paling ditunggu anak sekolah era tahun 80 – 90 an adalah penjual kue rangin di depan gerbang sekolah. Kue berwarna putih kecokelatan ini memang digemari banyak anak karena rasanya yang gurih.
Di berbagai daerah kue rangin ini memiliki nama yang berbeda, biasa disebut juga sebagai kue pancong. Sayang di era sekarang, susah sekali menemukan orang yang masih bertahan menjual kue rangin.
Kue rangin salah satu jenis penganan atau jajanan tradisional tempo dulu yang masih bertahan meski sudah tidak banyak orang menjualnya. Tak heran jika anak-anak milenial hanya sedikit yang mengenal jajanan bercita rasa gurih.
Jajanan berbahan dasar rpung beras, santan, telur, kelapa parut, dan sedikit garam. Setelah semua bahan diaduk jadi adonan, lalu dituangkan ke dalam cetakan khusus yang sudah dipanaskan di atas api hingga matang. Warna kecoklatan.
Bagi yang suka rasa manis, setelah matang bisa ditambahkan taburan gula di atas kue rangin. Namun, pada umumnya banyak orang yang suka original taste-nya, gurih dan beraroma khas kelapa.
Untuk menikmati rasa gurih atau perpaduan gurih manis harga per porsi dipatok kisaran 5 ribu rupiah. Dengan harga tersebut, penjual keliling asal kawasan Bojonegoro ini tiap hari rata-rata menghabiskan 4-5 kilogram beras