Dalam rangkaian memperingati Hari Pahlawan Nasional 2022, saat Parade Surabaya Juang 2022, Minggu (6/11/2022), Olivia Zalianty didapuk membacakan puisi “Surabaya” karya K.H. Ahmad Mustofa Bisri, atau lebih dikenal dengan Gus Mus. Dengan pembacaan puisi tersebut diharapkan timbul kegairahan masyarakat, khususnya generasi millennial, agar lebih mengenal sejarah, mencintai, dan menjaga kotanya. Surabaya.
Surabaya Kota Pahlawan. Sebutan yang tak asing bagi telinga, melekat erat sebagai predikat bagi kota terbesar kedua di negeri ini. Kisah-kisah patriotisme dan heroisme pun turut tergerus seiring generasi yang terus berganti. Parade Surabaya Juang salah satu upaya membangunkan memori kolektif warga Surabaya tentang perjuangan para pahlawan yang gugur di medan Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Dilatarbelakangi koreografi apik dari komunitas Surabaya Menari, Olivia Zalianty dengan penuh semangat berapi-api membacakan puisi “Surabaya” tersebut. Inilah puisinya :
SURABAYA
K.H. Ahmad Mustofa Bisri
Jangan anggap mereka kalap
jika mereka terjang senjata sekutu lengkap
jangan dikira mereka nekat
karena mereka cuma berbekal semangat
melawan seteru yang hebat
Jangan sepelekan senjata di tangan mereka
atau lengan yang mirip kerangka
Tengoklah baja di dada mereka
Jangan remehkan sesobek kain di kepala
tengoklah merah putih yang berkibar
di hati mereka
dan dengar pekik mereka
Allahu Akbar!
Dengarlah pekik mereka
Allahu Akbar!
Gaungnya menggelegar
mengoyak langit
Surabaya yang murka
Allahu Akbar
menggetarkan setiap yang mendengar
Semua pun jadi kecil
Semua pun tinggal seupil
Semua menggigil.
Surabaya,
O, kota keberanian
O, kota kebanggaan
Mana sorak-sorai takbirmu
yang membakar nyali kezaliman?
mana pekik merdekamu
Yang menggeletarkan ketidakadilan?
mana arek-arekmu yang siap
menjadi tumbal kemerdekaan
dan harga diri
menjaga ibu pertiwi
dan anak-anak negeri.
Ataukah kini semuanya ikut terbuai
lagu-lagu satu nada
demi menjaga
keselamatan dan kepuasan
diri sendiri
Allahu Akbar!
Dulu Arek-arek Surabaya
tak ingin menyetrika Amerika
melinggis Inggris
Menggada Belanda
murka pada Gurka
mereka hanya tak suka
kezaliman yang angkuh merejalela
mengotori persada
mereka harus melawan
meski nyawa yang menjadi taruhan
karena mereka memang pahlawan
Surabaya
Di manakah kau sembunyikan
Pahlawanku?
Lho…mek ngunu thok. Yo kecut, Rek.
Tulisan itu jauh dari angan angan. Membaca judulnya, saya sudah menduga bahwa penulis bakal panjang lebar akan menyajikan informasi rinci berbagai peristiwa bahkan proses yang dijelaskan dengan sajian fakta-fakta yang eksplanatif. Namun, tulisan itu berujung pada puisi. Dan…kucari lanjutan berikutnya. Lho…ternyata memang sudah finish. Masih haus Bung!
Lho…mek ngunu thok. Yo kecut, Rek.
Tulisan itu jauh dari angan angan. Membaca judulnya, saya sudah menduga bahwa penulis bakal panjang lebar akan menyajikan informasi rinci berbagai peristiwa bahkan proses yang dijelaskan dengan sajian fakta-fakta yang eksplanatif. Namun, tulisan itu berujung pada puisi. Dan…kucari lanjutan berikutnya. Lho…ternyata memang sudah finish. Masih haus Bung!