Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!

Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Share this :

Kegiatan dalam Rangka #BlusukanEdan PSL (Pernak Pernik Surabaya Lama) Goes to Semarang

Dengan berbagai versi cerita yang beredar, keberadaan sejarah rumah Abraham Fletterman semakin menambah daftar panjang legenda urban yang mengedari Kota Semarang. Rumah ini, dengan segala kisah yang melekat padanya, terus menarik minat orang-orang untuk menggali lebih dalam tentang sejarahnya yang telah lama terkubur waktu di balik dinding-dinding tuanya.

Legenda urban yang berada di rumah ini menambah kekayaan sejarah Kota Semarang, menyedot pembaca atau pendengar untuk mengulik lanskap kota ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa cerita masa lalu masih hidup dan beresonansi di hati masyarakat hingga kini. Kisah-kisah ini membuka pintu penasaran, mengajak semua untuk mengungkap dan menghidupkan kembali sejarah peninggalan budaya masa lalu.

Berangkat dari pintu penasaran tersebut, PSL Goes to Semarang, yakni jalan-jalan dengan tag line #blusukanedan dengan narasi Mengulik Jejak Arsitektur Kuno, Menghidupkan Sejarah mengadakan acara tak sekadar untuk melihat dari dekat namun juga ingin merasakan atmosfer historisnya. Berangkat 13 orang anggota yang tergabung dari Surabaya, Sidoarjo, dan Malang, pada Sabtu (24/8/2024).

Rumah Fletterman merupakan sebuah rumah milik Abraham Fletterman yang beralamat di pertigaan Jlalan Veteran dan Jalan Kyai Saleh, yang tepatnya di Jalan Kyai Saleh No. 15 Kota Semarang. Rumah ini pernah dibuat sebagai salah satu lokasi syuting film Beranak dalam Kubur, film drama-horor Indonesia yang dibintangi Suzanna, merupakan masterpiece film Ratu Horor Suzanna yang dirilis pada tahun 1971.

Dalam buku Cultural Heritage of Indonesia: Semarang and Surroundings yang ditulis oleh Purwanto dkk. Bahwa rumah Abraham Fletterman dikenal dengan gaya arsitektur Indische Empire. Gaya ini merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial Belanda dengan elemen-elemen lokal Indonesia, umumnya menampilkan ciri-ciri khas seperti atap tinggi, jendela besar, dan ruang lapang untuk sirkulasi udara.

Elemen-elemen tersebut disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia, memungkinkan rumah tetap sejuk dan nyaman meski dalam cuaca panas. Rumah yang dirancang dengan gaya arsitektur yang unik, mencerminkan budaya dan estetika pada zamannya. Di atas lahan seluas 3.602 meter persegi, menjadikan rumah Abraham Fletterman berhalaman luas, baik di depan maupun halaman samping dan belakang.

Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Abraham_Fletterman bahwa Abraham Fletterman, pemilik pertama rumah ini, lahir di Den Haag, Belanda, pada 13 Desember 1888. Abraham meninggal di Semarang pada 26 Mei 1959 dan dimakamkan di Mount Carmel, Ungaran, Kabupaten Semarang., Abraham, seorang arsitek, merupakan orang Belanda berjiwa sosial yang sangat tinggi.

Corrie Fletterman-Smith, istri Abraham, juga orang Belanda. Corrie lahir di Kabupaten Wonogiri. Semasa hidupnya, Corrie mendirikan sebuah yayasan bernama Mardi Waluyo pada 1958 di Kota Semarang. Cikal bakal yayasan ini yakni perkumpulan bernama Vereeniging tot Bevordering van de Inlandsche Ziekenverpleeging, dan didirikan di Kota Semarang oleh orang Belanda pula pada 1914.

Yayasan tersebut berdiri ketika Hindia Belanda mengalami zaman Politik Etis, bertujuan untuk meningkatkan perawatan bumiputra yang sakit. Corrie meninggal pada Oktober 1965. Rumah yang dibangun sekitar tahun 1890-an, kini dikelola oleh Yayasan Mardi Waluyo. Dihibahkan pada 2013 oleh pemilik terakhir, Elly Krisanti, sebagai penghormatan kepada Corrie selaku salah satu pendiri.

Meski awalnya bangunan ini menyimpan legenda urban beraura mistis, seiring berjalannya waktu berubah menjadi populer sebagai tempat jujugan wisata arsitektur, tempat berdiskusi, prewedding, resepsi pernikahan, maupun acara-acara lain. Bahkan saat PSL berkunjung di rumah tersebut siang itu, beberapa orang dari vendor acara pernikahan sedang prepare untuk acara resepsi pernikahan pada Sabtu petang.

Tangkapan Mata Lensa
Mengulik Arsitektur Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang

Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!
Rumah Abraham Fletterman di Kota Semarang, Ini Seputar Narasi Historisnya!

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *