Esensi Iduladha : Cinta kepada Allah SWT dan Cinta kepada Sesama Manusia

Esensi Iduladha : Cinta kepada Allah SWT dan Cinta kepada Sesama Manusia
Share this :

Pelaksanaan Iduladha tahun ini ada beda, selain perpedaan penetapan tanggal oleh Kemenag RI dengan organisasi keislaman, juga perbedaan dengan suasana yang menyertai. Suasana Iduladha tahun lalu pemerintah masih memberlakukan PPKM lantaran pandemi Covid-19 belum mereda. Sebaliknya, suasana Iduladha tahun ini diresahkan dengan hewan qurban yang dihantaui oleh PMK.

PMK merupakan penyakit mulut dan kuku atau disebut sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) yang disebabkan oleh virus. Meski Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut penyakit ini tidak berbahaya bagi manusia, namum banyak yang khawatir karena takut menular dari sapi ke manusia layaknya COVID-19 yang penularannya dari hewan, seperti kelelawar ke manusia.

Hadirnya Iduladha, sebagai umat muslim seyogyanya kita memetik nilai keteladanan Nabi Ibrahim, yakni untuk mencapai level mulia dibutuhkan suatu pengorbanan yang totalitas. Berkiblat itu, kini saatnya kita mengimplementasikan dalam kehidupan dari makna keteladanan Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak yang dicintainya, Ismail, demi memenuhi perintah Allah SWT melalui mimpi.

Esensi Iduladha : Cinta kepada Allah SWT dan Cinta kepada Sesama Manusia
Sebagian hewan qurban

Ketika Nabi Ibrahim memulai proses penyembelihan dengan menyebut nama Allah, namun pisau yang digunakan tak bisa menyembelih Ismail. Perintah menyembelih Ismail merupakan ujian keimanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Allah lalu mengirimkan seekor hewan untuk disembelih, sebagai pengganti Ismail. Sebagaimana firmal Allah pada Surah Ash Shaffat ayat 107. “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar,”

Dengan penyembelihan hewan qurban, secara implisit terkandung makna melatih seseorang menjadi pribadi yang bertaqwa, berjiwa besar, penuh kesabaran, pandai bersyukur, rela berbagi, semangat solidaritas, dan mempererat tali silaturahim. Lebih-lebih saat ini kondisi perekonomian masih terdampak Covid-19 sehingga banyak warga yang membutuhkan bantuan berbagai pihak.

*

Ada secuil harapan, hadirnya Iduladha di tengah situasi belum kondusif benar ini tetap menyemangati ‘hablumminallah’ kita, meningkatkan nilai ketaqwaan, dan kesabaran. Di samping itu, semangat ‘hablumminannas’ juga semakin meningkat, yakni dibuktikan dengan semakin tingginya nilai kepedulian, empati, dan solidaritas kepada sesama. Esensi Iduladha adalah cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada sesama manusia. “Selamat Iduladha 1443 Hijriyah”

You may also like

2 thoughts on “Esensi Iduladha : Cinta kepada Allah SWT dan Cinta kepada Sesama Manusia”

    1. Mas Santoso A.,
      Inggih, pada hakekatnya berkurban itu teladan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
      agar kita senantiasa mencintai Allah dan mencintai sesama manusia.
      Terima kasih atas apresiasi Panjenengan.

Leave a Reply to Ali Muchson Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *