Menua, Mengapa Merasa Gundah?

Menua, Mengapa Merasa Gundah?
Share this :

Ibarat sebuah perahu baru yang digunakan melaut oleh nelayan setiap hari, sampai bertahun-tahun kemudian, hingga akhirnya perahu tersebut tak lagi berfungsi. Tak ubahnya dengan kelahiran dan akhir kehidupan; menua, renta dan rapuh merupakan proses yang akan dilalui oleh semua penduduk bumi ini. Maka, tak ada satu pun alasan yang dapat menangkal untuk menjadi tua.

Sebagian orang merasa gundah atau resah ketika memasuki gerbang menua. Masa tua di beberapa negara biasanya ditandai dengan pensiun bagi kalangan pekerja. Usia pensiun bervariasi, mulai dari usia 56 tahun hingga 60 tahun. Setelah pensiun, tidak sedikit dari mereka yang merasa tak berguna lagi, depresi, dan post power syndrome. Hal itu membuat mereka rapuh secara fisik maupun mental.

Maunya sih setiap orang kepingin panjang usia, namun enggan menjadi tua. Kebanyakan tuntutannya lebih kearah menjadi dewasa atau matang usia, tetapi tidak dengan menua. Mungkin memperlambat prosesnya bolehlah, yang pasti tidak akan membuat kita tetap berusia muda. Padahal menjadi tua bukan suatu aib, dan semestinya justru dapat dijadikan momen selalu bersyukur.

Meski sudah menua sekalipun, seseorang tetap berhak bahagia dan menjalani hidup berkualitas, sama seperti halnya pada fase usia sebelumnya. Menjadi tua bukan sesuatu yang harus ditakuti, padahal dapat mencapai sampai usia tua merupakan berkah dari Tuhan. Setiap orang yang dikaruniai usia panjang tentu wajib mensyukurinya, karena hidup selalu dalam naungan-Nya.

Setiap orang perlu me-manage faktor-faktor seperti kondisi fisik, psikososial, dan peran sosial dengan bijak agar bisa merasakan kebahagiaan saat sudah menua. Menerima dengan sepenuh hati bahwa berbagai perubahan pola hidup akan mereka alami. Mencapai fase menua bisa sama menyenangkan seperti fase lain dalam perjalanan kehidupan. Yaitu, fase anak-anak, remaja, atau dewasa.

Kuncinya, ada beberapa sumber agar semangat muda tetap awet, tidak akan pernah redup. Yakni, ada di pikiran positif, passion, dan kreativitas yang Anda bawa ke dalam hidup dan kehidupan orang yang Anda cintai. Saat Anda belajar untuk memanfaatkan secara maksimal sumber tersebut, Anda benar-benar telah mengalahkan usia. Umur hanya kumpulan angka, semangat tak harus padam.

“Seiring bertambahnya usia kita, kita harus mendisiplinkan diri sendiri untuk terus berkembang, memperluas, belajar, menjaga pikiran tetap aktif dan terbuka.” Clint Eastwood.

*

Menua itu bisa hebat loh, bila mampu menata hati senantiasa penuh dengan kelembutan dan suasana kesejukan. Memandang segala sesuatu tak hanya hitam dan putih, namun Anda menjadi jauh lebih toleran dan bijak. Melihat kebaikan dalam banyak hal dengan lebih mudah daripada sisi buruk, dan tak emosional, seperti kebiasaan yang umumnya dilakukan ketika masa-masa masih muda.

You may also like

4 thoughts on “Menua, Mengapa Merasa Gundah?”

  1. MPP,masa persiapan pensiun bagi orang tertentu memang diperlukan. Tetapi terlebih penting adalah persiapan mental sebelum pensiun.Ukasan menarik yg perlu dipahami bagi orang yg akan purna tugas.Keren pak Ali.

    1. Mas Santoso A.,
      Matur nuwun atas apresiasi Panjenengan.
      Memang benar, persiapan masa purna perlu memenej hati agar perubahan tidak berdampak pada gangguan mental.
      Nyatanya, yang saya alami enak banget koq menikmati masa purna tugas. Yang penting, tetap miliki kegiatan terkait hobi, bersosial dll.
      Tetap sehat selalu nggih.

  2. Ulasan yang bagus, sesuai judul mengapa gundah. Ditunggu ulasan selanjutnya, tentang caranya mengatasi kegundahan di masa tua

Leave a Reply to Ali Muchson Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *