Sungai Mas, atau lebih dikenal dengan sebutan Kali Mas, merupakan pecahan sungai Brantas yang berhulu di Kota Mojokerto. Sungai atau kali ini mengalir ke arah timur laut dan bermuara di Surabaya, menuju Selat Madura. Di beberapa tempat Kali Mas menjadi batas alam Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
Menyusuri Kali Mas tak ubahnya menyusuri peradaban Kota Surabaya, mulai dari zaman kerajaan, kolonial hingga milenial kini. Kali Mas merupakan salah satu sungai tertua sekaligus terbesar yang membelah Kota Surabaya. Muaranya merupakan pelabuhan tradisional Surabaya, yang telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan sebagai pintu gerbang menuju Kerajaan Majapahit.
Dilansir dari dispusip.surabaya.go.id, susur Kali Mas merupakan kegiatan ekspolarasi untuk kajian warisan budaya di kawasan sungai. Hal ini dikembangkan setelah diumumkan sebagai nominasi dalam ajang penghargaan Times Higher Education (THE) Awards Asia 2022 kategori Excellence and Innovation in the Arts, website https://dispusip.surabaya.go.id/virtual/ hasil kolaborasi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surabaya (Dispusip).
Dekan FIB Unair Prof. Dr. Purnawan Basundoro, menuturkan Tim FIB Unair, Dispusip, Disbudporapar, komunitas Roode Brug Soerabaia, Begandring Soerabaya, komunitas vlog dan fotografi menyusuri Kali Mas menggunakan perahu. Kegiatan ini dalam rangka menambah entri ensiklopedia warisan budaya, baik benda (tangible) maupun tak benda (intangible). Kawasan yang dieksplorasi yakni dari kawasan Monumen Kapal Selam hingga Jembatan Peneleh.
âSejarah perkembangan kota Surabaya mengikuti aliran sungai Kali Mas. Ada banyak bangunan bersejarah maupun nilai-nilai budaya di kawasan pinggir sungai yang bisa digali dan diaktualisasikan di era kini,â tuturnya di sela-sela susur Kali Mas, Minggu sore (22/5/2022).
Guru Besar Ilmu Sejarah yang banyak menulis buku tentang sejarah kota tersebut menambahkan, eksplorasi warisan budaya di kawasan tepi Kali Mas memiliki nilai penting tidak hanya untuk kebudayaan, melainkan juga pendidikan, pariwisata, bahkan lingkungan. FIB Unair akan all out berkontribusi dalam program kolaboratif ini.
âKompetensi sivitas FIB memang salah satunya di sejarah dan warisan budaya perkotaan. Kami sangat senang karena rekan-rekan dari Pemkot juga sangat tanggap sehingga kerja sama berjalan amat baik,âtambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surabaya Mia Santi Dewi S.H., M.Si, mengatakan bahwa tim dari Dispusip Surabaya sudah menyiapkan berbagai arsip hasil penelusuran. Pihaknya berupaya menghadirkan arsip dan perpustakaan sebagai sesuatu yang menarik dan aktual. Salah satunya yakni mewujudkan ide Kali Mas sebagai Museum Hidup dan Teknologi Virtual 360, yang selalu menarik dipelajari.
âProgram ini untuk menyediakan media Gerakan Literasi Nasional, salah satunya yakni Literasi Kebudayaan. Juga, kami ingin menghadirkan arsip hidup secara menarik dan bermanfaat, sekaligus bertepatan dengan momen Hari Ulang Tahun Kota Surabaya Ke-729,â tambahnya.
Roode Brug Soerabaia Gelar Aksi Teatrikal di Kuburan Massal Eks. RS Simpang
Dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, kegiatan susur sungai dalam rangka penambahan entry ensiklopedia itu juga diramaikan dengan aksi teaterikal yang disuguhkan komunitas Roode Brug Soerabaia. Bunyi letupan âsenapanâ di belakang eks Simpangsche Ziekenhuis (Rumah Sakit Simpang) terdengar oleh tim ensiklopedia yang mengenakan baju pejuang dan sedang melintas di sungai Kalimas.
Terlihat persis di bantaran sungai di belakang eks rumah sakit, pejuang pejuang Surabaya sedang bertahan sambil melakukan perlawanan udara terhadap aksi pesawat Sekutu yang meraung-raung di langit Simpang. âMisilâ pejuang terlihat melesat ke udara tiada henti. Korban pun berjatuhan. Beberapa pejuang yang menjadi korban harus ditandu untuk perawatan. Yang selamat masih bisa bertahan hidup, sedangkan yang gugur dikuburkan di lahan kosong di bantaran kali.
âTepat di titik di mana kami melakukan teaterikal, di situ adalah kuburan massal Arek Suroboyo yang gugur dalam peristiwa 10 November,â ujar Ady Setiawan, pendiri Komunitas Roode Brug Soerabaia.
