Dalam konteks komunikasi dengan seseorang satu hal yang perlu sangat diperhatikan, yakni pilihan diksi yang terlalu sering diucapkan. Kata-kata yang berulang-ulang diucapkan dianggap sebagai suatu pembenaran oleh alam bawah sadar. Lebih-lebih jika kata yang terlalu sering muncul adalah kata-kata negatif.
Penggunaan kata-kata negatif tersebut bukan masalah sederhana yang akan berlalu begitu saja. Namun, sampai kapan pun kata negatif akan berpengaruh dalam kehidupan. Kata-kata negatif atau status negatif itu sebenarnya bermuara dari pikiran negatif, dan ini tentu akan berpengaruh pada mentalitas seseorang.
Beberapa gambaran kalimat dengan kata negatif, seperti ‘Saya tidak bisa.’, ‘Saya tidak pandai.’, ‘Saya tidak sudi.’, ‘Saya tidak terampil.’, dan lain-lain. Kalimat-kalimat tersebut jika sering diucapkan akan menjadi suatu legitimasi pada mental seseorang. Upaya paling sederhana yakni dengan menghindari, dengan tidak menggunakan kalimat tersebut.
Barangkali akan berbeda nilai rasa jika kalimat tersebut diucapkan dengan ‘Saya belum bisa.’, ‘Saya belum pandai.’, ‘Saya belum mau.’, ‘Saya belum terampil.’ Kalimat demikian akan mempunyai efek positif terhadap mental penuturnya.
Kata ‘belum’ yang mengandung pesan bahwa saat ini belum terjadi, tetapi di masa akan datang bisa terjadi. ‘Saya belum bisa.’, maksudnya saat ini memang tidak bisa, tetapi suatu saat di masa mendatang saya akan bisa.
Hal ini berdampak akan lebih positif karena tersirat adanya upaya yang dilakukan untuk mengubah keadaan. Sebaliknya, jika mengatakan ‘Saya tidak bisa.’, yang berarti sepanjang hidup mutlak tidak akan pernah bisa.
Kata ‘tidak’ mempunyai makna penyangkalan atau pengingkaran atas suatu hal. Kata negatif ini akan sering dipakai untuk kalimat yang menyatakan penyangkalan suatu hal. “Saya tidak jadi mengikuti kegiatan itu sebab ada acara lebih penting.”
Sedangkan kata ‘belum’ mempunyai makna dalam keadaan tidak, atau dalam keadaan tersangkal atau teringkari. Dengan demikian, kata negatif ini akan dipakai untuk kalimat yang menyatakan suatu hal yang masih dalam keadaan tidak. “Kami belum sempat memberitahukan keberadaan orang yang ia cari.”
*
Meski begitu, bukan berarti harga mati, bukan berarti sama sekali tidak boleh menggunakan kata ‘tidak’. Kita tetap bisa menggunakan kata tersebut dalam konteks maupun situasi yang berbeda tentunya.
Pengaruh diksi atau pilihan kata dalam penyampaian informasi adalah terkait dengan keakuratan makna dan suasana yang disampaikan. Diksi yang tepat mampu menyajikan tidak hanya makna leksikal, tetapi juga konteks yang harus dipahami.
Maka, sangat penting kiranya memilih dan menggunakan diksi yang tepat dalam berkomunikasi.