“PSL Goes to Sumenep”, #blusukanedan Mengulik Bangunan Kuno di “Sumenep Soul of Madura”

“PSL Goes to Sumenep”, #blusukanedan Mengulik Bangunan Kuno di "Sumenep Soul of Madura"
Share this :

Membersamai PSL (Pernak-Pernik Surabaya Lama) dalam acara bertajuk “PSL Goes to Sumenep”. “PSL Goes to ….” yakni kegiatan khas PSL bertagar #blusukanedan tak hanya di Kota Surabaya, pun di berbagai kota lain. “PSL Goes to Sumenep”, kali ini jalan-jalan sambil blusukan mengulik sejarah bangunan kuno di Kota Sumenep dan sekitarnya, Sabtu (30/11/2024) hingga Minggu (1/12/2024).

Kabupaten Sumenep terletak di ujung timur Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dengan ibu kota di Kecamatan Kota Sumenep. Wilayah ini memiliki luas 2.093 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1.142.210 jiwa berdasarkan sensus tahun 2023, sebagaiman dikutip dari id.wikipedia.org.

Sedangkan Kota Sumenep berjarak 165,8 km atau 102 mil dari Kota Surabaya itu bisa ditempuh 4-5 jam perjalanan dengan kendaraan beroda empat via Jalan Nasional 21 dan Jalan Raya Pamekasan – Sumenep atau Jalan Raya Sumenep-Pamekasan via Jalan Talang Siring.

“PSL Goes to Sumenep”, #blusukanedan Mengulik Bangunan Kuno di "Sumenep Soul of Madura"

Julukan “Somekar” atau “Sumekar” disematkan pada kabupaten ini, dalam bahasa Madura berarti “osok mekar” atau “tunas muda yang mulai mekar.” Julukan ini menggambarkan perjalanan sejarah Sumenep yang berkembang sejak abad ke-16, ketika Tumenggung Kanduruwan, putra Raden Patah (Sultan Demak pertama), menyebarkan ajaran Islam di wilayah ini.

Sejak 2014, Sumenep mengusung city branding sebagai “Sumenep Soul of Madura,” yang bermakna sebagai “Sumenep Jiwa Madura”. Branding ini mencerminkan esensi Pulau Madura dari segi budaya, religiusitas, dan kekayaan alam, sekaligus mempertegas identitas Sumenep di kancah nasional dan internasional.

Selain itu, Sumenep dikenal dengan berbagai julukan, seperti “Kota Keris” karena menjadi pusat pembuatan keris, yakni di Desa Aeng Tong-Tong Kecamatan Saronggi. Pada 2014, desa ini dinobatkan UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan Empu Keris terbanyak di dunia. Juga “Bumi Garam” sebagai daerah penghasil garam utama dengan Kalianget sebagai Kota Tua.

Pun sebagai “Bumi Potre Koneng” yang terinspirasi dari legenda Putri Kuning. Juga sebagai “Permata Madura”, lantaran pesonanya yang istimewa dari segi sejarah, budaya, hingga kekayaan alam. Dengan keunikan dan kekayaan yang dimiliki, Sumenep tidak hanya menjadi pusat budaya Madura, namun juga destinasi wisata yang kaya nilai sejarah, alam, dan potensi ekonomi.

Acara #blusukanedan PSL diikuti oleh 12 anggota, yakni Chrisyandi Tri Kartika (founder PSL), Stefanus Nuradhi, Nur Badriyah, Mak Ririe, B.G. Fabiola Natasha, Maya Winata Lim, Citra Rachman, Rimbun Vidi Rahman, Sakuntala Verlista, Tama Dinie, Devi Anggia, dan Ali Muchson. Selama di Sumenep rombongan ditemani guide lokal, Rhiyananta, yang orangnya humble.

Di Sumenep, #blusukanedan mengulik bangunan-bangunan kuno dan kearifan lokal, yakni di Keraton Sumenep, Museum, Masjid Jamik Sumenep, Asta Tinggi, kearifan lokal Kampung Pasir Legung Timur, Benteng Kalimo’ok, Kerkhof Kalimo’ok, dan Kota Tua Kalianget, serta tak ketinggalan kuliner khas lokal. Masing-masing objek #blusukanedan akan dijadikan artikel tersendiri secara berantai. Sabar menunggu ya!

Featured image by: Rhiyananta

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *