Sebuah Catatan dari Menghadiri Gala Premier Film Pendek “Hold on Little Girl”
di CGV Maspion Square Surabaya (26/4/2024)
Dalam sebuah keluarga kecil yang terdiri bapak, ibu, dan putri tunggalnya, Farah. Dalam keluarga tersebut, Farah bak bidadari kecil yang mewarnai setiap sudut rumah bagi bapak dan ibunya. Melihat putrinya tumbuh sehat, dan lincah menjadi sumber kebahagiaan di tengah-tengah keluarga kecil mereka. Setiap senyumnya menjadi sinar terang dalam rumah tangga tersebut, dan setiap langkahnya dipenuhi dengan kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Sang putri menjadi pusat kehidupan bagi kedua pasangan suami istri itu. Mereka menatapnya dengan penuh kebanggaan saat Farah menjelma menjadi sosok yang ceria, dan cerdas. Ketika putri mereka tertawa, ruangan itu pun terasa penuh dengan keceriaan. Saat Farah meraih prestasi di sekolah dan kampus, kebahagiaan orangtuanya meluap tak tertahankan. Mereka memberikan kasih sayang, dukungan, dan kehangatan membuat Farah merasa dicintai dan dihargai di setiap langkah hidupnya.
Di dalam rumah tangga ini, setiap saat dipenuhi dengan kehangatan keluarga, kegembiraan, dan cinta yang tulus. Sang putri adalah cahaya yang menerangi kehidupan kedua orangtuanya, membawa kebahagiaan yang tak terhingga dalam setiap momen yang mereka lalui bersama. Suasana kebahagiaan dalam rumah tangga ini tak terbendung, lantaran kasih sayang yang mengalir begitu tulus di antara mereka bertiga.
Kini Farah menginjak masa remaja, fase ini adalah periode penting dalam kehidupan seorang remaja putri. Di masa sebagai individu, Farah tentu mencari jati diri, mengembangkan minat dan cita-cita, serta mempersiapkan diri untuk melepas masa lajangnya. Layaknya seperti remaja putri yang lain, Farah tentu memiliki pengalaman yang unik. Perubahan fisik, dan emosional yang terjadi pada masa remaja adalah bagian normal dan alami dari proses pertumbuhan mereka, pun bagi Farah.
Sementara bagi seorang bapak yang sangat dekat dengan anak putri tunggalnya pasti akan mengalami pergulatan emosi atau perasaan ketika menyadari bahwa sang putri akan segera terlepas dari pengaruhnya lantaran akan melepas masa lajangnya. Menikah. Perasaan berat, cemas, dan sedih sudah tentu akan menyelimuti hati sang bapak. Ia mungkin merasa akan kehilangan, karena sosok yang selama ini menjadi sumber kebahagiaannya akan segera pergi untuk memulai kehidupan baru.
Selain itu, sang bapak juga merasakan bahwa kasih sayangnya akan direbut oleh orang lain, yakni calon suami sang putri tercinta. Ia khawatir apakah putrinya akan mendapatkan kasih sayang sebesar yang ia berikan kepada Farah, karena tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang bapak dalam kehidupan seorang anak perempuan. Perasaan ini sangat realistis dan seringkali dialami oleh bapak-bapak yang lain di dalam kehidupan masyarakat secara umum.
Gelisah adalah perasaan yang sulit dihindari dalam situasi seperti ini. Sang bapak mungkin merasa cemas akan masa depan putrinya, apakah ia akan bahagia dan dicintai sebagaimana layaknya. Namun, di tengah semua perasaan tersebut, sang bapak juga tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan waktu dan proses kehidupan yang harus dijalani sang putri, Farah. Sejak dalam kandungan sang ibu, kemudian fase lahir, masa kanak-kanak, menjadi remaja, hingga saatnya menikah. Sang bapak sadar bahwa perubahan ini sebagai suatu realitas yang tak terelakkan bagi bapak manapun.
Bapak: “Aku belum ikhlas melepas Farah,” kata bapak kepada sang ibu Farah saat diruang keluarga
Ibu Farah: “Kenapa kamu mikir begitu. Seharusnya kita senang udah berhasil merawat, mendidik, dan membesarkan Farah hingga sejauh ini,” jawab istri dengan raut sedih. “Ayo dong kamu jangan egois gini, dulu kamu minang aku di depan bapak, emang kamu tahu perasaan bapakku waktu itu?” sementara bapak tak menjawab, hanya terdiam.
Acapkali realitas ini secara umum tergambar dalam kehidupan di dalam masyarakat, yakni momen-momen emosional saat menjelang pernikahan seorang anak perempuan, apalagi tunggal. Terlihat dalam ekspresi wajah sang bapak maupun sang ibu yang penuh pergulakan emosi, antara kegembiraan dan kebahagiaan untuk putrinya, pun kesedihan akan kehilangan sosok yang selama ini menjadi pusat dunianya. Emosi yang tulus dan realistis ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara seorang bapak dan putrinya dalam kehidupan nyata.
