Ajip Rosidi, Maestro Sastrawan dan Budayawan, Telah Berpulang

Ajip Rosidi Dok. Wikipedia
Share this :

Ajip Rosidi (baca Ayip Rosidi), sastrawan sekaligus budayawan, telah berpulang pada Rabu, 29 Juli 2020 sekitar pukul 22.30 WIB. Suami dari artis senior Nani Widjaja itu sakit akibat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Ajip Rosidi meninggal dunia usia 82 tahun.

Kabar duka sempat dibagikan oleh putri sambung Ajib Rosidi, anak artis senior Nani Wijaya, Cahya Kamila melalui media sosial. Cahya Kamila mengabarkan kepulangan Ajip Rosidi sekaligus permohonan maaf untuk kepergian mendiang sang ayah.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang bapak Ajip Rosisi, tolong dimaafkan segala dosa-dosanya Amin,” tulis Cahya Kamila dalam akun Instagram @cahyakamila88 pada Rabu, 29 Juli 2020.

Sementara itu, Nundang Rundagi, putri Ajip Rosidi, membenarkan bahwa sang ayah telah meninggal dunia. Pihak keluarga tengah mengurus jenazahnya. Ajip Rosidi sempat menjalani perawatan dan operasi di RSUD Tidar Kota Magelang, karena sakit sekitar satu minggu terakhir.

Setelah pensiun Ajip Rosidi menetap di desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Meski begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda.

Tentang Ajip Rosidi

Ajip Rosidi adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Ajip merupakan salah satu pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif, 326 judul karya dimuat dalam 22 majalah. Ajip juga aktif menulis drama, cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, lelucon, dan memoar serta menjadi editor beberapa bunga rampai.

Ajip menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956 – tidak tamat). Berkat hasil bacaan yang sangat luas dan karya-karyanya yang berlimpah, pada tahun 1967-1970, ia dipandang pantas untuk menjadi dosen luar biasa di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kemudian pada 1981, berkat peranannya dalam bidang kesusastraan dan kebudayaan, Ajip diangkat sebagai guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka). Sejak itu, ia juga ditugasi mengajar di Tenri Daigaku (1982-1994) dan Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996).

Pada usia 12 tahun, saat masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat, tulisan Ajip telah dimuat dalam ruang anak-anak di harian Indonesia Raya. Ketika SMP, Ajip bahkan sudah menekuni dunia penulisan dan penerbitan. Tulisan-tulisannya berbahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa, bahkan beberapa karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa asing.

Karyanya dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, seperti dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, Kroasia, Rusia, dll. Ajip dikenal sebagai sosok yang mengharumkan budaya Sunda di kancah internasional.

Ajip Rosidi lahir pada 31 Januari 1938 adalah sastarawan yang berasal dari Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Ia mempunyai minat besar dalam perkembangan bahasa dan sastra Sunda.
Semasa hidupnya, ia memperoleh gelar doktor kehormatan, Doktor Honoris Causa, bidang Ilmu Budaya dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2011.

Karya Ajip Rosidi - Koleksi Chamim R. Irsyad, Dr.
Sebagian karya Ajip Rosidi, koleksi Dr. Chamim Rosyidi Irsyad.

Penghargaan

  1. Dalam Kongres Kebudayaan tahun 1957 di Denpasar, mendapat Hadiah Sastra Nasional untuk sajak-sajak yang ditulisnya tahun 1955-1956
  2. Dalam Kongres Kebudayaan tahun 1960 di Bandung, mendapat Hadiah Sastra Nasional untuk kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Sebuah Rumah Buat Hari Tua
  3. Tahun 1975 mendapat Cultural Award dari Pemerintah Australia
  4. Tahun 1993 mendapat Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia
  5. Tahun 1994, terpilih sebagai salah seorang dari Sepuluh Putra Sunda yang membanggakan daerahnya
  6. Tahun 1988, sejumlah sahabatnya di Bandung mengadakan peringatan Ajip Rosidi 50 Tahun dengan menerbitkan buku Ajip Rosidi Satengah Abad
  7. Tahun 1999 mendapat Kun Santo Zui Hoo Shoo (Order of the Sacred Treasure, Gold Rays with Neck Ribbon) dari pemerintah Jepang
  8. Tahun 2003 memperoleh Hadiah Mastera dari Brunei
  9. Tahun 2004 mendapat Professor Teeuw Award dari Belanda
  10. Tahun 2005, Paguyuban Panglawungan Sastera Sunda (PPSS) di Bandung menyelenggarakan acara dramatisasi, musikalisasi puisi, dan diskusi buku Ayang-ayang Gung dalam rangka 67 Ajip Rosidi (31 Januari 2005)
  11. Tahun 2007 mendapat Anugrah Budaya Kota Bandung 2007
  12. Mendapat Anugerah Hamengku Buwono IX 2008 untuk berbagai sumbangan positifnya bagi masyarakat Indonesia di bidang sastra dan budaya
  13. Pada tahun 2008, beberapa sastrawan mengapresiasi karyanya yang dituangkan dalam buku berjudul Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun Ajip Rosidi

*

Innalillahi wainna ilaihi roojiuun, selamat jalan Bapak Ajip Rosidi, Sang Maestro Sastrawan dan Budayawan. Kami, segenap bangsa Indonesia, turut mengantarkanmu dengan panjatan doa, semoga jalanmu lapang dan terang benderang menuju keharibaan Allah SWT dengan menyandang predikat husnul khatimah. Aamiin….

Catatan : Artikel dirangkum dari berbagai sumber, foto Ajip Rosidi dok. Wikipedia

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *