Resensi Buku
Identitas Buku
Judul buku : Kronik Pertempuran Surabaya – Media Asing dan Historiografi Indonesia
Pengarang : Ady Setyawan
Penerbit : Matapadi Pressindo
Tahun Terbit : 2020
Tebal halaman : 396 Halaman
Sekilas Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia merepukan pertempuran berskaala besar dalam rangka mempertahankan kedaulatan dan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Pertempuran tersebut dipicu adanya pelucutan semua persenjataan Jepang.
Sebagai pemenang dalam Perang Dunia II, dengan arogannya Sekutu datang ke Indonesia dengan dalih menyelamatkan para interniran dan para tawanan beribu-ribu orang Indo dan Belanda yang menjadi tawanan perang.
Kedatangan Brigade Ke-49 ternyata disusupi penumpang gelap dari pasukan Belanda yang masih berambisi untuk berkuasa atas wilayah yang sudah berstatus menjadi Negara Republik Indonesia. Belanda menolak mengakui Kemerdekaan Indonesia.
Dengan membawa personel sebanyak 24.000 pasukan Inggris dan India, dengan didukung 24 pesawat tempur, lima kapal perang, dan 25 tank mendarat di Surabaya pada tanggal 10 November 1945 Brigade Ke-49 Inggris langsung menyerbu Kota Surabaya.
Di beberapa tempat dikibarkan bendera Belanda, sebaliknya bendera-bendera Indonesia diturunkan. Mereka turun ke jalan-jalan melontarkan ancaman-ancaman, merendahkan rakyat. Rakyat diminta menyerahkan senjata tanpa terkecuali, bagi yang kedapatan membawa senjata ditembak di tempat.
Bak gayung bersambut, ancaman-ancaman tersebut membuat martabat rakyat Surabaya serasa diinjak-injak. Apalagi seruan bernada ultimatum disebarkan dari udara dengan pesawat. Meski bagi Sekutu cara itu adalah efektif, sebaliknya bagi rakyat Surabaya ultimatum itu sebagai penghinaan.
Maka tak dapat dihindarkan, pecahlah peristiwa Pertempuran Surabaya. Peristiwa Pertempuran Surabaya terjadi dua fase. Pertempuran Surabaya Fase I terjadi antara tanggal 28 sampai dengan 30 Oktober 1945, sedangkan Pertempuran Surabaya Fase II pecah pada tanggal 10 November 1945.
Pemuda-pemuda tidak saja dari Surabaya namun mereka berdatangan dari berbagai daerah Jawa Timur. Pemuda kampung, kaum muda terpelajar, para wanita, prajurit-prajurit muda bekas PETA, dan pasukan paramiliter Indonesia bentukan tentara Jepang mereka bersatu dalam satu tekad.
Dengan semangat dan keinginan mempertahankan kemerdekaan mereka tanpa ragu menghabisi siapa pun yang menjadi penghalang. Mereka bersenjata tidak hanya bambu runcing tetapi juga didukung oleh persenjataan hasil rampasan dari tentara Jepang.
Kronik Pertempuran Surabaya
Kronik Pertempuran Surabaya – Media Asing dan Historiografi Indonesia adalah sebuah buku baru berisi tentang kepahlawanan Arek-Arek Surabaya. Walaupun sudah banyak buku terkait peristiwa di Surabaya pasca Proklamasi Kemerdekaaan Republik Indonesia, tulisan Ady Setyawan ada nuansa berbeda.
Menurut KBBI, Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Dengan teferensi yang cukup lengkap, Ady Setyawan menyuguhkan data-data menarik tentang apa yang terjadi di Kota Surabaya, khususnya peristiwa pertempuran Arek-Arek Surabaya melawan tentara Sekutu dan seputar konflik dengan tentara Jepang yang masih bertahan.
Dinamika yang terjadi di Surabaya sejak sebelum meletus pertempuran hingga pertempuran berlangsung tidak luput dari pemberitaan para jurnalis dari berbagai negara yang meliput langsung peristiwa pertempuran di Surabaya. Masing-masing jurnalis tentu mempunyai sudut pandang yang berbeda sesuai kepentingan masing-masing.
Dalam Kronik Pertempuran Surabaya – Media Asing dan Historiografi Indonesia, Ady Setyawan memilih sumber-sumber surat kabar dari Australia. Sebuah pertanyaan, mengapa?
Justru pada saat itu di Australia terjadi gejolak, berupa aksi demonstrasi dan pemogokan besar-besaran dilakukan sebagian rakyat Australia, terutama kelompok kaum buruh yang secara terang-terangan memberikan dukungan Indonesia.
Meski sebelumnya, Australia termasuk dalam kelompok ABDACOM (America, British, Dutch, Australian Command), yang difungsikan sebagai komando bersama untuk menahan laju invasi Jepang pada tahun 1942. Berita-berita yang dimuat pers Australia, Inggris, dan Belanda hampir serupa karena dari press release yang dikeluarkan militer Inggris.
Buku ini juga memuat artikel berupa kesaksian, pengalaman para jurnalis, dan para personel militer Australia yang berada di garis depan saat pertempuran berlangsung, di samping juga berbagai sumber berupaa catatan-catatan dari pihak Indonesia sebagai pembanding. Peristiwa disuguhkan dengan rinci, detail, baik dari urutan waktu, lokasi maupun apa yang terjadi di lapangan.
Lewat buku ini, Ady Setyawan menuntun kita dalam luapan emosi, bahkan seakan-akan menyaksikan sendiri peristiwa yang terjadi pada saat itu melalui penuturan beberapa pelaku sejarahnya. Kita akan merasakan ketegangan dari hari ke hari, bagaimana rasanya berjuang dan diperlakukan tidak adil. Sekutu berkhianat atas kesepakatan dan mengambil langkah membombarbir Surabaya.
Kronik Pertempuran Surabaya – Media Asing dan Historiografi Indonesia, sebagai ‘penjaga’ Sejarah Pertempuran Surabaya, turut menjaga semangat Kepahlawanan Arek-Arek Suroboyo. Maka, buku ini cukup menggelitik untuk didiskusikan, sehingga pembaca dapat memetik sari makna yang dikandung, dan membuat penilaian sesuai kearifan masing-masing.
Meski butuh waktu yang cukup lama dan panjang, serta butuh kecermatan rasa, untuk menamatkan buku yang berhalaman 396, Kronik Pertempuran Surabaya – Media Asing dan Historiografi Indonesia dapat menumbuhkembangkan memori kolektif bangsa Indonesia, dan masyarakat Surabaya khususnya. Bukan saja bagi pengambil kebijakan, pemerhati sejarah, para akademisi, dan para pendidik khususnya guru pendidikan sejarah.
Bahkan lebih penting lagi bagi kaum muda milenial. Salah satu dari pendidikan karakter adalah mempelajari sejarah perjuangan bangsa secara detail, baik kronologi maupun pemahaman makna perjuangan dan pengorbanan. Serpihan-serpihan sejarah perjuangan bangsa yang disampaikan kepada mereka seharusnya dapat menjadi benih-benih kecintaan, kebanggaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan bangsa.