Padahal sebenarnya perasaan Farah tak jauh berbeda dengan sang bapak. Pun bagi “Farah Farah” yang lain di dalam masyarakat. Sebagai seorang remaja putri yang akan melepas masa lajangnya, ia juga mengalami pergulatan perasaan, dan campur aduk emosi yang ia alami lantaran akan meninggalkan keluarga. Di satu sisi, ia merasa bahagia dan bersemangat untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Ia membayangkan betapa indahnya membangun keluarga sendiri dan menjalani kehidupan dewasa yang penuh tanggung jawab.
Namun, di sisi lain, Farah juga merasa sedih dan cemas. Ia menyadari bahwa dengan pernikahan, ia harus melepaskan kehidupan kasih sayang, cinta dan kebahagiaan yang selama ini ia dapatkan dari kedua orangtuanya. Farah tentu akan sangat merindukan momen-momen manis bersama bapak dan ibunya, kehangatan hubungan dalam keluarga, dan kenyamanan rumah yang telah menjadi tempat berlindung selama ia hidup di dunia ini.
Farah menyadari bahwa orangtuanya adalah sosok yang sangat menyayangi dan mengasihi dirinya. Bapak selalu berada di sampingnya dalam setiap langkah hidup, memberikan dukungan, dan memberi tahu bahwa bapak selalu ada untuknya. Keputusan bapak untuk melepaskan dirinya menuju pernikahan bukanlah keputusan yang mudah bagi bapak. Rupanya bapak harus menyadari bahwa ini adalah bagian dari proses kehidupan yang harus Farah lalui.
Meskipun bapak merasakan kehilangan yang sama seperti yang Farah alami juga, namun kerelaan bapak melepas Farah untuk menapaki proses kehidupan baru, membentuk keluarga baru, adalah sebuah pengorbanan yang tulus untuk Farah. Farah menyadari bahwa bapak ingin melihat dirinya bahagia dan sukses dalam pernikahan, menjadi keluarga yang ideal. Menurutnya, sang bapak sadar bahwa pernikahan adalah langkah penting dalam perkembangan diri dan perjalanan hidup Farah.
Untuk menebus pengorbanan tulus dari orangtuanya, dalam momen-momen terakhir sebelum pernikahan, Farah ingin menghabiskan waktu bersama mereka, makan bersama, dan menciptakan kenangan indah yang akan selalu Farah ingat saat dirinya tak berada di samping bapaknya. Farah ingin saling berbagi canda, tangis, dan harapan untuk masa depan yang cerah. Meski perpisahan itu sulit, namun Farah tahu bahwa ini adalah langkah yang sangat diperlukan untuk kebahagiaan dan masa depannya.
Bapak: “Mungkin ruangan ini besok udah berbeda,” sambil melihat dekorasi sekeliling kamar sambil memegang diary lama milik Farah.
Farah: “Bapak ngga mau kasih dongeng Farah malam ini?” dalam suasana sedih Farah menghampiri bapak dan duduk di sebelahnya.
Bapak: “Bapak udah kehabisan cerita, Nak. Palingan kamu ya bosan kan denger cerita bapak diulang-ulang mulu”, sambil tersenyum berat, disambut Farah dengan tertawa. “Ya, udah. Kamu jangan tidur malam-malam. Besok kan hari penting kamu.”
Farah: “Hari penting kita dong, Pak!”
Bapak: “Iyaaa….” jawab bapak dengan rona wajah yang menggambarkan keikhlasan.
Dalam hati Farah, ia akan selalu membawa kasih sayang, cinta, dan kenangan indah bersama bapaknya lantaran sebagai anak perempuan ia sadar bahwa kasih sayang dan cinta pertama kali ia kenal adalah dari sosok bapak. Meski pernikahan akan membawa perubahan besar dalam hidupnya, namun ikatan kasih sayang, dan cinta antara dirinya terhadap orangtuanya, khusus bapak, akan tetap ada, dan abadi. Perpisahan dengan keluarga yang membebani perasaan Farah, di baliknya ada rasa syukur, dan harapan untuk masa depan yang cerah bersama pasangan hidupnya. Sang suami.
Film “Hold on Little Girl” adalah kategori film pendek, 15-25 menit. Sutradara Miky Havis, produser Mohammad Choirul Fuad, penata musik Raynarda & Surya Lambang, dan komposer lagu Adhifarico Putra Hardhana & Raynarda. Diperankan oleh Afrian Arisandy sebagai Bapak (salah satu pemeran di film “Siksa Kubur”), Vanessa Chastity sebagai Farah, Deny Tri Aryanti sebagai Ibu dan aktris cilik Karreynina Zhyea sebagai Farah kecil. Berkat keempat pemeran ini cerita menjadi hidup sebagai sebuah keluarga kecil yang bahagia. Kehadiran Vanessa Chastity juga memukau dengan aksi musikalnya yang sekaligus memberikan nilai plus film ini.