Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa

  • FIKSI
Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Share this :

Film Legends of The Condor Heroes: The Gallants selain sinematografinya kelas dewa, menurut saya sinematografi tersebut juga memperkuat narasi epik khas genre wuxia (fiksi Tiongkok tentang ksatria bela diri). Pergerakan kamera yang dinamis, mengikuti aksi para pendekar dengan teknik tracking shot untuk menangkap pertarungan yang akrobatik, dramatis, dan memperkuat narasi yang ingin disampaikan Hark Tsui, sang sutradara.

Komposisi visual juga dikonsep dengan keseimbangan antara latar belakang alam yang luas, indah, dan gerakan karakter yang presisi, sehingga menciptakan harmoni antara estetika dan aksi. Pun pencahayaan turut membangun atmosfer, dengan permainan chiaroscuro (kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan pada objek) untuk memberi efek dramatis pada sebuah adegan, dan pencahayaan alami yang memperkuat lanskap eksotis.

Lanskap menawan – Image by: https://www.imdb.com/

Di samping itu, filter lensa digunakan secara efektif, sesuai suasana momen, yang memberi efek untuk membedakan nuansa emosional setiap adegan, misalnya nada warna hangat pada momen reflektif dan warna dingin untuk adegan konfrontasi. Selain itu, film ini menampilkan detail realistis dalam desain produksi, mulai dari tekstur pakaian hingga latar istana dan perkampungan yang terasa hidup.

Tak hanya itu, efek visual mendukung aksi tanpa menghilangkan unsur tradisional wuxia, yakni menggabungkan koreografi praktis dengan CGI dalam batas wajar agar pertarungan tetap terasa berbobot. Computer-Generated Imagery, CGI merupakan pencitraan 3D digital yang dapat memberikan efek lebih nyata pada sebuah adegan film yang mungkin tak mungkin atau sulit direkam secara langsung.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Lanskap menawan – Image by: https://www.imdb.com/

Film ini juga memadukan CGI dengan sinematografi yang apik, sehingga efek digital tak terasa mengurangi nuansa otentik dari dunia wuxia yang ditampilkan. Yakni, tampilan efek khusus yang lebih halus, seperti adegan pertempuran melibatkan tenaga dalam, gerakan akrobatik ekstrem, atau latar belakang epik seperti pegunungan. Penggunaan CGI pada senjata, ledakan energi, atau koreografi pertarungan dibuat sehalus mungkin agar tetap selaras dengan aksi nyata para aktor.

Dengan kombinasi antara pengambilan gambar nyata, efek digital yang tak berlebihan, serta desain produksi yang teliti, Legends of The Condor Heroes: The Gallants mampu menciptakan pengalaman sinematik yang memanjakan mata sekaligus tetap terasa otentik bagi penonton. Film ini memberikan keseimbangan antara imajinasi dan realisme, menjadikannya sajian wuxia modern yang tetap mempertahankan esensi tradisionalnya.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Guo Jing berhadapan dengan Jenghis Khan – Image by: https://www.imdb.com/

Dengan segala keunggulan ini, Legends of The Condor Heroes: The Gallants membuktikan bahwa sinematografi bukan sekadar elemen pendukung, melainkan bagian penting yang pengalama visual, membawa kedalaman emosi, dan memperkuat penceritaan epik yang ditampilkan film tersebut.

Namun, dari sisi penceritaan, Legends of The Condor Heroes: The Gallants menurut saya ada dua subplot yang dipilih oleh Hark Tsui seakan-akan tak terkoneksi, atau tak ‘nyambung’. Yakni, Hark Tsui menempatkan percintaan sebagai bangunan cerita di awal, namun kemudian menempatkan masalah kemanusiaan, dan heroism sebagai klimaks cerita film.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Guo Jing – Image by: https://www.imdb.com/

Tak kurang dari 30 menit awal film, cerita berkutat pada kisah percintaan Guo Jing dengan Huang Rong, daripada membangun pergolakan batin Guo Jing menghadapi problem diri maupun musuhnya. Pun betapa lemahnya Genghis Khan, sang penakluk, menghadapi Guo Jing di depan benteng Dinasti Song hingga ia menarik balik ratusan ribu pasukan yang sudah berjalan luar biasa jauhnya untuk mencapai perbatasan.

Film Legends of the Condor Heroes: The Gallants digarap oleh Producer: Fu Ruo Qing, Director: Hark Tsui, Writer: Hark Tsui, Louis Cha, Cast: Xiao Zhan, Zhuang Dafei, Tony Leung Ka Fai, Zhang Wenxin, Bayardu, Aruna, Yuan Bin, Shi Yanneng, Distributor: Columbia Pictures.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Huang Rong – Image by: https://www.imdb.com/

Sinopsis Legends of The Condor Heroes: The Gallants

Guo Jing (Xiao Zhan) bertemu dengan Huang Rong (Zhuang Dafei), penduduk Pulau Bunga Persik, ketika tengah berguru. Guo Jing terpikat, merasa Huang Rong berbeda dan mereka pun kerap bertualang bersama. Namun, suatu kejadian menyebabkan kesalahpahaman antara Guo Jing dan Huang Rong. Terbawa emosi, Guo Jing pun meninggalkan Huang Rong.

Guo Jing yang akhirnya mengetahui kebenaran merasa menyesal dan ingin mencari Huang Rong. Begitu pula Huang Rong, ia ingin tetap bertemu dengan Guo Jing. Meskipun terpisah, keduanya saling bertukar kode untuk mengabari bahwa salah satu dari mereka masih hidup. Huang Rong sebenarnya bertemu Guo Jing saat ia ditolong Hua Zheng (Zhang Wenxin), putri dari Jenghis Khan dari kejaran Ouyang Feng (Tony Leung Ka Fai).

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Jenghis Khan – Image by: https://www.imdb.com/

Akan tetapi, situasi saat itu sedang panas akibat peperangan. Di sisi selatan, pasukan Jin berhasil mengalahkan pasukan Song sekaligus mengambil wilayahnya, sedangkan di sisi utara ada pasukan Mongol di bawah kekuasaan Jenghis Khan (Bayaertu) yang ingin menyatukan semua klan di bawah kekuasaannya.

Guo Jing, yang merupakan keturunan Dinasti Song, mencari perlindungan dengan pasukan Mongol. Berkat keahliannya, ia bahkan dianggap anak angkat oleh Jenghis Khan (Bayardu). Keadaan semakin rumit dengan munculnya Ouyang Feng (Tony Leung Ka Fai) yang ingin menguasai seni bela diri yang hanya diketahui Guo Jing dan Huang Rong.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Ouyang Feng – Image by: https://www.imdb.com/

Bersama pasukannya, Racun Barat bahkan tidak segan menyusup ke wilayah pasukan Mongol dan menyakiti Hua Zheng (Zhang Wenxin), putri dari Jenghis Khan. Guo Jing juga akan dihadapkan dengan pilihan sulit, apakah sebaiknya ia membela tanah kelahiran ayahnya atau tetap mencari perlindungan dan bersekutu dengan pasukan Mongolia?

Apakah nantinya Guo Jing bisa bertemu dengan Huang Rong, apalagi kehidupan keduanya tengah terancam akibat ambisi Ouyang Feng? Legends of the Condor Heroes: The Gallants dibuka dengan adegan peperangan antara pasukan Jin dan pasukan Mongolia. Sinematografi dan musik latar yang disajikan pun cukup memukau.

Legends of The Condor Heroes: The Gallants, Didukung Sinematografi Kelas Dewa
Ticket nonton – image by alisson.id

Featured image by: https://www.imdb.com/

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *