“75 tahun lalu, di bumi Surabaya tepatnya di hotel Yamato ini, telah terjadi peristiwa perobekan bendera merah putih biru, di mana warna biru dirobek dan menjadi merah putih, yang kemudian dikibarkan kembali, gagah perkasa diangkasa raya Surabaya”
Demikian cuplikan bagian pertama puisi yang dibacakan Wali Kota Risma ketika membuka secara resmi Parade Seni Budaya Surabaya 2020 di area Tugu Pahlawan Surabaya. Pembukaan ditandai dengan penyerahan Bendera Merah Putih kepada salah satu seniman Surabaya, disiarkan secara virtual atau live Instagram dan streaming YouTube, Sabtu malam (19/9/2020).
Tayangan langsung perdana kali ini mengusung tema yang bertajuk “Surabaya Merah Putih”. Pementasan ini menghadirkan kembali peristiwa perobekan Bendera Merah Putih Biru di Hotel Yamato, sekarang Hotel Majapahit, pada tanggal 19 September 1945 silam.
Peragakan perobekan bendera di hotel bersejarah itu dibawakan secara dramatis oleh para seniman. Dengan diwarnai perkelahian dan meninggalnya salah satu pejuang. Akhirnya warna biru dari bagian bendera itu berhasil disobek, dan tinggal bendera Merah Putih berkibar.
Mengutip rilis Humas Pemkot Surabaya, usai pembukaan Wali Kota Risma membacakan sebuah puisi berjudul “Memori Surabaya Merah Putih”. Tampil memukau, dengan suaranya yang lantang, membuat terkesima para pendengarnya.
“75 tahun lalu, di bumi Surabaya tepatnya di hotel Yamato ini, telah terjadi peristiwa perobekan bendera merah putih biru, di mana warna biru dirobek dan menjadi merah putih, yang kemudian dikibarkan kembali, gagah perkasa diangkasa raya Surabaya,” Wali Kota Risma mengawali puisinya.
“Di tempat inilah, lautan manusia dari berbagai suku dan agama, berkumpul, bersatu dan bergerak melawan, karena tanah airnya yang ber-Bhinneka Tunggal Ika diusik oleh kesombongan segerombolan manusia angkuh, arek Surabaya tak sudi dijajah kembali, arek Surabaya membuktikan kepada dunia, bahwa Republik Indonesia benar-benar telah merdeka,” lanjutnya.
Pada akhir puisinya, Wali Kota Perempuan Pertama Surabaya mengobarkan semangat, “Bahwa kami Arek-Arek Suroboyo adalah penerusmu, bahwa kami Arek-Arek Suroboyo adalah pewarismu, yang tak sedikitpun luntur darah merah keberanianmu, yang tak sedikitpun goyah kesuciannya dalam mengisi kemerdekaan. Walaupun bumi bergoncang, bulan, bintang dan matahari mengoyak langit, kami adalah petarung yang teguh menjaga Indonesia Merah Putih. Merdeka…, merdeka…, merdeka…,” pungkas puisi Risma.
Jangan Pernah Menyerah
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menuturkan bahwa Parade Seni Budaya Surabaya ini merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam rangka menggerakkan kembali para seniman dan budayawan. Supaya tetap bisa berkontribusi di dalam setiap langkah gerak Kota Surabaya.
“Jadi, meskipun ini di era pandemi Covid-19, tapi para seniman juga harus tetap berkreasi dan berdaya guna,” tuturnya.
Risma memastikan bahwa setelah rangkaian acara semacam ini akan terus menerus dilaksanakan hingga Desember 2020 mendatang. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menyaksikan acara Parade Seni Budaya Tahun 2020 ini.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bukan hanya menggerakkan para seniman, tapi juga menggerakkan kita semuanya di era pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Bahkan, Wali Kota Risma juga mengajak kepada semua pihak untuk tidak pernah menyerah dan tidak boleh putus asa. Ia juga meminta untuk tidak boleh berhenti berkreatifitas dan tidak boleh berhenti berinovasi.
“Kita harus terus bergerak, sehingga kita tidak bisa dikatakan bahwa Surabaya sekarang berhenti, kita harus terus bergerak sesulit apa pun dan seberat apapun, kita pasti bisa melampaui, karena kita adalah cucu dan anak para pejuang yang telah berjuang sedemikian keras untuk mempertahankan Kemerdekaan pada tahun 1945 silam,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Disbudpar Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, mengatakan bahwa Parade Seni Budaya Surabaya itu digelar mulai tanggal 19 September hingga akhir Bulan Desember 2020. Nantinya pertunjukkan itu akan digelar mulai tiga hingga lima kali dalam sepekan.
“Misalnya tanggal 19 September ini, kita mengambil tema Surabaya Merah Putih, berkaitan dengan perobekan bendera. Akan tampil mulai Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ), ludruk, teater, dan musik dalam suatu kegiatan seni budaya,” kata Antiek.
Kesenian tradisional, tambahnya, seperti wayang orang, karawitan hingga ketoprak juga disuguhkan dalam parade tersebut. Setiap momen pertunjukkan itu akan menyajikan tema yang berbeda-beda. Para seniman secara bergantian akan mengisi kegiatan itu.
“Artinya dalam tampilan virtual itu seniman tampil secara bergantian dalam momen dan tema yang berbeda-beda,” tambahnya.
Untuk meramaikan pertunjukkan yang berlangsung secara virtual tersebut, Disbudpar Kota Surabaya juga menggandeng beberapa tokoh seniman dan budayawan asal Surabaya. Seperti, Cak Kartolo, Cak Lupus, dan Cak Suro.
*
Parade Seni Budaya Surabaya ini dapat ditonton masyarakat mulai pukul 19.00 WIB melalui virtual di beberapa akun media sosial instagram dan kanal youtube milik Pemkot Surabaya. Di antaranya, Sparkling Surabaya, Sapa Warga Surabaya, dan Bangga Surabaya, di samping itu, juga berkolaborasi dengan beberapa media televisi.
Nah, mulai Sabtu malam (19/9/2020) hingga akhir Desember 2020 masyarakat ada tontonan gratis. Pemkot Surabaya mengupayakan, meski saat ini di tengaah pandemi Covid-19 agar kegiatan bersni tidak berhenti. Kegiatan parade sebagai bentuk apresiasi dan fasilitasi para seniman Surabaya.
Tidak perlu berjubel-jubel, Anda bisa menonton di rumah atau di mana saja melalui gadget kesayangan.
- #featuring image foto Made C. – Humas Pemkot)