Pria yang juga penulis buku âKronik Pertempuran Surabayaâ, dan buku kelimanya âTragedi Batavia 1629â mengatakan, aksi teaterikal bertujuan untuk mengaktualisasikan peristiwa sejarah agar memori kolektif masyarakat tidak hilang. Ada banyak kisah pertempuran dan sejarah yang dapat diteladani, dengan hanya menyusuri Kali Mas saja, kita sudah mendapatkan banyak pelajaran.
Dengan mengenakan rompi pelampung, lanjutnya, seluruh peserta yang berada di perahu memberi hormat pada aksi teaterikal perjuangan tersebut. Teatrikal di bantaran Kali Mas, Jembatan Gubeng dan Jembatan Peneleh adalah sebagian kecil dari kisah sejarah kota Surabaya. Masih banyak kisah lainnya yang ada di ruas sungai antara Jembatan Gubeng dan Jembatan Peneleh.
âKisah sejarah kota semakin banyak lagi di ruas kali yang dimulai dari Sluis (pintu air Ngagel) hingga Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kali Mas,â pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tim Program Ensiklopedia FIB Unair, Kukuh Yudha Karnanta menyampaikan, setidaknya akan ada 12 entri baru yang akan ditambahkan dari susur sungai. Jumlah itu sebagai awalan saja. FIB Unair dengan Pemkot Surabaya dan teman-teman komunitas sudah mendata ada sekitar 100 an objek di kawasan Kali Mas yang potensial untuk dikaji dan dibuat virtual tournya ke depannya.
âDengan pendekatan kartografi naratif dan teknologi 360, program ini tidak hanya memetakan warisan budaya dari aspek spasial, tetapi juga dilengkapi dengan narasi sejarah dan praktik sosiokultural. Ini kerja kolaboratif antara akademisi, pemerintah kota, komunitas, dan media,â tambah salah satu dosen FIB Unair.
Menambahkan pula, Ketua Komunitas Begandring Surabaya Nanang Purnomo bahwa kegiatan susur Kali Mas yang dapat kita petik sebagai pembelajaran adalah kita masih dipertontonkan tentang keaslian sebuah jembatan yang hingga kini masih ada, yakni Jembatan Peneleh. Sekaligus menjadi satu-satunya jembatan tua yang ada di Kota Surabaya.
âJembatan Peneleh adalah âThe Last Standing Old Bridge in Surabayaâ. Jembatan ini menjadi sarana atau media pembelajaran bagi siapa pun ketika menyusuri Kali Mas menjadi wahana rekreasi air. Jembatan Peneleh menjadikan kita tahu seperti apa kejayaan Kali Mas kala itu,â lanjutnya usai mengikuti susur Kali Mas..
Nanang Purnomo menghimbau, jembatan yang menjadi âtetengerâ hendaknya jangan dibongkar. Jembatan Peneleh yang menggantung di atas Kali Mas hendaknya tak diganti meskipun kota ini semakin maju, kota ini semakin membutuhkan moda transportasi lebih modern. Seiring itu pula, Kali Mas di bawahnya adalah urat nadi perekonomian, perhubungan, dan perkembangan peradaban Kota Surabaya sejak lampau.
Dalam susur sungai itu, tersedia empat buah perahu bermesin. Seluruh peserta menggunakan baju bertema perjuangan dan baju adat. Termasuk dalam rombongan itu adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, jajaran pimpinan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya yang di antaranya ada Kepala Dinas Mia Santi Dewi, S.H., M.Si., serta Komunitas Roode Brug Soerabaia dan Begandring Soerabaia.
Meski menggunakan baju bertema pejuan dan baju adat, seluruh peserta tetap memperhatikan aspek keselamatan. Para peserta susur kali tidak lupa melengkapi diri dengan jaket pelampung (life jackets) yang telah disediakan di setiap perahu wisata. Dengan fasilitas keselamatan yang sangat memadai serta kru perahu yang ramah dari Disbudporapar Surabaya, ide menjadikan Kali Mas sebagai living museum atau museum hidup bagi warga Surabaya adalah hal yang sangat relevan diwujudkan.
Asal usul nama Kalimas versi legenda babat Surabaya terkait , disebutkan ketika tentara Jayakatwang dikejar tentara Majapahit, melemparkan emas berlian hasil rampasan perang ke sebuah sungai untuk mengalihkan perhatian prajurit agar terlena dg tugas dan tanggungjawabnya.Sunfai tsb akhirnya diberi nama Kalimas.
narasinya kali ini sooo informatif and romantis.. menampakkan Surabaya dr sisi yg sangat otentik.
love it!
Bu Juli Indawati,
Matur nuwun atas apresiasi Panjenengan. Satu hal yang penting, monggo anak-anak dikenalkan tentang peradaban dan perkembangan kotanya.
Semoga tetap sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan.