Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online atau daring (dalam jaringan) yakni di https://kbbi.web.id/ oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, kata ‘mengapa’ dan ‘kenapa’ sama-sama ada. Antara kedua kata tersebut, ‘mengapa’ dan ‘kenapa’ kapan mesti digunakan?
Kata ‘mengapa’ adalah ragam baku atau standar, sedangkan kata ‘kenapa’ adalah ragam tidak baku dari kata ‘mengapa’. Dalam KBBI, kenapa/ke·na·pa/, pron cak, kata tanya untuk menanyakan sebab atau alasan; mengapa: — mereka berani melawan orang kuat itu? Kata ‘kenapa’ diberi label ‘pron’ dan ‘cak’, yaitu merujuk pada pronomina dan cakapan.
Label pronomina dalam KBBI adalah kelas kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, dan kata tanya. Sedangkan label cakapan adalah kata dalam ragam tidak baku. Ragam bahasa cakapan merupakan bagian dari ragam lisan. Kata mengapa/meng·a·pa/pron, kata tanya untuk menanyakan sebab, alasan, atau perbuatan: ~ kawanmu tidak datang?; Sedang — adikmu itu?
Kapan Digunakan?
Kedua kata, baik kata ‘mengapa’ maupun ‘kenapa’ dapat dipakai dalam berbahasa Indonesia. Sebagai ragam baku, kata ‘mengapa’ digunakan dalam konteks formal. Kata ‘mengapa digunakan dalam situasi resmi, seperti surat menyurat dinas, perundang-undangan, karya ilmiah, laporan penelitian, sidang, rapat, dan lain-lain. Pelafalan ragam baku tidak diwarnai oleh dialek atau logat tertentu.
Sedangkan dalam konteks nonformal, penggunaan ragam tidak baku, yang dalam hal ini kata ‘kenapa’, merupakan bagian kekayaan bahasa Indonesia sehingga tidak ditinggalkan dalam komunikasi lisan, dalam suasana nonformal penuh keakraban. Kata ‘kenapa’ juga bisa digunakan dalam ragam tulis, seperti dalam surat-menyurat pribadi, yang merupakan bentuk komunikasi tak langsung.