Rutinitas kesibukan sehari-hari dalam menjalankan peran, entah mungkin sebagai suami, istri, karyawan, pimpinan, wanita karir, ibu rumah tangga, atau kesibukan lainnya ada kalanya seseorang merasa jenuh dan lelah. Di sela-sela kesibukan tersebut mereka butuh break time sejenak untuk menikmati atmosfir baru yang menyenangkan.
Satu di antara atmosfir baru yang dapat membuat seseorang keluar dari problema kejenuhan akibat rutinitas sehari-hari yang sangat menyita waktu yakni dengan mengadakan acara reuni. Meski hanya beberapa jam bertemu, acara tersebut kerap dijadikan sebagai ajang bernostalgia, dan bercanda tawa dengan teman atau sahabat semasa sekolah yang sudah lama tak bertemu.
Reuni sebagai sebuah upaya ‘ngumpulno balung pisah’, atau ‘mengumpulkan tulang-tulang yang terpisah’. Ungkapan tersebut mengandung pengertian, reuni adalah suatu acara dalam rangka menyatukan kembali teman, sahabat, keluarga, atau pun komunitas tertentu yang sudah terpisahkan baik oleh waktu, jarak maupun kondisi yang telah berbeda.
Hal yang perlu diperhatikan agar reuni bernilai positif, sehat, dan bermanfaat yakni tinggalkan ke-ego-an diri. Lepas atribut sosial yang disandang kini bila ingin mengenang masa-masa bersama dahulu. Lebih gamblangnya, tanggalkan pangkat, jabatan, harta, atau status sosial. Bersahabat atau berteman adalah aku, dan kamu yang melebur menjadi kita. Menjadi setara.
Datang, Kumpul, Kenang, dan Tertawa
Datang. Jika ada undangan reuni atau pertemuan secara berkala upayakan sebisa-bisanya untuk datang menghadiri acara tersebut. Sebuah persahabatan akan berumur panjang jika antarindividu tak hanya untuk ‘merasa menjadi bagian’ namun harus ‘masuk ke dalam bagian’. Caranya, ya mau datang itu!
Kumpul. Ibarat sapu lidi, ia akan kuat dan kokoh jika keberadaannya dalam satu ikatan. Berkumpul, menjadi satu, lantas berubah menjadi kita, dan sementara tanggalkan aku atau kamu. Lantaran intensitas berkumpul menjadikan jalinan persahabatan menjadi solid dan kokoh.
Kenang. Menghadirkan suasana memorabilia masa-masa sekolah itu indah untuk dikenang. Memutar kembali kenangan masa lalu, menjadikan jalan bersyukur karena masa lalu menjadi sebab jalan hidup saat ini. Masa lalu bersama bolehlah dikenang, asal tidak tenggelam pada masa lalu.
Tertawa. Lantaran rutinitas kesibukan cukup menyita waktu, energi, dan pikiran menjadikan sebagian orang zaman sekarang ini untuk tertawa itu sulit. Hidup mereka dipenuhi dengan ketegangan. Kesempatan bertemu sahabat ketika reuni, sebuah kesempatan tertawa riang gembira tentang hal-hal lucu masa lalu. Tertawa itu menyehatkan.
Rentang 21 Tahun Berpisah Tak Surutkan untuk Tetap Bersahabat
Meski mereka sudah terpisah selama 21 tahun sejak tamat sekolah, namun Alumni Kelas III-F SMP Negeri 23 Surabaya Tahun 2000 masih tetap rutin mengadakan acara reuni setiap tahun. Meski sibuk dengan kehidupan masing-masing, namun mereka masih bersedia meluangkan waktu untuk datang pada acara reuni di Warung Apung Rahmawati, Jalan Raya Pabean, Sedati – Sidoarjo, Minggu (30/5/2021).
Kusbiyantoro, koordinator acara reuni, menuturkan bahwa kesempatan berkumpul kembali bersama sahabat beserta keluarganya akan menciptakan rasa kegembiraan. Selain untuk mengenang masa indah semasa sekolah, penting juga menjaga tali persahabatan dan silaturrahim yang terjalin sejak dulu akan tetap utuh. Selain dari Surabaya, ada yang datang dari Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo.
“Tetep koncoan sak lawase. Salan satu nyali. Wani!” tutur pria yang bekerja di bidang advertising.
*
Barangkali ada benarnya bila direnungkan ungkapan berikut, “Walking with a friend in the dark is truly better than walking alone in the place full of light”. Atau, jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas kira-kira, “Menapaki jalan gelap bersama sabahat akan terasa lebih baik dibanding sendirian di jalan terang benderang”.