#blusukanedan PSL (Pernak-Pernih Surabaya Lama) Bertajuk “PSL Goes to Malang – Lawang”
Hotel yang terletak di Jalan Dr. Sutomo 63, Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, memiliki kemegahan arsitekturnya. Hotel yang dibangun pada zaman kolonial Belanda dan telah menjadi salah satu ikon Lawang Kota Lama. Memasuki pelataran Hotel Niagara peserta acara #blusukanedan komunitas PSL (Pernak-Pernik Surabaya Lama) disuguhi suasana klasik dan eksotik, Sabtu (20/4/2024).
Letaknya yang berada di poros Surabaya-Malang, atau tepatnya di sebelah utara Pasar Lawang, membuat Hotel Niagara ini mudah menarik perhatian orang-orang yang sedang lewat. Jika kebetulan para tamu diizinkan oleh owner atau manajemen bisa naik ke atas rooftop, mereka bisa menikmati keindahan panorama 360 derajat kawasan Lawang hingga Gunung Arjuna dari atas rooftop dan tandon air.
Acara #blusukanedan bersama 22 orang anggota PSL ke hotel ini sebenarnya kali keduanya. Sebelumnya, pada 9-10 September 2023, sebanyak 32 orang dan bahkan menginap satu malam. Hanya saja waktu itu owner-nya cuma menerangkan secara detail tentang sejarah hotel, tanpa mengajak rombongan PSL untuk naik ke rooftopnya, lantaran ia ada kesibukan lain. Kebetulan kali ini ada waktu luang, owner hotel bisa mendampingi rombongan hingga naik di atas rooftop hingga tandon air yang unik.
“PSL itu komunitas yang ‘kepo’ terhadap bangunan kuno, kami ingin mengulik sejarah keberadaannya sebagai menambah wawasan. Hotel Niagara adalah hotel yang eksotis arsitekturnya. Lepas dari imej sebagaian masyarakat tentang kesan horror, toh rombongan kami pernah menginap di sini, pada 9-10 September 2023, juga tak ada apa-apa. Bahkan naik ke rooftop, baik-baik saja,” tutur Sylvi Mutiara
Semua peserta rombongan rata-rata merasa senang, ada pengalaman menginap di hotel ini. Pun dapat merasakan sensasi tersendiri bahwa Hotel Niagara nyaman untuk inapan bersama komunitas maupun keluarga. Bukan bangunan horror seperti persepsi sebagian masyakarat, sehingga hotel ini jangan hanya dikenal karena mitos maupun isu horornya saja yang kebenarannya tak bisa dipertanggungjawabkan, pungkasnya.
Sekilas tentang Hotel Niagara
Dikutip dari buku yang berjudul Lawang Kota Kenangan karya Redite Kurniawan (2018, Hotel Niagara dirancang oleh Fritz Joseph Pinedo, arsitek keturunan Brasil. Ia membangun hotel bergaya campuran, Belanda, Tiongkok dan Victoria itu menghabiskan waktu 15 tahun. Dengan tinggi mencapai 35 meter, hotel ini sempat menjadi salah satu gedung tertinggi di asia pada masanya.
Pada era kolonial Belanda, Hotel Niagara dijadikan sebagai villa keluarga oleh pengusaha Tiongkok, Liem Sian Joe. Kamar hotel memang berukuran cukup lebar yakni 5×6 meter dengan jumlah kamar mencapai 26 kamar. Setelah pindah ke Belanda pada 1920, hotel itu dijual kepada Ong Kie Tjay pada 1960, baru sekitar tahun 1964, villa tersebut direnovasi dan dijadikan sebagai hotel.
Beberapa hal tentang Hotel Niagara bagi para pecinta arsitektur klasik, barangkali dapat menjadi bahan kajian. Penggunaan batu bata yang menonjol menjadi ciri khas bangunan ala Amsterdam School, masuk ke Indonesia sekitar 1900-an. Corak ekspresionisme ini mencirikan bentukan art deco yang terlihat dari ekspose balok pada lebihan atap yang juga berfungsi sebagai peneduh jendala.
Arti ekspresionisme ialah penekanan ekspresi dan seni pada suatu bangunan. Unsur art deco adalah bagian dari ekspresionisme yang menggambarkan bentukan geometris. Tak hanya art deco, beberapa arsitektur juga menggambarkan bentuk dinamis yang disebut sebagai art nouveau.
Corak art deco terlihat dari railing pagar balkon yang ada di lantai atas. Bentukan itu berkonsep geometris dengan persegi dan lingkaran. Sedangkan motif sulur pada kaca dan jendela hotel menampakkan unsur art nouveau.
Hal menarik lain dari hotel ini yakni mempunyi lift terbuat dari kayu produk dari Swedia. Hotel Niagara juga mempunyai salah satu bagian klasik yang asli dari Eropa. Salah satunya yakni lift kayu yang bermerek Asea. Lift ini didatangkan langsung dari negara asalnya, Swedia dan diproduksi sekitar tahun 1900-an.
Di samping itu, keramik yang terpasang di lobi hotel ini diklaim masih asli sejak awal berdirinya hotel. Kiranya di saat kini mungkin tak akan bisa ditemukan model keramik geometris tersebut di toko bangunan manapun. Pun dengan lantai tangga hotel yang menyerupai karpet, jangan salah melihat karena sebenarnya motif itu dibentuk dari keramik yang menjadi ciri khas Hotel Niagara.
Tangkapan Mata Lensa
blusukanedan PSL di Hotel Niagara Lawang