Fun Bike #Gowes Asik Ulik Tempat-Tempat Bersejarah Kota Surabaya
Dalam rangkaian acara KPP Annual Meeting 2024, PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) menyelenggarakan kegiatan Fun Bike ber-hashtag #Gowes Asik para peserta. Acara ini tidak hanya menawarkan pengalaman bersepeda yang menyenangkan, tetapi juga menyajikan kesempatan mendalam untuk mengenal lebih dekat tempat-tempat bersejarah di Kota Surabaya, Kamis (19/12/2024) pagi.
Dikutip dari https://www.kppmining.com/profile, PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) adalah entitas bisnis di grup Astra yang menyediakan jasa penambangan terintegrasi (Integrated Mining Services) dengan portofolio bisnis meliputi jasa kontraktor penambangan (Coal Mining Contractor), jasa pengangkutan (Road & Hauling Services Operator), dan jasa operator pelabuhan (Port Operator Services).
Sebanyak tak kurang dari 50 peserta ambil bagian dalam kegiatan ini, dengan start dimulai dari Hotel Double Tree. Turut gowes di tengah-tengah peserta yakni Josef Sindhunata (sebagai Finance, Accounting, Tax & Budget, Corporate Planning Management Development; Internal Audit & Risk Management; & Legal Director); dan Tutut Rahendro (sebagai Plant & HCGS Director).
Ady Setyawan dari Surabaya Walking Tour (SWT) menuturkan bahwa kegiatan Fun Bike #Gowes Asik ini bukan hanya sekadar olahraga, namun juga bentuk edukasi dan apresiasi terhadap sejarah lokal. Peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang tempat bersejarah, dan jejak perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa sejarah bisa diulik dengan cara yang menyenangkan, sambil bersepeda santai, dan tentu sangat relevan bagi masyarakat modern,” tuturnya.
Rute Mengulik Tempat-Tempat Bersejarah
Para peserta gowes memulai rute dari Hotel Double Tree, melintasi sejumlah jalan legendaris di Surabaya, seperti Jalan Tunjungan, Jalan Praban, Jalan Bubutan, Jalan Indrapura, Jalan Krembangan Barat, hingga ke Jalan Rajawali. Setelah itu, rute berlanjut ke Jalan Kasuari, Jalan Garuda, Jalan Veteran, Jalan Pahlawan, Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, dan berakhir di Jalan Gubernur Suryo.
Di tempat tertentu peserta diajak berhenti sejenak, mereka mendapatkan penjelasan oleh Ady Setyawan, dan Wahyu D. dari Surabaya Walking Tour (SWT) tentang sejarah tempat-tempat tersebut dengan media cetakan foto-foto lama dari berbagai sumber, tempat tersebut di antaranya:.
Jalan Tunjungan
Jalan Tunjungan adalah ikon legendaris Surabaya. Pada masa kolonial, jalan ini menjadi pusat perdagangan dan hiburan. Salah satu bangunan penting di sini adalah Hotel Majapahit, yang sebelumnya dikenal sebagai Hotel Oranje, yang masa pendudukan Jepang bernama Hotel Yamato. Di hotel ini, peristiwa perobekan bendera Belanda pada 19 September 1945 menjadi simbol perjuangan pemuda Surabaya.
Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jalan Bubutan
Gedung Nasional Indonesia, yang terletak di Jalan Bubutan, adalah tempat bersejarah yang menjadi pusat kegiatan pergerakan nasional. Pada era 1920-an hingga 1940-an, gedung ini menjadi lokasi rapat dan konsolidasi tokoh-tokoh penting, termasuk dalam mendukung proklamasi kemerdekaan. Arsitektur gedung ini memadukan gaya kolonial dan lokal, memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Museum Bank Indonesia, Jalan Garuda
Museum Bank Indonesia di Jalan Garuda No. 1, museum ini awalnya merupakan kantor De Javasche Bank. Museum ini menampilkan sejarah perbankan di Indonesia, termasuk peran penting Surabaya sebagai pusat ekonomi pada masa kolonial. Di dalam museum, terdapat koleksi mata uang kuno, dokumen sejarah, dan artefak yang menggambarkan perkembangan sistem keuangan di Nusantara.
Gedung Internatio, Saksi Pertempuran Heroik
Gedung Internatio, yang terletak di kawasan Kota Lama Surabaya – Jembatan Merah, adalah bangunan tua yang sarat cerita. Pada akhir Oktober 1945, gedung ini menjadi tempat pertempuran hebat antara pejuang Surabaya dengan pasukan Inggris yang menewaskan Brigadier A.W.S. Mallaby. Pada masa kolonial, gedung ini digunakan sebagai kantor dagang.
Titik Nol Surabaya, Jalan Pahlawan
Titik Nol Surabaya di Jalan Pahlawan adalah landmark penting yang menjadi pusat pengukuran jarak kota. Tidak jauh dari sana, Monumen Tugu Pahlawan yang menjadi ikon kota sekaligus menghormati para pahlawan yang gugur dalam pertempuran heroik 10 November 1945. Monumen ini dilengkapi museum bawah tanah yang menyimpan diorama dan dokumentasi perjuangan Surabaya.
Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo
Gedung Grahadi adalah salah satu bangunan peninggalan masa kolonial cukup megah di Surabaya. Dibangun pada akhir abad ke-18, gedung ini awalnya menjadi rumah peristirahatan pejabat Belanda. Kini, Gedung Grahadi berfungsi sebagai tempat berkegiatan Gubernur Jawa Timur beserta jajarannya, selain di Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan. Gedung Grahadi merupakan arsitektur kolonial yang masih terjaga dengan baik.
Biarkan Foto Bicara
Fun Bike #Gowes Asik KPP Annual Meeting 2024
Foto oleh: Ali Muchson (@muchson_ali)