Dalam kehiduran sehari-hari masih ada sebagian masyarakat menganggap bahwa cuci tangan merupakan hal yang remeh, dan cenderung mengabaikan. Padahal, kebiasaan mencuci tangan adalah awal yang baik untuk mencegah berbagai penyakit. Kebiasaan mencuci tangan menjadi hal penting yang harus ditanamkan dalam keluarga.
Bidang kesehatan memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan organisasi-organisasi dunia. Terutama penanganan wabah dan virus yang kerap merajalela dan membahayakan keberlangsungan hidup manusia di berbagai belahan dunia. Seperti pandemi Covid-19 saat ini.
Hari Cuci Tangan Sedunia atau Global Handwashing Day menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan betapa pentingnya manfaat cuci tangan dan menggalakkan kebiasaan cuci tangan memakai sabun.
Latar Belakang Hari Cuci Tangan Sedunia
Dikutip dari sejarahlengkap.com bahwa gagasan untuk menetapkan Hari Cuci Tangan Sedunia berawal dari tingginya tingkat kematian anak-anak akibat berbagai jenis penyakit pernapasan serta diare. Padahal kedua penyakit tersebut sebenarnya menyerang bukan hanya akibat dari penularan.
Melainkan juga dipicu kesadaran individu untuk mencuci tangan. Bukankah tangan merupakan anggota tubuh manusia yang paling banyak melakukan aktivitas, sehingga mudah sekali terkontaminasi oleh bakteri pembawa penyakit?
Diare dan penyakit saluran pernapasan merupakan dua penyakit yang menjadi pembunuh paling besar anak-anak di bawah lima tahun (balita) sampai tahun 2008. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menewaskan sekitar 1,8 juta anak setiap tahun. Sementara Diare dan Pneumonia menjadi pembunuh sekitar 3,5 juta anak setiap tahun.
Sejarah Hari Cuci Tangan Sedunia
Dilansir dari globalhandwashing.org bahwa Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTS) adalah hari advokasi global tahunan yang didedikasikan untuk mengadvokasi cuci tangan pakai sabun sebagai cara yang mudah, efektif, dan terjangkau untuk mencegah penyakit dan menyelamatkan nyawa.
Hari Cuci Tangan Sedunia didirikan oleh Global Handwashing Partnership (Kemitraan Cuci Tangan Global). Ini merupakan kesempatan untuk merancang, menguji, dan meniru cara-cara kreatif untuk mendorong orang agar mencuci tangan dengan sabun pada saat-saat kritis. Hari Cuci Tangan Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 Oktober.
World Handwashing Day dicetuskan pertama kali pada bulan Agustus 2008 di Swedia dalam suatu acara tahunan, tepatnya di Stockholm. Beberapa organisasi yang terlibat adalah UNESCO, Unilever, dan masih banyak lagi. Selang beberapa bulan kemudian barulah Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia.
Hari Cuci Tangan Sedunia pertama diadakan pada tahun 2008, ketika lebih dari 120 juta anak di seluruh dunia mencuci tangan dengan sabun di lebih dari 70 negara. Sejak 2008, para pemimpin masyarakat dan nasional telah menggunakan Hari Cuci Tangan Sedunia untuk menyebarkan berita tentang mencuci tangan, membuat wastafel, keran bergeser, mendemonstrasikan kesederhanaan dan nilai tangan yang bersih.
Sejak itu, Hari Cuci Tangan Sedunia terus berkembang. Hari Cuci Tangan Sedunia didukung oleh pemerintah, sekolah, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, LSM, perusahaan swasta, individu, dan banyak lagi.
Tema Hari Cuci Tangan Sedunia 2020 adalah ‘Hand Hygiene for All’, atau ‘Kebersihan Tangan untuk Semua’. Tema tahun ini mengikuti inisiatif global baru-baru ini yang mengajak semua masyarakat untuk meningkatkan kebersihan tangan, terutama melalui cuci tangan dengan sabun.
Tema Hari Cuci Tangan Sedunia tahun ini mengingatkan, kita harus mengupayakan akses universal dan praktik cuci tangan pakai sabun untuk saat ini dan untuk masa depan yang sehat.
Mengapa Mencuci Tangan Itu Penting?
Sebuah penelitian berjudul “Effect of Washing Hands With Soap on a Diarrhoea Risk in The Community: A Systematic Review” meneliti tentang dampak cuci tangan terhadap penyakit diare. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa resiko terserang diare jika rutin mencuci tangan berkurang sebesar 47 persen.
Sementara mencuci tangan dengan menggunakan sabun menurunkan resiko terkena diare sekitar 42-44 persen. Mempromosikan kebiasaan mencuci tangan juga dapat menyelamatkan sekitar satu juta jiwa.
Jadi kesimpulan dari penelitian tersebut ada dua. Pertama mencuci tangan dapat mengurangi resiko diare sekitar 42-47 persen. Kedua menyuarakan kebiasaan cuci tangan dapat membantu menyelamatkan kurang lebih sekitar satu juta jiwa.
Studi tersebut menunjukkan bahwa cuci tangan merupakan hal yang paling sederhana, tetapi sangat bermanfaat untuk dilakukan demi mengurangi infeksi penyakit. Sebagaimana telah disebutkan bahwa tangan merupakan anggota tubuh yang paling banyak terkontaminasi bakteri.
Tujuan Hari Cuci Tangan Sedunia
Berdasarkan latar belakang Hari Cuci Tangan Sedunia dan pentingnya mencuci tangan, ada tiga tujuan pokok digagas terkait hari tersebut. Pertama, untuk membina dan mendukung agar mencuci tangan dalam masyarakat dapat menjadi suatu budaya.
Kedua, adanya Hari Cuci Tangan Sedunia seluruh negara dapat memprakarsai kebiasaan cuci tangan di negara masing-masing. Sehingga setiap negara mampu menyebarkan pentingnya cuci tangan bagi masyarakat. Sedangkan ketiga, yakni menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mencuci tangan. Paling tidak terhadap diri sendiri.
*
Dengan peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia ini, diharapkan kebiasaan mencuci tangan menjadi bagian dari agenda penting dunia. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi menjadikan rutinitas cuci tangan memakai sabun sebagai sebuah keterpaksaan, namun menjadi sebuah kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
Sebenarnya memulai kebiasaan mencuci tangan memakai sabun tidaklah hal yang sulit dilakukan. Seseorang bisa menerapkannya mulai dari lingkungan keluarga. Ajak anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun mulai hari ini.
Happy Global Handwashing Day 2020. Mulai hari ini, kita biasakan cuci tangan yuukk….