Masjid UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat, di desain dengan mengangkat filosofi Deta oleh Teddy A. Permana dan Dio Dhimas Hadi Broto. Deta atau Destar adalah kain penutup kepala yang dikenakan lelaki Minangkabau. Konon, deta selalu dipakai sebagai kelengkapan busana yang tidak terpisahkan dari kehidupan kaum lelaki, lebih-lebih di lingkungan kerabat kerajaan.
Dio Dhimas Hadi Broto menuturkan, dengan deta diharapkan kelak menjadikan masjid UIN Mahmud Yunus sebagai masjid ikonik di Batusangkar dan bahkan di Sumatra Barat, selain Masjid Raya Sumatra Barat di Padang. Desain masjid tersebut dilengkapi pula satu menara dengan ketinggian 65 meter, sehingga difilosofikan sebagai menara 165. Satu (1) merupakan ke-Esa-an Allah SWT, enam (6) sebagai Rukun Iman, sedangkan lima (5) adalah Rukun Islam.
“Selain deta sebagai ikon masjid UIN Mahmud Yunus Batusangkar, desain masjid kami lengkapi pula dengan satu (1) menara dengan ketinggian 65 meter. Maksudnya, satu (1) merupakan ke-Esa-an Allah SWT. 65 terdiri atas 6 dan 5, enam (6) sebagai Rukun Iman, sedangkan lima (5) adalah Rukun Islam,” tuturnya ketika pemaparan desain di hadapan Gubernur Sumatra Barat Buya Mahyeldi beserta jajaran kepala dinas di Ruang Pertemuan Istana Gubernur, Sabtu (3/9/2022) malam.
Lebih lanjut pria yang akrab dipanggil dengan sapaan Dio, menambahkan bahwa dirinya dengan tim YMI ITS Surabaya berharap desain masjid yang berbeda dengan bangunan masjid dan bangunan-bangunan lainnya di Batusangkar, bahkan di Sumatra Barat yang bercirikan adanya gonjong di atapnya, maka masjid UIN Batusangkar akan memiliki ikonik tersendiri. Yakni, bukan dengan gonjong namun atap dengan deta dilengkapi menara.
“Selain itu, konsep masjid ini dirancang dengan berbasis struktur masjid pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sehingga keberadaan masjid dapat mengakomodir seluruh kegiatan akan menjadi suatu ekosistem baru. Yakni sebagai sarana ekonomi umat syariah, sarana halal tourism atau wisata halal dengan melengkapi berbagai sarana pendukung, selain fungsi utama sebagai tempat beribadah,” pungkas Dio Dhimas Hadi Broto.
Pada kesempatan yang sama, PT alQosbah Karya Indonesia, sebagai penerbit Al-Qur’anulkarim Asy-Syariah, secara simbolis menyerahkan Al-Qur’anulkarim Asy-Syariah kepada Gubernur Sumatra Barat Buya Mahyeldi. Penerbit alQosbah akan menyerahkan sebanyak 5000 eksemplar Al-Qur’anulkarim Asy-Syariah yang dilengkapi dengan logo Pemprov Sumatra Barat.
“Semoga Al-Qur’anulkarim Asy-Syariah ini sebagai sarana pembelajaran bagi segenap ASN Pemprov Sumatra Barat, dan segenap masyarakat Sumatra Barat tentang ekonomi dan keuangan syariah, kepemimpinan syariah sesuai dengan muamalah syariah,” harapan Muchaeroni, Direktur Keuangan PT alQosbah Karya Indonesia, penerbit Al-Qur’anulkarim Asy-Syariah.
Menara 165 masjid UIN Mahmud Yunus luar biasa.