The Accountant 2 adalah sekuel dari film aksi The Accountant yang tayang pada 2016. Kini, sembilan tahun berselang, kembali menghentak layar lebar. Film ini mulai ditayangkan serentak di bioskop Indonesia sejak 25 April 2025. Disutradarai oleh Gavin O’Connor dengan skenario yang ditulis oleh Bill Dubuque, duo kreatif yang juga menggarap film pertamanya, sekuel ini tetap mempertahankan atmosfer intens sambil menawarkan nuansa baru yang lebih emosional.
Dalam film pertama, Christian Wolff, seorang akuntan publik bersertifikat, hidup dalam bayang-bayang organisasi kriminal global, memalsukan pembukuan untuk menutupi penggelapan. Namun saat mengaudit perusahaan teknologi Living Robotics, ia menemukan penyimpangan yang mengancam nyawanya, menyeretnya dalam adu taktik dan fisik.
Sedangkan dalam The Accountant 2, Ben Affleck kembali memerankan Christian Wolff, akuntan jenius yang berada di spektrum autisme, dengan kecerdasan luar biasa dalam angka dan strategi bertempur. Sejak kecil, Christian dan adiknya, Braxton (Jon Bernthal), ditempa keras oleh ayah mereka dalam seni bela diri dan persenjataan, latihan yang mungkin tidak baik untuk kesehatan mental mereka, tetapi sangat efektif untuk menghadapi dunia berbahaya.
Cerita kali ini bergerak ketika Marybeth Medina (Cynthia Addai-Robinson), agen dari divisi keuangan, meminta bantuan Christian untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan. Kedengarannya memang aneh: kenapa pembunuhan melibatkan seorang akuntan? Namun di sinilah daya tariknya: kita diajak menyaksikan sisi Christian yang tak hanya serius dan misterius seperti di film pertama, tetapi juga lebih emosional, bahkan kadang mengundang tawa.
Christian ditarik ke dalam kasus kematian Ray King (JK Simmons), kenalan lamanya, yang terbunuh ketika tengah menyelidiki hilangnya seorang anak. Penyelidikan ini membawanya ke dalam jaringan perdagangan manusia, imigran ilegal, dan narkotika, dunia bawah yang jauh lebih kelam.

Berbeda dengan film pertama yang kental dengan dunia akuntansi dan angka-angka rumit, The Accountant 2 mengurangi beban teknis tersebut. Film ini terasa lebih ringan tanpa menghilangkan kecerdasan analitik khas Christian Wolff, sehingga lebih mudah dinikmati oleh penonton umum.
Meskipun alur ceritanya lebih kompleks, kehadiran banyak karakter baru di tengah jalan bisa membuat penonton sedikit kewalahan mengikuti benang merahnya. Namun begitu, eksplorasi emosional Christian tetap menjadi sorotan menarik. Sentuhan genre whodunnit dan tema konspirasi imigran ilegal pun memberikan relevansi segar dengan isu-isu masa kini.
Yang menjadi kekuatan utama film ini adalah dinamika antara Christian dan Braxton. Jika di film pertama interaksi mereka hanya sekilas, di sekuel ini, hubungan mereka menjadi pusat emosional cerita. Chemistry antara Ben Affleck dan Jon Bernthal terasa alami: Braxton tampil kasar namun penuh perhatian, sementara Christian tetap kaku dan serius. Perpaduan keduanya menghadirkan momen-momen humor spontan yang menghidupkan suasana di sela-sela ketegangan.
Setiap kali keduanya berbagi layar, baik dalam adegan pertarungan sengit maupun percakapan mendalam, film ini terasa jauh lebih hidup, segar, dan mengalir. Sayangnya, tidak semua karakter mendapatkan pengembangan serupa. Marybeth Medina, misalnya, yang sebelumnya berperan penting dalam membongkar masa lalu Christian, di sini hanya berfungsi sebagai alat pendorong plot. Selain satu adegan intens, karakter Medina terasa kurang berkesan.
Dalam The Accountant 2, trio utama, Christian, Braxton, dan karakter baru Anaïs, cukup mengambil alih perhatian penonton. Medina, sayangnya, lebih berfungsi sebagai jembatan cerita daripada bagian integral dalam perjalanan emosional Christian.

Anaïs, diperankan oleh Daniella Pineda, adalah salah satu kejutan paling menarik di film ini. Digambarkan sebagai pembunuh bayaran yang tenang namun mematikan, Anaïs memiliki gaya bertarung brutal dan realistis, menambah intensitas adegan aksi. Pineda membawakan karakter Anaïs dengan karisma kuat, menghadirkan sosok perempuan tangguh yang tidak terjebak dalam stereotip klasik femme fatale.
Selain kemampuan bertarungnya, Anaïs juga punya kedalaman emosional yang membuatnya terasa nyata. Hubungan tegangnya dengan Marybeth Medina memperkaya dinamika cerita. Karakter Anaïs sukses menjadi salah satu bagian paling berkesan di film ini.
Meskipun dibalut dengan aksi dan ledakan berkelas, film ini tetap menyisakan ruang untuk menyentuh emosi penonton lewat hubungan kakak-adik yang rapuh namun kuat antara Christian dan Braxton. Sebagai penyandang sindrom savant, Christian berusaha memperbaiki ikatannya dengan Braxton, yang meskipun keras di luar, menyimpan kelembutan di dalam. The Accountant 2 menunjukkan bagaimana luka masa lalu bisa menjadi kekuatan untuk melindungi orang lain.
Selain Ben Affleck dan Jon Bernthal, film ini turut dibintangi oleh Cynthia Addai-Robinson, JK Simmons, Daniella Pineda, Alison Wright, Robert Morgan, Grant Harvey, Andrew Howard, dan banyak lainnya. Kalau kamu penggemar film aksi yang cerdas, penuh hati, dan sedikit bumbu humor, The Accountant 2 bisa jadi pilihan tontonan yang menyenangkan.
Setelah tayang perdana di South by Southwest Film Festival, film ini mendapat sambutan positif dari mayoritas kritikus. Mereka menilai The Accountant 2 sebagai tontonan yang seru, ringan, dan tetap cerdas. Bahkan bagi yang belum menonton film pertamanya, sekuel ini tetap mudah diikuti. Dengan durasi 2 jam 12 menit, film ini terasa cepat berlalu, sampai-sampai pantat saya hampir tidak pernah beringsut dari kursi!