Kurun waktu 43 tahun bukanlah waktu yang singkat, ini setara dengan 516 kali bulan purnama. Bertemu kembali dengan siswa angkatan tahun 1984 dan guru-guru SMP Negeri 3 Sumenep dalam reuni adalah momen yang sangat membahagiakan. Reuni membuka kembali ruang ingatan kita bersama teman seangkatan maupun guru pada masa-masa ketika masih bersekolah dulu. Acara digelar di Kafe KWK Sumenep, Kamis (23/5/2024).
H. Safiudin, S.H., M.H., Ketua Alumni Angkatan 1984 sekaligus inisiator acara reuni, mengatakan bahwa reuni kali adalah kesempatan untuk mengumpulkan kembali teman seangkatan dan guru-guru untuk berbagi kenangan, dan mengenang masa lalu. Reuni juga merupakani momen yang penting untuk menghargai hubungan dan ikatan yang terjalin hingga kini.
“Acara reuni membuka kembali ruang ingatan kita bersama teman seangkatan maupun guru pada masa-masa ketika masih bersekolah dulu. Bertemu dengan teman-teman lama dan guru-guru mengingatkan kembali momen-momen unik yang menyenangkan, mungkin juga menyebalkan, sehingga kini memunculkan suasana memorabilia,” tambahnya.
Dengan reuni seolah dapat membuat kita merasa kembali muda. Bertemu dengan teman-teman lama dan mengingat kembali masa-masa sekolah dapat menghidupkan kembali semangat dan energi yang mungkin telah terkikis seiring bertambahnya usia dan kesibukan masing-masing, pungkas pria sebagai ASN di Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Sumenep.
Bolehlah saya flashback pada 43 tahun silam, tepatnya pada tahun 1981. Setelah lulus program Diploma 1 angkatan pertama tahun 1979/1980 IKIP Negeri Surabaya, pada 1 Janiari 1981 saya mendapat penugasan mengajar di SMP Negeri 3 Sumenep. Saat itu sekolah masih menempati gedung lama bekas ST (Sekolah Teknik) Negeri Sumenep di Desa Pabean, Kecamatan Kota Sumenep.
“Tugas mengajar di SMP Negeri 3 Sumenep ini saya jalani hingga pada 31 Agustus 1989, lantaran saya minta mutasi tugas mengajar di SMP Negeri 23 Surabaya,” kata saya.
Bagi saya yang telah lama berpisah, acara reuni dapat menjadi momen yang saya tunggu-tunggu untuk bertemu kembali. Reuni tak sekadar untuk mengobati rasa rindu, namun juga memberikan kebahagiaan secara emosional. Berkumpul bersama orang-orang yang pernah berada dalam lingkungan yang sama dapat memberikan perasaan bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan hidup ini.
Di samping itu, melihat kesuksesan para mantan siswa dalam berbagai bidang profesi mereka geluti, adalah sebuah kebahagian sebagai mantan gurunya. Memang, pendidikan adalah investasi jangka panjang tak seperti menggoreng pisang, dibolak-balik matang. Baru dalam 10, 20, atau 30 tahun berikutnya, barulah kita tahu hasil dari investasi pendidikan. Yakni, gambaran kehidupan senyatanya saat kini bagi setiap individu.
Memorabilia di Sumenep kali ini tak melulu bertemu mantan siswa dan guru, tentu ada bonus tersendiri yakni sembari explore menu-menu kuliner kearifan lokal favorit saya ketika masih di Sumenep dulu. Seperti kaldu kokot (kikil), soto ‘sabreng’ (ketela pohon), rujak ‘sabreng’, apen, campor, sate kambing, dan menu-menu ikan laut. Selain juga ke beberapa destinasi wisata seperti di Pantai Slopeng, dan Pelabuhan Kalianget.
Tentang menu-menu kuliner kearifan lokal dan sebagian destinasi wisata yang sempat saya kunjungi selama saya di Sumenep akan saya tulis menjadi artikel tersendiri dan diunggah pada kesempatan berikutnya. Mohon sabar menunggu ya!
Tangkapan Mata Lensa
Reunion: Memorabilia 43 Tahun Silam dengan Siswa Angkatan 1984 dan Guru
SMP Negeri 3 Sumenep




























