Istana Siak Sri Indrapura Bukti Kejayaan Kerajaan Melayu Islam di Riau

Istana Siak Sri Indrapura
Share this :

“Setelah berpuluh-puluh tahun tidak menyambangi tanah lelulur, ada kesempatan menghadiri acara salah satu sanak keluarga yang mempunyai hajatan pernikahan itu sesuati banget. Kesempatan mengingat masa kecil, juga memburu kuliner,” tutur Teddy A. Permana mengawali cerita kunjungannya di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Betapa tidak, lebih dari 35 tahun lalu, sejak orangtuanya berpindah-pindah tugas, ia baru kali ini ada kesempatan balik kunjung di tanah lelulurnya, Siak. Tanah yang menyimpan bukti sejarah kejayaan masa lalu, berupa berbagai bangunan cagar budaya seperti Istana Siak Sri Indrapura, Masjid Syahabuddin, dan Makam Sultan Syarif Kasim II, tambah pria yang akrab di panggil Bang Tedd.

Peta Kabupaten Siak, Provinsi Riau
Peta Kabupaten Siak, Provinsi Riau (Foto : Google)

Istana Siak Sri Indrapura dan Sekilah Sejarahnya

Bangunan yang terdiri atas dua lantai, Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan, yakni ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan.

Sedangkan lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahats serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana.

Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada 1723 M. Kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga pada abad ke-20.

Kerajaan Siak merupakan pecahan dari Kerajaan Melayu. Dua tokoh kerajaan kemudian berseteru, yaitu Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dengan Sultan Suleiman yang dibantu oleh Bugis. Karena kalah, Sultan Abdul Jalil menyingkir.

Istana Siak Sri Indrapura di Jl. Sultan Syarif Kasim, Kabupaten Siak
Istana Siak Sri Indrapura di Jl. Sultan Syarif Kasim, Kabupaten Siak (Foto ; Bang Tedd)

Beliau berpindah-pindah tempat, mulai ke Johor, Bintang, Bengkalis, dan akhirnya pedalaman Sungai Siak, Buantan. Ibukota Kerajaan Siak pun sempat beberapa kali pindah, di antaranya di Buantan, Mempura, Senapelan, Mempura. Terakhir ibukota berlokasi di Kota Tinggi atau Siak Sri Indrapura.

Istana Siak Sri Inderapura atau Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim.

Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri atas empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.

Lokasi dan Jalur Tempuh

Lokasi Istana Siak Sri Indrapura berada di Jl. Sultan Syarif Kasim, Kabupaten Siak. Berjarak sekitar 100 km dari kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau. Jarak itu bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam perjalanan.

Bila ingin Istana Kerjaan Siak Sri Indrapura, dari Pekanbaru bisa menggunakan transportasi umum melalui jalur darat ataupun sungai. Namun bagi yang akan menggunakan kendaraan pribadi, dapat mengikuti jalur akses jalan yang ada di dalam peta maps.

Jika berangkat dari Pekanbaru, maka pengunjung membutuhkan waktu sekitar 2-2,5 jam perjalanan melewati jalur darat. Selain dari darat, Istana Siak juga bisa ditempuh dengan naik speed boat dari pelabuhan Pelita Pantai Kota Pekanbaru. Lama perjalanan tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan jalur darat, yakni lebih kurang dua jam perjalanan.

 Kota Siak Sri Indrapura
Kota Siak Sri Indrapura (Foto : Bang Tedd)

Pemda Kabupaten Siak sebagai pengelola operasional Istana Siak, menjadwalkan kunjungan untuk umum setiap hari pukul 09.00-17.00. Untuk memasuki Istana Siak Sri Indrapura, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi tiket masuk sebesar Rp10.000,00 per orang untuk dewasa, dan Rp5.000,00 per orang untuk anak-anak.

“Siak Sri Indrapura, kota yang berjuluk Negeri Istana, yang menyimpan potensi warisan budaya Melayu masa lalu, khususnya terkait perkembangan Islam di Tanah Melayu dan keindahan alam, layak untuk Anda kunjungi. Selain itu, Anda akan disuguhi wisata kuliner khas daerah Siak,” pungkas Bang Tedd.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *